Selasa, Desember 27, 2011

Semanggi Suroboyo

"Semanggi Suroboyo, Lontong Balap Wonokromo" itu adalah penggalan lagu Suroboyoan yang tiba-tiba terlintas di pikiranku saat melihat penjual semanggi Suroboyo di samping kantor Jawa Pos raya Karah Agung Suroboyo. Terus terang selama ini yang kuketahui makanan Semanggi Suroboyo dijajakan ibu-ibu yang menggendong barang jualannya keliling dari kampung ke kampung, dan dari perumahan ke perumahan di Surabaya. Jika hari ini ibu penjual semanggi itu lewat kawasan perumahan Rungkut Madya, jangan harap besuk siang ketemu ibu itu lewat di depan perumahan itu lagi sebab bisa saja sudah berpindah ke kawasan Kenjeran atau Sutorejo untuk menjajakan makanannya. Alias selalu perpindah-pindah tempat.

Kalau sedang ingin semanggi Suroboyo biasanya aku bela-belain pagi-pagi ke kawasan Kupang dekat pemberhentian bis kota (JMP-Kupang -Bungurasih) di jl Diponegoro. Soalnya kalau sekitar jam 8-9 pagi, beberapa penjual semanggi Suroboyo berkumpul disini sebelum berpencar ke berbagai pelosok kota Surabaya. Umumnya mereka memang berasal dari satu wilayah yaitu Benowo (salah satu kecamatan di Surabaya bagian barat yang sudah dekat dengan Gresik).
Sekarang ini warga di sekitar kawasan Ketintang, Karah Agung, Jambangan tak perlu menunggu pedagang semanggi keliling ini jika ingin makan semanggi Suroboyo. Sejak setahun yang lalu ada yang sengaja membuka stan semanggi Suroboyo di raya Karah Agung, selatan kantor Jawa Pos. Penjualnya mengaku bernama ibu Sumiati (Sumiati atau Sunarti ya, lupa aku). Perempuan berjilbab ini mengaku juga berasal dari Benowo. Dulunya ia juga pedagang semanggi suroboyo keliling tetapi sejak tahun lalu ia memutuskan berdagang di Karah Agung.
Daun semanggi untuk bahan dagangannya ia dapatkan hasil kiriman petani semanggi di kawasan Kandangan Surabaya. " Daun semanggi ini ditanam di tambak-tambak, hampir mirip dengan kangkung," jelasnya. Mungkin tak banyak jumlahnya, makanya sulit mendapatkan daun semanggi ini di pasar tradisional. Penyajiannya semanggi Suroboyo terdiri dari daun semanggi rebus, taoge rebus, dan diguyur bumbunya.

Bumbu semanggi suroboyo sekilas mirip bumbu pecel tapi jelas beda. Karena bahan dasarnya tak hanya kacang, tapi juga ubi, petis dan beberapa rempah-rempah. Rasa bumbunya sekilas memang mirip bumbu pecel dan gado-gado tapi lebih terasa rasa ubinya. Tak terlalu manis meski tak asin juga.Pokoknya enak deh.  Jika suka pedas tinggal menambah sambal. Paling enak dimakan dengan krupuk puli lebar. Penyajiannya biasanya pakai pincuk daun dan krupuk ini berfungsi sebagai suru atau sendoknya. Mantaplah. Harga seporsi semanggi suroboyo lengkap dengan krupuknya adalah 5 ribu perak. Masih murah kan?




2 komentar:

Bonek mengatakan...

Mantaaaaaaaaaaaap dan langkah

Yuni Rachmi mengatakan...

@Bonek : Semanggi Suroboyo kebanggaan arek Surabaya. hehehe. Thanks udah mampir