Dinginnya kota Malang di malam hari membuat orang ingin minum yang panas-panas. Kemarin aku sengaja putar-putar cari wedang penghangat badan. Setelah sempat menyusuri sepanjang jalan Sukarno Hatta Malang, mataku tertuju ke sebuah gerobak dorong yang berhenti tepat di depan Taman Krida Budaya Malang. Tertulis Kedai Angsle dan Ronde. Aku pun langsung berhenti dan membelinya.
Awalnya aku dan temanku bermaksud minum di tempat itu. Tapi ternyata mesti lesehan di pinggir jalan. Penjualnya tak menyediakan kursi dan meja. Karena temanku pakai rok pendek yang bisa mengundang perhatian jika duduk di bawah maka kuputuskan lebih baik bawa pulang saja minuman yang kami pesan.
Kuperhatikan sepertinya menunya bervariasi. Ada yang dibungkusi seperti petolo (makanan berwarna mewah dan hijau terbuat dari ketan) yang biasanya dimakan dengan kuah santan. Aku tertarik mau pesan itu saja. "Pesan petolo satu ya, mas?" kataku. Mas penjualnya bingung. "Ini untuk angsle," jelasnya. Oo kukira khusus untuk petolo saja. Sebab seingatku di Kediri yang namanya Angsle isinya tanpa petolo.
Ternyata angsle di Malang berisi petolo, kentan, kacang ijo dan kuah santan putih. Rasanya perpaduan manis dan asin. Paling enak diminum panas-panas. Sedangkan wedang rondenya sama seperti wedang ronde pada umumnya yang berisi beberapa butir ronde yang terbuat dari tepung ketan, kacang goreng, agar-agar dan wedang jahe. Rasanya perpaduan manis dan pedas. Harga masing-masing perporsi 5000 perak. Hm mahal. Masih murah di Kediri. Tapi tak apa, asal ada. hehehe.
Minggu, Desember 25, 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar