Minggu, Januari 01, 2012

Selat Mbak Lies

Sekitar 2 bulan yang lalu aku menulis sebuah artikel di kompasiana berjudul "selat daging atau selat solo" yang menarik perhatian beberapa pembaca. Salah satu yang ikut komentar di artikel itu adalah bapak Junianto Setyadi, yang ternyata suami pemilik warung selat mbak Lies. Pada artikel tersebut memang aku menyebutkan bahwa selat mbak lies kurekomendasikan bisa dikunjungi jika yang ingin menyantap selad solo.
Yang jelas permintaan pak Junianto yang meminta untuk mencoba selat mbak lies bulan lalu kuturuti saat ke solo. Meski ga ketemu orangnya.hehehe.

Sebenarnya tahun yang lalu, aku sudah pernah diajak Ambar, sohibku makan di warung selat mbak lies ini. Tapi saat itu aku lagi males ngeblog jadi ga motret dan perhatikan menunya. Pokoke enak. Hehehe. Awal bulan Desember 2011 lalu aku kembali diajak salah satu temanku,Ami, yang kini berdomisili di Solo Coret untuk makan di warung selat mbak Lies lagi ketika kami reunian berdua di Solo. Tentunya aku senang banget.

Hujan deras banget saat kami memasuki wilayah Serengan. Banjir pula. Jadi dengan agak berbasah-basah kami memasuki warung selat mbak Lies yang lokasi tepatnya di Serengan II/42. Sama seperti gambaranku waktu lalu, tempatnya tetap eksotis. Penuh pernak pernik. Dari mulai kursi meja dan hiasan dinding dari keramik. Hingga hiasan-hiasan yang terkesan unik dan lukisan-lukisan terpajang disana. Tempatnya lumayan luas. Menurut temanku dulunya, warung selat mbak Lies ini kecil tapi kemudian karena terkenal diperlebar. Bahkan rumah di depannya juga digunakan untuk warung ini. Jadi bisa memilih duduk sesuai selera. Bisa duduk di atas kursi atau lesehan juga.

Kemarin kami memilih duduk lesehan. Pelayan yang melayani kami membuatku tersenyum mereka berdandan dengan busana jawa. Yang laki-laki pakai baju model beskap dan blangkon sedangkan yang cewek pakai kebaya dan sanggul tinggi. Tapi kata Ami, seragam pelayan di warung selat mbak Lies ganti-ganti tergantung momennya. Jadi kalau kesana lagi mungkin bisa saja pakai baju model noni belanda,wakakak.

Menu makanan yang ditawarkan disini beraneka ragam. Ada selat galantin, selat daging, sup dan sebagainya. Hm Kami memilih selat daging dan selat galantin. Mantap bo. Perpaduan sayur dan daging dengan kuah yang ditambah dengan saus mayonese menarik banget untuk dilihat. Yang membedakan dengan yang lain, pakai kripik kentang dan telur coklat. HmEnak juga untuk disantap. Pokoknya Cepat saji dan cepat dimakan.hehehe.

Untuk minumannya bisa pilih berbagai macam es, ada es campur, es teler, es tape, es teh, es jeruk, aneka macam juice dan sebagainya. Es campurnya isinya banyak banget dan seger. Kalau es tape memang pilihanku jika ke Solo Jogya. Rasanya yang perpaduan manis dan asam bikin ketagihan.  Pokoke silakan mampir kesana kalau ke Solo. Artis-artis aja sudah banyak yang kesana dan bubuhkan tanda kenang-kenangan di keramik2 yang dipajang di tembok. Ingat kalau mau mampir, jam bukanya dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore.

3 komentar:

junianto setyadi mengatakan...

http://warungselat.wordpress.com/

http://warungselat.dagdigdug.com/

Anonim mengatakan...

http://warungselat.wordpress.com/

http://warungselat.dagdigdug.com/

Yuni Rachmi mengatakan...

@pak junianto : ini saya udah bayar hutang janji, mampir ke warung selatnya dan tulis di blog kulinerku.hehehehe.tks. salam kuliner