Saat keluar dari area Sekaten di alun-alun utara Yogyakarta hari Rabu kemarin, mataku tertuju pada kerumunan orang yang berdiri di trotoar pembatas jalan. Mereka ternyata sedang mengantri untuk membeli sate. Seorang ibu-ibu tua tampak duduk dan membakar sate. "Penjual sate gajih itu," jelas mbak Cay, sahabatku asli Yogya yang menemaniku nonton sekaten itu.
Kulihat macam-macam daging yang siap di bakar. Baunya menggugah selera. Sayangnya ga tahan jika harus ikut antri di tengah jalan begitu. Entar ada sepeda motor atau mobil nyelonong malah berabe. Tapi beneran aku sangat penasaran soal sate gajih ini. Sebab belum pernah aku dengar ada penjual sate gajih di kota manapun. Yang aneh-aneh menang Yogyakarta tempatnya.
Berdasarkan keterangan mami mbak Cay, aku mendapat info jika ingin beli sate gajih aku disarankan ke pasar Beringhardjo yang berada di jalan Ahmad Yani Yogyakarta atau dekat Malioboro. Hari Kamisnya (5/1) aku nekat berangkat sendiri ke pasar Beringharjo. Di depan pasar Beringhardjo memang banyak penjual makanan. Mulai pecel kembangturi, ayam bacem tahu bacem hingga mangut lele juga ada yang jual.
Ternyata pedagang sate gajih berada di ujung selatan pasar Beringhardjo. Penjualnya seorang perempuan setengah baya yang duduk dibawah dan asyik membakar satenya. Wajah ibu pedagang sate gajih ini mengingatkanku pada bu bok madura penjual nasi bebek di Rungkut Surabaya. Hahaha sukanya kok menyama-nyamakan orang.
Kulihat jajaran sate yang di tata di wadah panjang yang dialasi daun pisang. Sebenarnya ada beberapa jenis sate yang bisa dipesan yaitu sate daging sapi , sate hati sapi dan tentunya sate gajih. Karena penasaran dengan sate gajih maka aku khusus memesan sate gajih. Belinya bijian. Aku beli 3 tusuk sate gajih dihargai 4500 perak alias satu tusuk seharga 1500 perak. Jadi kalau sepuluh 15000 perak dong.
Ibu pedagang sate ini langsung membakar sate gajih yang kupesan. Sebenarnya kalau mau aku bisa memesan sate gajih dan ketupat. Tapi karena sudah kenyang aku hanya pesan sate gajihnya saja. Aromanya sangat menggoda selera membuatku tak sabar memakannya. Orang biasa memakannya dengan duduk (ndodok) di depan penjualnya maka sering disebut juga sate dodok. Tapi aku memilih memakan sate gajih panas ini di bangku yang ada di depan pos polisi.
Melihatku asyik memakan sate gajih ini, mengundang perhatian beberapa ibu untuk ikut nimbrung makan sate di sampingku. Sate gajih ini rasanya kenyal. Karena disajikan panas jadi enak. Biasanya kan kalau disate daging sapi hanya ada satu gajih di antara daging sapi pada setiap tusuknya. Tapi khusus sate gajih ini beneran hanya gajih saja. Gajih ini sepertinya diberi kecap dan bumbu tertentu. Rasanya mantap banget. agak manis dan gurih. Tapi aku ga berani memakannya banyak-banyak. Ingat kolesterol. Takuut. hehehe. Tapi beneran aku pingin memakan sate itu ke Yogya lagi. hahaha sableng.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar