Rabu, Maret 01, 2017

Nikmatnya Sate Sumsum dan Tumis Lorjuk

Alhamdulillah akhirnya bisa ngeblog lagi. Setelah sekianlama disibukkan dengan berbagai kegiatan. Pagi ini saya kangen menulis cerita kuliner. Semenjak pensiun dari pekerjaan di media memang saya sudah jarang sekali bepergiaan keluar kota. Pekerjaan kantoran yang sulit cuti menjadi salah satu penyebabnya. Walaupun begitu soal kuliner saya masih tetap suka. Walau sekarang lebih seringnya kuliner di sekitar Surabaya.

Kemarin malam kantor mengadakan acara penutupan panitia pameran. Kami diundang makan malam di Ria Resto Gallery di kawasan jl Bangka Gubeng Surabaya. Ria Resto Gallery merupakan salah satu rumah makan lama. Sudah berdiri sejak tahun 1985. Kesan dari luar saja sudah terkesan kuno. Mulai bangunan dan furniturenya identik masa lampau. Namun bersih dan nyaman.

Kami sengaja menyewa satu ruangan meeting untuk acara makan malam ini. Setelah selesai rapat, kami diperbolehkan memilih menu sesuai selera. Dari buku menu baru saya mengerti jika memang makanan Indonesia lah yang jadi menu andalan resto ini. Mulai dari nasi goreng, rawon, gado-gado, tahu telur, gurami goreng, pepes jangkang pun mereka tawarkan.

Setelah melihat lihat menu saya memutuskan memilih satu menu yang menurut saya agak asing dan belum pernah mencobanya. Namanya Tumis lorjuk. Lorjuk salah satu ikan dari laut. Sekilas mirip kerang. Sebelumnya saya sudah pernah mencoba makan keripik lorjuk dan rengginang lorjuk yang gurih. Lalu seperti apakah ya penampakan tumis lorjuk.
Begitu disajikan, ternyata tumis lorjuk tampak beda. Lorjuknya tidak digoreng kering seperti keripik umumnya tapi agak basah. Dimasak dengan menggunakan irisan bawang merah, putih, cabe merah, cabe hijau, cabe rawit dan daun bawang yang diiris besar-besar. Dengan tambahan kecap manis, garam, gula dan beberapa bumbu lainnya. Rasanya menurut saya manis sekali. Lebih cocok dimakan dengan nasi putih. Harga seporsi lorjuk Rp. 52.000,-. Bisa untuk 2 orang.

Saya lirik teman memilih menu lontong dan sate sumsum. Saya sudah pernah makan sop sumsum tapi untuk sate sumsum saya belum pernah coba. Saya mencoba 2 tusuk sate sumsum sapi ini. Rasanya uenaaak. Lumer sumsumnya. Dibakar dengan kecap.Sebelum dimakan dicelupkan bumbu kacang yang diberi sambal, irisan bawang merah dan jeruk nipis. Beneran ini lebih enaak. Pantas jika harganya mahal. Sepuluh tusuk sate sumsum dihargai Rp. 63.000,-


 Untuk minuman yang jadi andalan  disini adalah es siwalan istimewa. Seperti es kelapa dan diberi buah siwalan. Rasanya manis dan segar. Harga segelas es siwalan ini Rp. 43.000,-. Hm mahaaaal banget. Pantes enak.


Tapi menurutku lebih nikmat es puding buah lecinya. Puding putih dengan 2 buah leci yang besar disajikan bersama air dan es batu. Perpaduan rasa manis, asam dan segar. Segelas es puding buah leci ini harganya Rp. 30.000,-.


Tak ada yang murah disini. Sebanding dengan rasanya. Tak apa-apa sekali-kali merasakan makanan mahal. Mumpung gratis. Terimakasih, bos.

Senin, September 08, 2014

Kuliner Sekitar Bandara Juanda ( 1)

Halo para penggemar kuliner. Saya kembali berbagi beberapa tempat makan yang bisa Anda kunjungi. Kali ini di sekitar bandara Juanda Sidoarjo. Bila Anda sedang dalam perjalanan ke Bandara Juanda, transit dan beraktivitas di sekitar sana di malam hari, Anda bisa mencoba makan di beberapa tempat yang saya rekomendasikan ini. Ini khusus buat yang gemar makanan pedas.
1. Bebek Teroris
Warung bebek teroris ini berada di jalan Sedati Gede Sidoarjo. Beberapa waktu yang lalu sempat kebakaran, sekarang sudah dipenbaiki dan direnovasi lebih bagus. Ada tempat makan lesehanya juga. Menunya juga jadi lebih bervariasi. Mulai, bebek teroris, bebek goreng, ayam goreng, tahu/tempe/terong goreng, lele, ikan goreng dan pepes bebek. Minumannya juga tak cuma es teh dan es jeruk, tapi sekarang ada berbagai juice buah. Menu paling favorit adalah bebek teroris. Bebeknya dimasak dalam kuah super duper pedas. Yang perutnya tak tahan tidak saya anjurkan. sebab bisa langsung melilit. Lebih baik coba menu yang lain saja. Bebek/ayam gorengnya juga enak. Ada beberapa pilihan sambel, sambel ijo, rica, tra
si, dan pencit. Diberi kuah kuning juga. Hm maknyus. Kemarin saya mencoba menu baru pepes bebek, wow ternyata enak juga. Silakan coba.
Bebek Teroris
Pepes bebek
2. Bebek Harisa
Masih untuk penggemar bebek, di jalan Raya Tropoda juga dibuka rumah makan Bebek Harisa. Ini cabang dari yang ada di jalan MerrC Surabaya. Banyak pilihan menunya, mulai bebek goreng, bebek lombok ijo, bebek putri madura dll. Yang tak suka bebek bisa pilih menu ayam kampung goreng. Rasanya lumayan. Untuk minumannya juga macam-macam. Harga bervariasi.




3.Lele Bakar Pedas 99

Untuk yang suka lele, bisa mencoba kuliner Lele Bakar Pedes di warung Lele Bakar pedas 99. Lokasinya di jalan Sedari Agung Sidoarjo. Menunya mulai lele bakar pedas, lele goreng guring, ayam bakar, sate tahu dll.  Lele bakarnya berbumbu enak. Sate tahunya juga mantap. Mirip tahu bakso dipotong kotak-kotak. Pakai bumbu kacang. Harga murah. Ayo silakan coba bila Anda suka.



Mampir Kuliner Di Mojokerto

Kalau Anda dalam perjalanan dari Surabaya ke Solo atau Kediri atau sebaliknya dan melewati kota Mojokerto, dan sedang dalam posisi kelaparan maka anda bisa mencoba makan di beberapa tempat makan yang ada di Mojokerto. Bila Anda lewat bypass, Anda bisa mencoba makan di warung Sagu, depot Anda, Warung sop ayam Pak De Klaten, dan sebagainya. Tetapi bila Anda masuk dalam kota Mojokerto, saya merekomendasikan beberapa tempat ini.
1. Soto Daging H. Sukron Mahmud
Soto Daging H Sukron Ahmad ini berlokasi di jalan Mojopahit. Menurut H Sukron, dulunya ia berdagang kelilingan dengan gerobak dorong. Lalu ia menyewa tempat untuk berjualan di sekitar jl. Mojopahit. Sejak sekitar 10 tahunan ini ia sudah mempunyai tempat sendiri untuk membuka usaha warung soto dagingnya di jalan Mojopahit. Tempatnya luas. Pakai pikulan untuk menata dagangannya, sama seperti umumnya warung soto daging madura. Satu porsinya sekitar 18-20 ribu. Bisa pilih daging atau jerohan. Potongannya besar-besar. Tapi empuk. Kuahnya bening dan gurih. Mantap. Buka dari pagi hingga malam. Bisa mampir kesana jika Anda lewat Mojokerto.

2. Warung Pojok
Untuk penggemar soto daging juga, Anda bisa mencoba makan soto di Warung Pojok jl. Bayangkara. Saya mampir disana saat buka puasa bulan Ramadhan kemarin. Pembelinya sampai rela antri demi bisa makan disini. Soto Dagingnya komplit, kuahnya juga lebih bening. Rasanya juga enak. Bila tak suka soto, Anda bisa memesan sate ayam. sate ayam Warung Pojok ini juga lumayan enak. Dagingnya empuk. Bumbu kacangnya juga lezat. Kemarin kami memesan 2 porsi soto tanpa nasi, seporsi sate ayam tanpa lontong dan teh tawar 2. Dan kami hanya membayar tak sampe 50 ribuan. Murah kan. Enak pula.
3. Nasi Pecel Mbak Toety
Bila Anda melintas malam hari, dan tak suka makanan berlemak, anda bisa mencoba mampir ke warung Nasi Pecel Mbak Toety. Lokasinya juga di jalan Bayangkara. Lebih dikenal dengan pecel Stasiun karena dekat stasiun Mojokerto dan bahkan dulu l,okasinya di dalam stasiun Mojokerto. Nasi pecelnya mantep.e  Sayurnya beragam, mulai taoge, kacang panjang, kangkung dan sebagainya. Sambel pecelnya tak terlalu pedas. Lumayanlah. Apalagi rempeyeknya juga empuk dan gurih. Perpaduan yang pas. Bila ingin tambah lauk, Anda bisa memilih sesuai selera, sate daging, rolade daging, ayam goreng, telur dan lain-lain. Harga standard, untuk 3 porsi pecel, 3 lauk dan 2 es teh mesti bayar sekitar 50 ribuan. Silakan coba bila lewat Mojokerto.


Rabu, September 03, 2014

Pondok Wong Palembang

Sudah beberapa bulan ini saya tidak nyanyi, "Ke Jakarta aku kan kembali. Walaupun apa yang telah terjadi". Rasanya kangen juga dengan hiruk pikuk ibu kota. Tapi mau bagaimana lagi, belum ada tugas yang mengharuskan saya ke Jakarta. Jadi santai saja di kantor. Namun rindu juga saya pada para sahabat di Jakarta. Mereka biasanya selalu saya todong menemani hang out, jalan-jalan dan wisata kuliner bila saya sedang berada di Jakarta. Trio Ting Tong, miss U.
Kalau sedang sama-sama punya waktu luang, kami suka bikin janji ketemu dan mencoba menu baru. salah satu tempat yang pernah kami kunjungi adalah Pondok Wong Palembang. Lokasinya di jalan Veteran, samping Ragusa Ice Cream. Tak jauh dari tempat kost saya di Pasar Baru. Saya naik bajaj dari Pasar Baru kesini.
Namanya juga Pondok Wong Palembang tentu menunya adalah makanan khas Palembang. Kami sengaja memesan beberapa macam menu yang berbeda supaya bisa mencobanya.
Pempek Palembang
Mi celor




Pindang patin

Kami tak memesan pempek kapalselam, hanya lenjer dan adaan. rasanya enak, bumbunya juga mantap. Pindang patinnya juga maknyus. Kuahnya asam tapi lezat. Mi celornya juga lumayan. Ga rugi deh makan disini. Harganya standard Jakarta, sekitar 25-30 rb an. Minumannya juga banyak pilihan, ada bermacam juice. Tapi yang paling khas jelas es kacang merah. wajib dicoba. Yang suka makanan Palembang, mesti mencoba kesini kalau ke Jakarta.


Menemani Backpacker Keliling Kediri

Salah satu kawan baik dari Bandung berkesempatan mampir di kota kelahiran saya Kediri, pertengahan bulan Agustus. Sheiba namanya. Dia sedang mewujudkan impiannya keliling Indonesia naik sepeda motor sendirian. Ia sudah mulai berangkat berkelana sejak hari kedua Lebaran kemarin. Sekarang ia sudah menempuh jarak lebih dari 2500 km dan sudah sampai Lombok. Hebat. Benar-benar seorang travelling sejati. Saya saja yang juga hobi travelling, belum seberani itu. hehehe.
Sheiba sempat 5 hari menginap di rumah saya di Kediri dan berkeliling di Kediri, Tulung Agung dan Trenggalek. Saat saya libur, saya ikut menemaninya keliling kota Kediri. Mulai berwisata kuliner, mi goreng tektek di Kyai Mojo, makan nasi gurih di Untung Suropati hingga makan bakso Barokah di Letjen Suprapto. Juga jalan-jalan ke beberapa tempat wisata di Kediri. Meski lahir dan besar di kota Kediri, saya jarang mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di kota Kediri.
Lokasi yang kami kunjungi pertama kali adalan Petilasan Pamuksan Sri Aji Joyoboyo. Raja Kediri yang paling terkenal dengan ramalannya itu. Tempat ini paling ramai dikunjungi orang saat ada upacara 1 syuro. Tapi di hari-hari biasa juga ada orang yang berziarah dan berdoa disini. Lokasi tempat ini di desa Pamenang Kecamatan Pagu,sekitar 15 km dari kota Kediri.


Lokasi kedua yang kami datangi adalah monumen simpang lima Gumul. Tempat ini jadi kebanggaan kota Kediri. Bangunan megah ini setinggi 28 m yang terdiri dari 8 lantai.Bentuknya menyerupai L Arch D trimphe di Perancis. Bedanya dioramanya sejarah kediri dalam gedungnya,. Tempat ini tak pernah sepi pengunjung. Apalagi di akhir pekan, banyak penjual kaki lima yang menjual berbagai makanan khas Kediri.
Dari sini, kami langsung menuju kawasan barat kota Kediri. Sebenarnya banyak tempat wisata yang bisa kami kunjungi seperti Goa Pohsarang, Goa selomangleng, Air Terjun Dolo dll. Tapi bukan tempat itu yang kami singgahi. Kami pergi ke wisata alam Sumber Podang.  Lumayan jauh, dari terminal Tamanan kami naik ke arah barat. Melewati Bukit Daun, Waterpark dan jalanan menanjak baru kami sampai pintu masuk Wisata alam Sumber podang. Dari tempat parkir kami berjalan menuju ke sumbernya. Airnya jernih, senang sekali duduk di bebatuan sambil main air.

u



Puas main air, kami kembali. sebelumnya kami mampir ke salah satu cafe disana. Dari cafe itu kami bisa duduk santai sembari melihat pemandangan sekitar yang hijau dan indah. Menunya bermacam. Kami memesan juice dan kentang goreng. harganya standard. Sabtu siang jadi banyak juga yang nongkrong di sini. Setelah kenyang kami pun pulang. sebenarnya masih banyak tempat lain yang bisa dikunjungi tapi kemarin waktu terbatas. Tak apa sudah senang bisa menemani sheiba keliling Kediri. Sebab belum bisa ikut menemaninya keliling Indonesia.hehehe

Selasa, September 02, 2014

Semalam di Cilegon dan Anyer

Hari ini saya baru sempat memindahkan file foto-foto di BB ke komputer dan baru tersadar ternyata banyak perjalanan wisata dan kuliner yang belum sempat saya tulis di blog ini. Meski udah lewat lama tapi tak apalah sebagai bukti oetentik bahwa saya pernah mengunjungi tempat-tempat ini. Salah satu lokasi yang sempat saya kunjungi tahun lalu adalah Anyer. Sebenarnya itu di luar rencana. Gara-gara kumpul-kumpul Taman Anggrek Jakarta, saya jadi berkesempatan menemani salah satu sahabat saya, Yusi pulang ke rumahnya di Cilegon. Kebetulan saat itu ia berkendara mobil sendiri. Kami pulang sudah malam dari Jakarta menuju Cilegon. Kami melewati tol dari Jakarta ke arah Merak sebelum akhirnya berbelok ke kota Cilegon. Hampir jam 10 malam ketika kami masuk kota Cilegon. Satu kata, jalanan di kota tersebut sudah lenggang. seperti umumnya kota kecil. Kami langsung beristirahat.

 Sesudah sholat Subuh kami sudah bangun dan mengantar Nanda, anak sulung Yusi yang kebetulan harus kembali masuk ke sekolah. Dia mendapat beasiswa di sekolah negeri berasrama di Pandeglang. Jadi judulnya mendadak ke Pandeglang. Saya sangat menikmati melewati tempat-tempat baru yang belum pernah saya kunjungi menuju Pandeglang. Mulai Cilegon, Serang hingga Pandeglang kehidupan mulai mengeliat. Orang-orang sudah tampak mulai berangkat ke pasar, bekerja atau sekolah. Di sepanjang jalan sempat melihat banyak warung duren, warung yang menjual buah duren maksud  saya. Tapi kami tidak mampir. Karena ga mungkin pagi-pagi makan duren. Sesudah menurunkan Nanda di sekolahnya, kami balik ke Cilegon. Karena masih pagi, beberapa warung makan khas Cilegon belum buka. Tapi akhirnya saya diajak sarapan ke warung emperan Damkar. Lokasinya tak jauh dari kompleks Krakatau Steel. Makanan khasnya soto mi, soto kepala sapi dan soto betawi. Kami makan soto kepala sapi. Rasanya enaaak. Potongan daging kepalanya empuk, lalu kuahnya sedap, plus ada kripik emping belinjonya yang bikin makin mantap.


Untuk minumannya, saya memesan es kopyor. Es kopyor di Cilegon benar-benar dari kelapa kopyor bukan es kopyor sintetis. Dicampur dengan sirup warna merah dan es batu. Dan diberi tambahan selasih di atasnya. Suegaaar dan enaaaak.
Setelah kenyang sarapan kami melanjutkan perjalanan ke pantai Anyer. Pantai Anyer memang merupakan salah satu primadona di Banten. Pantai Anyer memiliki panorama yang indah. Kami berhenti di halaman mercusuar Cikoneng anyer yang terkenal itu.Bangunan setinggi 60 m ini peninggalan jaman dahulu kala, Dari sana juga kami bisa berfoto dengan pemandangan laut yang indah. Meski tak sempat bermain di pantai pasirputih tak apa, asal sudah bisa melihat pantai Anyer.
Bila ingin lebih puas memang seharusnya menginap semalam di Anyer. disini banyak penginapan, mulai dari yang murah hingga mahal. Tempat makan juga banyak. Umumnya menjual menu seafood. Tapi lebih enak bila malam hari. Moga lain waktu bisa kesini lagi.  Sebab siang itu saya harus segera balik ke Jakarta karena ada pekerjaan. Tapi sebelumnya kami mampir makan bakso dan minum es campur Cilegonan di dekat sekolah di kompleks Krakatausteel.. Maknyus juga meski kelas kaki lima. Penjualnya pun kebanyakan orang Jawa. hehehe.Lupa, Cilegon kan juga pulau Jawa. Maksud saya pedagangnya dari Jawa Tengah/Timur. Dan kemudian Yusi pun mengantar saya ke terminal cilegon untuk bertolak balik ke Jakarta. Rasanya belum puas , kapan-kapan ingin main ke kota ini lagi. InsyaAllah

Minggu, Agustus 24, 2014

Nyasar di Putrajaya

Waktu liburan di Penang telah usai, saatnya kembali ke Kuala Lumpur. Kami naik bis dari Komtar/tepatnya di Prangin Mall menuju Kuala Lumpur. Bisnya sempat masuk terminal Sungai Nibong sebentar sebelum akhirnya melaju menuju Kuala Lumpur. Busnya nyaman. Perjalanan memakan waktu 6 jam.Dan kami sampai di KL Sentral.  Hari menjelang sore ketika kami sampai di KL Sentral. Rasanya belum puas untuk langsung balik ke hotel. Kami pun nekat naik kereta ke Putra Jaya.
Dari terminal Putrajaya kami naik bis menuju ke Putrajaya. Anda bisa berputar-putar keliling Putra Jaya. Putrajaya adalah pusat pemerintahan Malaysia. Kantor kantor kementerian Malaysia berada di sini semua. Pemerintahan Malaysia memang sengaja memindahkan pusat perkantoran disini karena di Kuala Lumpur sudah macet sekali.  Bangunan-bangunannya menggunakan arsitektur yang indah dan megah. Bagus untuk diabadikan oleh kamera.

Sayangnya kami datang di saat yang tidak tepat, bertepatan dengan waktu pemilu dan sudah menjelang malam pula. sudah begitu tempat berhenti yang salah pula. Jadinya kami bak tersesat di tengah -tengah gedung perkantoran yang sepi. Sudah begitu menunggu bis kembali ke terminal Putra Jaya lama pula. Kami sampai harus bertanya beberapa orang yang kebetulan lewat. Kami sampai seperti putus asa. Akankan ada bis yang lewat disini. Beruntung akhirnya ada pula bis kembali ke terminal. sebenarnya dari terminal Putrajaya kami berniat naik bis ke Kuala Lumpur tapi ternyata para supir bisnya enggan melanjutnya perjalanan ke KL Sentral dengan alasan macet. Jadi mau tak mau kami tetap harus jalan ke setasiun dan naik kereta kembali ke KL Sentral.