Selasa, Januari 10, 2012

Nostalgia Kusumasari

Rumah makan Kusumasari bisa dibilang jadi favoritku dan kawan-kawanku semasa kuliah di Solo. Makanya jika kami ngobrol mengenai Solo pasti tak jauh-jauh dari ngobrolin Kusumasari.  Kami dulu biasa memilih tempat itu jika ada yang pesta ultah atau wisuda. Tempat ini juga selalu kupamerkan dan untuk menjamu  saudara dan kawan-kawanku yang datang menjengukku saat kost di Solo. Makanya begitu aku bilang kusumasari semua langung komen "pengin".hehehe.

Resto Kusumasari yang lama berada diujung perempatan jalan antara jalan Slamet Riyadi dan YOS Sudarso Solo telah berdiri sejak bertahun-tahun yang lalu. Pendirinya namanya Bu Menggung. Kini beliau telah tiada dan usahanya diteruskan oleh anak-anaknya.

Seminggu yang aku mampir ke Solo selama beberapa jam sebelum melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta. Waktu itu aku mesti menemui salah satu relasi kantor yang berada di jalan Slamet Riyadi tetapi karena yang ditunggu belum datang, aku pamit jalan-jalan sebentar. Tujuanku memang ke Kusumasari yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari kantor itu.

Begitu masuk ke dalam resto Kusumasari suasananya tak jauh berbeda dari jaman dulu. Pegawai berseragam hijau tampak santai di dekat dapur resto. Tegel lantainya masih coklat kemerahan. Meja kursi sama. Tak terlalu terang pencahayaanya, pakai kaca riben, jadi kita bisa makan sembari nonton orang lewat tapi mereka tak bisa melihat kita.

Aku duduk dan membaca berbagai menu. Karena udah terlanjur janji ama sahabatku Ambar aku ga berani pilih menu yang mengenyangkan. Aku cuma memesan sop matahari, kroket mayonese dan colla float. Dari semua menu yang kupesan itu aku mesti membayar seharga 20 ribu perak. Hm masih ada yang harganya miring di Solo.

Sembari menunggu masakan siap disajikan kuperhatikan sekitar, beberapa pegawai kantor tampak duduk makan siang di sisi timur resto itu. Lalu pandanganku terpaku pada buku menu. Masih sama seperti yang dulu, ada sop matahari, sop galantine sop lapis, sop kusumasari. Semuanya enak kabeh seingatku. Saat disajikan ternyata memang sup matahari ini rasanya tetap seenak dulu. Perpaduan daging, wortel, telur yang dicacah yang dibentuk seperti bunga matahari dengan kuah bening. Wow mantap dan sedap. Kroket mayonesse benar-benar lezat. Masih sama seperti dulu. Berbahan kentang halus dengan bumbu tepat sehingga rasanya enak. Dimakan dengan mayonese lebih mantap lagi.

Colla floatnya juga segar, rasa sodanya lebih terasa dibanding susunya. Selain colla float, orange float, mereka juga punya menu minuman andalan berbagai jenis es cream seperti banana float, tutty fruty dan sebagainya. Sayang kemarin aku tak mencobanya jadi tak bisa memotret dan menunjukkan pada pembaca blog ini.Yang jelas es creamnya tak kalah dengan yang harganya mahal dan dijual di mall itu. 

Keluar dari sana aku kembali ke kantor relasiku. Tak membutuhkan waktu lama untuk membereskan urusan kantor dan kemudian aku pulang. Sahabatku Ambar menelepon dan mengajakku bertemu. Ia ternyata membawaku ke Resto Kusumasari lagi. Tapi ini yang berada di jalan YOS SUdarso atau di belakang resto yang pertama. Kalau yang di kawasan Nonongan ini lebih baru dibandingkan yang di Slamet Riyadi. Tempatnya lebih luas, dan bagus. Makanya lebih ramai. Aku ga ngomong sama Ambar jika sebelumnya aku baru makan di Kusumasari satunya.Belum kenyang sih, lagian mumpung ada yang traktir di Solo.hahaha.

Kami memilih duduk di pinggir dekat kasir. Hm ramai sekali. Ada kolam ikan dengan gemericik air di dekat tangga. Sebenarnya aku pingin memotretnya. Tapi aku kok malu ya.hehehe. Ambar memintaku memilih menu yang kusuka. "Lumpia dan kroketnya masih enak,": katanya. Aku tersenyum karena dua jam sebelumnya sudah menyantap sebuah kroket. "Lumpia saja deh satu," pesenku.  Wow lumpianya ternyata juga enak banget. Beda dengan lumpia semarang. Kulitnya lembut meski tak selembek kulit sosis solo. Isinya rebung taoge, dan cacahan ayam. Top markotop deh.

Untuk makanannya aku sengaja tak pesan sop lagi. Di Kusumasari yang paling terkenal memang steak murahnya. Ambar memesan steak lapis dan aku memesan selad paris. Sebenarnya ada beberapa jenis steak yang dijual yaitu steak galantine, chicken steak, sirloin steak, shrimp steak dan sebagainya. Dan untuk yang sejenis selat ada selat solo, selat paris, huzarensla dan sebagainya.

Seingatku Kusumasari memang yang menawarkan steak dengan harga kakilima pertamakali di Indonesia, Kalau sekarang warung steak kaki lima  sudah banyak di kota-kota besar. Di tempat ini pula aku pertama tahu makanan semacam chicken hotplate. Dulu mana orang tahu kalau ada makanan yang disajikan dalam pinggan panas. Kalau sekarang cari makanan yang disajikan dengan pinggan panas di foodcourt mall saja banyak. 

Steak lapis yang dipesan Ambar sudah disajikan. Wow, ada wortel, kentang, buncis. Daging lapisnya sebenarnya mirip galantine tapi dua warna kayak lapis. Diguyur saus berbumbu yang uenak. Kurang pedas? tinggal tambah saus cabe. Selat Paris yang kupesan lebih menggoda lagi. Di piring selain diberi salad buah juga ada potongan telur rebus , galantin dan biji kapri serta diguyur saus. Hm nikmat sekali.

Kami menyantap makanan  yang kami pesan sembari ngobrol dengan santai. Sesudah makanan tandas di meja, langsung minum. Aku minum es kopyor. Es kopyornya diberi sirup merah dan pakai air kelapa muda. Kopyornya beneran kelapa kopyor bukan kopyor sintetis yang terbuat dari agar-agar itu. Hm segar. Dan pasti kenyang. Sebelum pulang, Ambar yang membayar makanan minuman tersebut. 50 ribu perak melayang ke tangan kasir untuk 1 selad paris, 1 steak galantine, 1 kroket mayoinese, 2 lumpia, 1 es kopyor dan 1 teh hangat. Thanks mbar, traktirannya. Kapan bisa kesana lagi ya?

Tidak ada komentar: