Rabu, Desember 25, 2013

Dari KL ke Penang

Sekarang lagi hits lagu "Kereta Malam". Setiap dengar lagu itu aku jadi ingat perjalananku naik kereta malam dari Kuala Lumpur ke Penang. Sehabis dari Genting Highland kami sempat beristirahat sebentar di hotel. Dan langsung mempersiapkan diri menuju ke KL Sentral lagi. Kebetulan kami sudah memegang tiket kereta api malam dari KL Sentral menuju Terminal Butterworth. Keretanya berangkat jam 11 malam dari KL Sentral dan sampai di Butterworth pagi hari
Kereta api yang kunaikin namanya Senandung Mutiara. Kami pilih kelas Bisnis yang murah. Meski kelas bisnis tapi kereta apinya ber-AC. Tempat duduknya 2-2. Lumayanlah. Sayang tak dilengkapi charge HP, jadi cuma bisa bengong karena BB mati semalaman.Kereta api berhenti di stasiun-stasiun yang kami lewati. Yang duduk di sebelah saya seorang mahasiswi di KualaLumpur yang pulang kampung ke Butterworth karena mau ikut pemilu. Memang saat kami ke Malaysia jelang Pemilu.Makanya kereta apinya pun penuh. Semalaman tidur di kereta api nyantai saja karena saya sudah terbiasa naik kereta malam dari Surabaya ke Jakarta. Jadi tak pernah kesulitann tidur di kereta.

Mentari masih malu-malu untuk terbit saat kami tiba di Butterworth. Kami beristirahat sebentar di stasiun, cuci muka dan siap meneruskan perjalanan dengan cara menyebrang dengan menggunakan kapal laut dari terminat Butterworth menuju ke Penang. Wow senang sekali kami naik kapal laut dari Butterworth ke Penang.

Meski cuaca mendung dan gerimis tapi saya sangat menikmati perjalanan di kapal Fery antara Pelabuhan Butterworth ke Jeti George Town.Pemandangan kota Penang tampak terlihat indah dari atas kapal Fery. Di laut juga tampak banyak kapal tangki milik Shell Malaysia. Padahal kalau di Indonesia kita cuma tahu spbu Shell nya.hehehe. Buat saya menyenangkan sekali berada di kapal itu. sepertinya penumpangnya sudah setiap hari pulang pergi dari Buterworth ke Penang. Hal ini kelihatan dari penampilan mereka yang seperti mau berangkat kerja dan kuliah. Jadi kayak dari Bangkalan (pelabuhan Kamal)  ke Surabaya (Ujung) saja. Untungnya kami backpackeran yaitu cuma bawa satu tas ransel saja jadi ga kelihatan aneh.hehehe. Sayang tak terlalu lama di kapal itu dan kami pun sampai juga di Jeti George Town. Penang, I'm coming

Serunya Liburan ke Genting Highland Resort

Hallo para penggemar jalan-jalan. Sorry karena kesibukan jadi lupa berbagi cerita. Ini mumpung liburan dan belum ada kegiatan ke mana-mana jadi ingat punya banyak cerita jalan-jalan yang belum kubagikan pada teman-teman sesama penggemar travelling. Saat jalan-jalan ke Malaysia kapan hari aku juga sempat wisata ke Genting Highland Resort.

Sebenarnya kami sempat maju mundur saat hendak pergi kesana karena keterbatasan waktu. Dari Batu Caves kita malah berhenti di stasiun Kuala Lumpur, jalan ke Masjid Negara. Setelah duduk-duduk di depan masjid Negara kami melanjutkan perjalanan ke KL Sentral. Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang saat kita akhirnya memutuskan berangkat ke Genting Highland Resort. Padahal kakakku memberi tahukan padaku jika hendak pergi ke Genting Highland sebaiknya kita naik dari terminal Titiwangsa. Tapi saat kami cari informasi ternyata ada bis yang menuju Genting Highland Resort. Hingga kemudian kami pun naik bis dari KL sentral menuju Genting Highland resort. kami tak membayangkan seperti apa Genting Highland Resort itu. Perkiran kami tempat wisata yang sejuk.

Ternyata Genting Higland Resort ini merupakan puncak gunung dari pegunungan Titi Wangsa di Malaysia. Berada di perbatasan negara Pahang dan Selangor. Sekitar satu jam kami naik bis dari KL Sentral menuju Genting. Sampai di tempat kami bingung, sebab tak seperti yang kami bayangkan. Hanya ada sebuah mall yang terdiri beberapa toko yang menjual baju, buah, oleh-oleh dan sebagainya. Jauh seperti yang kami bayangkan. Lalu mana asyiknyaa kesini?

Selanjutnya kami lihat banyak orang antri naik kereta gantung. Sepertinya supaya bisamenikmati suasana Genting kami harus naik kereta gantung ini. Seumur-umur belum pernah saya naik kereta gantung. Dulu saat diajak teman naik kereta gantung di Ancol dan TMII saja saya menolak. Tapi karena sudah jauh-jauh ke Malaysia kami pun merasa perlu mencobanya.

Setelah menbayar ticket pulang pergi kami pun antri naik kereta gantung. Satu kereta gantung diisi sekitar 6 orang. Semua mesti memasang sabuk pengaman dan tak banyak bergerak di dalam kereta gantung. Ya Allah ternyata benar-benar membuatku terperangah. Antara kaget, takut, dan ngeri berbaur menjadi satu. Aku tak membayangkan bisa berada di atas kereta gantung yang berayun-ayun di atas hutan dan jurang. Rasanya ngeri jika sampai kereta gantung itu jatuh ke bawah atau macet. hiii ngeri sekali.Menurut informasi kereta gantung Genting Skyway itu yang terpanjang dan tercepat di Asia Tenggara.

Sepanjang perjalanan aku ndremimil berdoa supaya kereta gantung ini aman dan segera sampai tujuan. Aku dan kawanku pucat pasi ketakutan, tapi kami berusaha berani. Gimana tidak masak kami kalah dengan kakek-kakek nenek-nenek yang berada satu kereta gantung bersama kami. apalagi sepanjang perjalanan kami berpapasan dengan kereta gantung yang kembali dari genting. Jadi kami coba tenang. Lama-lama kami bisa sedikit tenang dan mengambil gambar. Dan kami langsung bernafas lega saat tiba di tujuan.

Sesampai di sana kami jalan-jalan di sekitar Genting Highland Resort. seperti kita ketahui Genting Highland Resort terkenal sebagai Las Vegasnya Malaysia. Tempat judi terbesar di Asia Tenggara. Di sana banyak hotel-hotel mewah seperti Genting Resort World. Tempat wisatanya ada Indoor Theme Park, Outdoor Theme Park dan sebagainya. Tapi kami cuma foto-foto di sekitar situ saja tanpa masuk ke dalamnya.Taman bunga depang Genting Resort World Hotel lumayan bagus untuk jadi tempat foto-foto.hehehe.

Dan kemudian kami antri lagi balik dengan cable car atau kereka gantung lagi. Kali ini kami lebih bisa menikmati perjalanan kembali. Sudah tak setakut saat berangkat. Kami nikmati pemandangan, hutan yang hijau, kota Kuala Lumpur dari kejauhan dan sebagainya. Gerimis dan kabut membuat hawa mulai terasa dingin. Sejuk. Dan kemudian kami pun naik bis lagi balik ke KL Sentral dan pulang naik monorail ke hotel.Meski sebentar tapi pengalaman pertama naik cable car di Genting Highland Resort ini takkan terlupakan. Ternyata sebenarnya tanpa naik cable car itu kita bisa menuju Genting Highland Resort lewat jalur darat. Dan itu yang biasa dilakukan kakakku jika ke sana. Lebih aman. Tapi tak apa-apalah, naik cable car lebih membuat liburan jadi lebih seru.

Jumat, Agustus 16, 2013

Jalan-Jalan ke Batu Caves

Meneruskan ceritaku backpackeran ke Malaysia awal Mei 2013 lalu. Di hari ketiga aku dan B punya rencana ke Batucaves. Dari Hotel kami sempat jalan pagi ke Kampung Baru Kualalumpur. Kampung Baru ini merupakan salah satu kampung kuno di Kualalumpur. Meski lokasinya tak jauh dari Menara Petronas tapi mereka masih tetap mempertahankan ciri khasnya. Padahal sudah banyak investor yang menawar kawasan ini untuk dijadikan apartemen dan tempat bisnis. tujuan kami ke Kampung baru ini selain melihat rumah-rumah kuno khas Malaysia yang umumnya terbuat dari kayu juga ingin mencari makanan khas Malaysia. Sayangnya karena jelang pemilu maka sepanjang jalan Kampung Baru dipenuhi atribut partai.Sehingga mengurangi kecantikan kampung tradisional Kuala Lumpur ini.
Sepanjang kampung Baru terdapat banyak tempat makan. Kami sengaja mencari warung nasi lemak khas Malaysia. Dan kamipun masuk ke dalam warung nasi lemak Makwanjor. Mirip nasi liwet, dengan lauk. Hm nasinya gurih dengan lauk boleh milih sesukahati. Ada bumbu merahnya. irisan telur rebus dan mentimun. Tapi cuminya jelas yang paling uenak. Harganya tak terlalu mahal dan penjualnya ramah dan baikhati. (sempat didiskon begitu tahu kami dari Indonesia.hehehehe) Silakan coba wisata kuliner kesini jika Anda ke Kualalumpur. Juga jual aneka jajanan khas Malaysia semacam pastel goreng, lepet, lemper dan sebagainya.

Kenyang makan, kami melanjutkan perjalanan naik kereta api dari KL Sentral ke Batu Caves. Kami turun di stasiun Batu Caves dan langsung jalan ke Batu Caves yang terletak disamping stasiun. Batu Caves ini adalah bukit kapur yang terletak 13 km utara Kuala Lumpur. Batu Caves ini adalah terdiri dari gua dan kuil yang merupakan tempat ibadah umat Hindu Tamil. Di bagian depan banyak burung merpati yang terbang. Senang bermain dengan merpati ini dan banyak yang mengabadikannya dengan berfoto dengan burung-burung ini. Rasanya kayak di luar negeri saja. Ups Malaysia kan juga luar negeri ya.hehehehe.

Selain itu yang paling menarik wisatawan untuk berfoto adalah patung dewa Murugan yang dicat emas dengan tinggi sekitar 42,7 m. Rasanya belum ke Batucaves jika belum berfoto depan patung ini. Selanjutnya untuk mencapai gua utama pengunjung harus menaiki tangga sekitar 272 buah. Banyak monyet yang bermain di sepanjang tangga. Mesti hati-hati sebab bisa saja topi atau kacamata Anda ditarik mereka.  Yang ga kuat naik ke atas, jangan nekat. Daripada pingsan diatas. Aku sendiri cuma mampu menempuh dua pertiga perjalanan saja. Ga kuatt. Aku cuma bisa memandang bagian dalam Gua dari kejauhan, tebing yang bagus dengan banyak lukisan, patung, cerita dan sebagainya.Yang jelas bagus untuk tempat jalan-jalan. Dan tak dipungut biaya masuk ke lokasi ini.

Selasa, Juli 30, 2013

Melancong Sehari Ke Melaka "Kota Warisan Dunia"

Tanggal 1 Mei 2013 Jam setengah 7 pagi kami sudah siap keluar hotel. Masih gelap, karena di Jakarta ini masih jam stengah 6 pagi. Aku coba mencari resto Ukwah yang disarankan kakakku untuk tempat sarapan pagi karena hotel tak sediakan sarapan. Ternyata resto yang berada di seberang hotel itu masih tutup. 

Akhirnya kami langsung ke stasiun monorail Medan Tuanku dan naik monorail menuju KL Sentral. Monorail masih sepi. Belum terlalu banyak orang yang berangkat kerja. Sesampainya di stasiun monorail KL Sentral (sesudah Tun Sambathain), kami turun dan keluar menuju KL Sentral. Sempat ketemu rumah makan yang jual nasi lemak. Kamipun masuk. Ups ternyata tak ada nasi lemaknya. Akhirnya kami makan roti cane dan minum the. Roti canenya mirip roti maryam. Dimakan pakai kuah kari ayam, ikan dan kambing. Ups bumbunya terlalu kuat . Ga suka. Udah gitu kami salah pesan minum. Minumnya the tarik pula. Tambah nek saja. Ini karena pelayannya orang India yang sulit diajak komunikasi pakai bahasa kita. Mau gimana lagi. 

Habis sarapan kami bergegas ke KL Sentral. Ternyata di perjalanan menuju KL Sentral ketemu penjual nasi bungkus dan jajanan. Ibu-ibu itu melayani para buruh bangunan yang sedang mengerjakan proyek di dekat KL Sentral. Tahu begitu mending beli ini saja. Udah terlanjur. Selanjutnya kami masuk ke gedung KL Sentral kami membeli tiket Kereta KLIA Transit dan turun Bandar Tasik Selatan. Harga tiketnya 4,5 RM. Keretany bagus. Udah kayak kereta eksekutif di Indonesia. Nyaman deh duduk di kursinya. Hanya butuh waktu tak sampai setengah jam kami sudah sampai Stasiun Bandar tasik selatan. Dari sini kami jalan naik turun dan menyebrang jembatan yang menghubungkan stasiun Bandar tasik selatan dengan terminal bersepadu selatan. 

Kemarin aku udah terheran-heran dengan KL Sentral yang luas dan bagus. Terminal Bersepadu Selatan tambah modern dan bagus lagi plus bersih. Kami membeli tiket bis jurusan Melaka. Sempat diminta menunjukkan passport. Harga tiket KL ke Melaka sekitar 10 RM. Kami disuruh menunggu di pintu 5. Bis datang dan kami masuk. Bisnya mirip bus patas. Kami duduk paling belakang. Perlu waktu sekitar 2 jam bagi kami menuju kota Melaka. Jalanan hujan. Wadow kayak apa nanti di Melaka. 

Sesampainya di Melaka Sentral, kami langsung cari dulu tempat tiket supaya nanti tak bingung. Melaka sentral ini terminal yang bercampur dengan pasar. Baran-barang yang dijual disini agak miring. Tapi aku ga belanja. Kami Cuma sempat ke toilet dan bayar 30 sen. Lalu kami menuju tempat bus kota. Kami bayar sekitar 2 RM. Buskota penuh baru jalan. Kami bingung mesti turun mana, Sebenarnya kami sudah ngomong turun plasa mahkota. Tapi kami ragu. Ahirnya turun sebelum little India. Kami jalan di sela-sela hujan. Sempat berfoto di kawasan bangunan merah, gereja, museum dan baru kemudaian kami ketemu tempat dimana seharusnya turun. Ya, Melaka Heritage City. 
Tempat-tempat wisata yang kami kunjungi hanya seputar kawasan merah/red building. Ada surau warisan yang tempat informasi tourist, Balai seni lukis/Melaka Art Galery dan Museum Belia Malaysia,  Galeri Seni Rakyat, Christ Church Melaka, dan sebagainya. Ada perahu Hang Tuah, yang asyik digunakan sebagai latar berfoto. Selain itu jangan lewatkan ikut wisata menyusuri sungai sepanjang 9 km di Melaka. Melaka River Cruise. Kami naik perahu dan membayar 15 RM. Di atas perahu kita bisa menyaksikan berbagai bangunan di sisi kiri kanan sungai yang masih menyisakan potret masa lalu kota Melaka. Ada kampung Mortein , jembatan Jawa dan sebagainya. Yang pasti menyenangkan.


Satu kawasan yang tidak boleh Anda lewatkan jika Anda jalan-jalan ke Melaka adalah Jonker Street. Jonker Street ini juga di kenal dengan nama lain Antique Street. Disini bangunannya kuno, banyak toko-toko yang menjual berbagai oelh-oleh khas melaka. Serta banyak tempat makan yang enak dan diserbu pembeli. Mereka rela antri demi bisa mencoba makanan minuman khas Melaka. Salah satu minuman yang sempat saya coba kemarin adalah Cendol Durian. Perpaduan cendol, durian dan sirup gula merah ini banyak disukai wisatawan lokal dan manca negara. Hm segar, manis dan mengenyangkan. Di Jonker Street ini juga ada taman warisan dunia jonker walk dan patung Datuk Wira Dr Gan Boon Leong, The Father Of Body builder in Malaysia. Tak jauh dari tempat ini juga ada masjid Kampung Kling, salah satu masjid kuno di Melaka. Sayangnya saat saya ke sana sedang dipugar.

Usai jalan-jalan menyusuri jonker street, kami sempat istirahat di depan Hard Rock Cafe dan kemudian menunggu bus di depan Christ Church Melaka. Begitu bis kota datang kami pun buru-buru naik. Kami masing-masing membayar 2 RM agar bisa sampai di Melaka Sentral. Sempat lewat Plasa Mahkota Taming Sari dimana disana seharusnya kami bisa menyaksikan Menara Taming sari. Kami juga melewatkan mengunjugi Baba Nyonya, Famosa dan sebagainya. Lain waktu bisa kesini lagi. Bahkan makan sorepun kami baru sempat di salah satu rumah makan prasmanan di Melaka Sentral. Sebenarnya di Terminal Melaka Sentral ini banyak toko dan kios yang menjual baju, jilbab, kerudung dll dengan harga lebih miring. Tetapi karena keterbatasan waktu kami tak sempat berbelanja dan buru-buru naik bis menuju Kuala Lumpur. Tapi perjalanan ke Melaka tetap memberi kenangan menyenangkan. 

Rabu, Mei 29, 2013

Antara Twin Tower dan Bukit Bintang



Backpackeran Ke Kuala Lumpur (3)

Melanjutkan cerita kami jalan-jalan ke Kuala Lumpur. Sesampainya di Tune Hotel Kuala Lumpur, kami pun beristirat sebentar. Setelah mandi, kami bersiap-siap jalan-jalan. Agak kecewa saat kami lihat di luar hotel turun hujan. Tapi kami nekat menerobos hujan gerimis menuju stasiun monorail Medan Tuanku. Tujuan kami adalah Menara Twin tower. Lokasinya sebenarnya tak jauh. Hanya satu stasiun di depan Medan Tuanku. 

Kami turun di stasiun Bukit Nanas. Keluar stasiun kami ke kanan dan berjalan menyusuri jalan menuju Twin Tower. Kami berjalan di antara gerimis. Sempat berhenti sebentar untuk berfoto di depan tugu Pusat Pelancongan Malaysia dan berpose di depannya. Kemudian kami terus berjalan. Tak sampai 1 km kami sudah sampai di depan Twin Tower atau Menara Petronas Yang terkenal itu. Rasanya belum ke Kuala Lumpur kalau belum ke tempat ini. Disini sudah terkumpul banyak turis yang asyik mengabadikan kehadirannya di sini. 

Twin Tower atau Menara Kembar Petronas ini sempat jadi bangunan tertinggi di dunia dari tahun 1998 sampai tahun 2004. Terdiri dari 88 lantai dan 452 meter. Untuk menghubungkan kedua menara ini ada jembatan, skybridge yang berada di lantai 41 dan 42. Tempat ini biasanya jadi tempat tujuan turis. Tapi kami tak naik sampai kesana.

Setelah itu kami masuk ke dalam Mall Suriah KLCC. Mall Suriah KLCC ini termasuk salah satu tempat perbelanjaan tersibuk di Malasia. Kami masuk ke dalam mallnya, bukan berbelanja. Hanya foto-foto juga di dalam mallnya. Lumayan bagus dan bersih. Bahkan temanku si B, sempat minta foto didepan butik Isetan. Bukan stan horor tapi butik baju.hehehe. 

Dibelakang mall ada taman KLCC yang cantik. Selain ada tempat jogging trek, ada kolam air mancur simfonik. Juga ada taman bermainnya.  Disini orang-orang ramai berfoto. Kamipun tak mau kalah ikut foto-foto disini. Meski tak sampai jalan jauh, karena masih gerimis.


Keluar dari twin tower kami bingung mau kemana, akhirnya mengulang jalan semula menuju Bukit Nanas. Karena kehausan kami berhenti di halte dan beli minum. Sempat duduk-duduk sembari mengamati mobil yang lewat. Jalanan lumayan macet karena bertepatan jam pulang kantor. Hampir saja kami mencegat bus hiphop. Kukira gratis ternyata bayar. Batal deh.

Kami lalu kembali berjalan dan sempat mampir ke Kedai Coklat, Cocoa Boutiq yang terletak di samping kantor pusat informasi turis Kuala Lumpur. Didepan kedai coklat ada tempat yang asyik untuk foto, gambar beberapa buah dan bendera Malaysia. Kami pun mejeng berfoto disini. Tak enak hanya foto saja akhirnya kami pun masuk ke dalam kedai coklat ini. Disini dijual aneka coklat. Penjaganya menerangkan macam2 bahan baku coklat. Ups harganya mahal. Temanku B beli sekotak coklat durian untuk oleh-oleh. Boleh bayar pakai rupiah. Nantinya mereka akan kasih kembalian pakai uang ringgit Malaysia. Sayang tak boleh foto-foto di bagian dalam kedai ini.

Kami pun langsung menuju ke stasiun Bukit Nanas. Hari sudah menjelang malam ketika kami turun di stasiun monorail Bukit Bintang. Kami keluar ke kiri, kearah Sungai Wong Plasa. Disini aku sempat beli jam seharga 10 RM. Jam abal-abal kayak yang dijual di Pasar Baru Jakarta/Manggadua seharga 20 ribuan. Lumayan bisa dipakai selama di Malaysia. Kami keluar plasa itu ups, kami melewati tempat-tempat yang banyak menjajakan layanan pijat. Banyak cewek-cewek berdiri di depan ruko itu. Mereka berdandan menor dengan baju ketat Mengingatkanku pada kawasan dunia malam di Surabaya. Selain tempat pijat juga berdiri beberapa hotel dengan harga miring. Hm salah jalan ini. 

Lalu kami belok ke jalanan yang banyak penjual makanannya. Ramai sekali, kiri kanan dibuka tenda makan. Lampu dan lampion jadi penerang. Musik hangar binger. Ups ini jalan Alor. Seingatku dari info yang kubaca umumnya makanan non halal yang dijual disini. Chinese Food, Seafood, dan berbagai makanan tampak menarik. Tapi aku tak bisa makan. Aku sempat bingung mau makan apa. Kalaupun ada warung Melayu tempatnya kecil. Hingga akhirnya kami sampai di ujung jalan Alor. Ada sebuah warung dengan tulisan arab, penjualnya pakai jilbab. Aku minta berhenti disini. Namanya Bonser Corner. 

Bonser Corner ini menjual aneka makanan, mulai nasi goreng,bakmi goreng,kwetiau, seafood hingga nasi campur. Aku pilih kwetiau goreng sedang si B pilih nasi goreng. Hanya butuh waktu sebentar makanan pun siap dihidangkan. Rata-rata untuk makan dan minum kami mesti bayar sekitar 8 rm per orang. Soal rasa, standard. Tak apa asal kenyang. 

Baliknya kami mampir ke sebuah minimarket membeli kue dan minuman. Lalu kembali ke stasiun Bukit Bintang. Dari sana kami naik monorail lagi menuju stasiun medan tuanku. Dan dari stasiun medan tuanku kami turun dan berjalan kaki menuju hotel. Kami harus segera tidur karena besuk mesti jalan lagi.

Senin, Mei 20, 2013

Backpacker ke Kuala Lumpur2

Melanjutkan ceritaku backpackeran ke Malaysia (30/4-6/5) lalu. Sesampainya di KL Sentral (30/4), kami turun dari bus dari masuk ke gedung KL Sentral. KL Sentral ini merupakan terminal terpadu. Bangunannya besar dan lengkap. Ada beberapa stan penjual oleh-oleh baju, jilbab, makanan di bagian tengah, money changer, hingga minimarket. Dari sini pula stasiun pemberangkatan kereta api cepat dan ktm berbagai tujuan. Kami mampir ke bagian informasi untuk menanyakan di mana kami bisa memesan tiket kereta api menuju Butterworth(Penang). Bagian informasi menyarankan kami naik satu lantai.

Sesampainya di tempat tiket, kami sampaikan maksud kami ke bagian cs pemesanan tiket, dia memberi kami no antrian. Kami duduk menunggu giliran no kami. (miriplah dengan antrian tiket di reservasi setasiun Tugu Jogyakarta). Saat tiba giliran no kami, kami maju ke loket. Di sana kami bilang kalau kami mau pesan tiket untuk ke pergi ke Butterworth tanggal 2 Mei  jam 11 malam. Kami dapat tiket kereta Senandung Mutiara. Kelas dua , harganya sekitar 32 RM. Tapi kursinya tak bisa sebelahan. Tak apalah asal dapat tiket saja.

Keluar dari sana, kami ketemu loker. Sempat bertanya berapa harga penitipan barang disana. Tapi maaf lupa. Karena kami tak jadi menitipkan barang di tempat tersebut. Dari sini kami langsung naik satu lantai lagi menuju ke foodcourt Medan Selera. Di fourt court ini tersedia beberapa stan makanan. Bisa memilih sesuai selera. Ada nasi lemak, mi kari , steamboat, nasi campur dan sebagainya.

Kami memesan di stan sup utara. Mi kari dan sup isi perut jadi pilihan kami siang itu. Mi Karinya isinya banyak sekali. Bumbunya pekat banget. Sepertinya full rempah-rempah. Isinya ada mi, daging ayam, bakso ayam, tahu goreng. Gurih. Tapi sangat mengenyangkan. Sedangkan Sup isi perut isinya kwetiau dengan potongan jerohan sapi, mulai paru, babat, iso ada disini. Kuahnya gurih. Dimakan dengan sambal hm enak. Lebih enak sup ini daripada mi karinya. Sebab kuahnya mirip sup di Indonesia. Harga masing-masing makanan ini sekitar 6 RM. Untuk minumannya kami memesan es teh. Dalam bahasa Malaysia mesti bilang es tea O, sebab jika bilang es teh yang muncul es teh susu. Harga segelasnya sekitar 1,5 RM.






Sesudah kenyang makan, kami turun ke lantai dasar, keluar lewat pintu masuk bus tadi. Kami menyusuri jalanan trotoar menuju tempat stasiun monoral. Menurut info yang kudapat, kalau sudah sampai jalan raya kami mesti menyebrang. Kami langsung menyebrang dan berjalan. Lumayan jauh dan akhirnya ketemu stasiun Tun Sabathain. Kami membayar di loket sekitar 2 RM untuk berhenti di halte Medan Tuanku. Selanjutnya kami menerima dua koin warna biru yang nantinya mesti digesekkan ke mesin supaya pintunya terbuka dan kami bisa masuk ke dalam stasiun. Kami naik ke lantai atas. Di sana sudah banyak yang menunggu. Ups ternyata kami keliru, ini sudah setasiun yang kedua, seharusnya kan kami mesti naik di setaisiun pertama (KL Sentral). Makanya tadi jauh jalannya. Tak apalah yang penting sudah ketemu monorail.


Tak berselang lama kereta monorel datang. Monorel ini hanya terdiri dari 2 gerbong. Kami pun masuk. Bagian dalamnya sudah penuh. Kami akhirnya terpaksa berdiri sebentar. Sebelum akhirnya dapat tempat duduk juga. Monorel ini bisa dibilang bersih. Mereka memberi petunjuk sebelum monorel berhenti di stasiun stasiun. Kami turun di stasiun Medan Tuanku. (sebelumnya sempat melewati sekitar 5 setasiun ). Untuk keluar dari stasiun kami mesti memasukkan koin di mesin supaya pintunya terbuka. Hujan deras menyambut kedatangan kami di Kuala lumpur. Hmmmm dingin , beruntung kami bawa jaket parasit. Sehingga kami menyusuri jalanan sembari berhujanb-hujan. Perlu melangkah sekitar 300 meter hingga kami menemukan hotel Tune Kuala Lumpur tempat kami menginap. Alhamdulillah. (bersambung)