Bingung mengisi hari libur kemana? Jika ingin mencari hawa sejuk maka Anda bisa pergi kawasan Trawas. Trawas adalah lembah yang diapit dua pegunungan yaitu Welirang dan Penanggungan. Hawanya sangat sejuk, pemandangannya indah. Bila ingin berlibur ke Trawas tak perlu khawatir karena saat ini banyak hotel dan villa yang disewakan dengan harga terjangkau disini. Juga banyak tempat untuk outbound, camping ground dan sebagainya.
Hari Minggu kemarin (15/1) aku mesti berangkat ke Trawas. Ada tugas kantor yang mengharuskan pergi kesana. Dari Surabaya aku naik bis jurusan Malang dan turun di Pandaan. Sesampai di terminal Pandaan banyak tukang ojek yang menawari aku naik ojek ke Trawas. Tapi berhubung aku takut mengingat jalannya agak mengerikan maka aku memilih naik angkot/L300. Biaya naik angkot dari Pandaan ke Trawas hanya 5 000 perak tapi Anda harus sabar menanti karena kadang menunggu mobil penuh baru berangkat.. Beruntung kemarin supirnya baik, jadi meski cuma 4 orang penumpang tetap berangkat. Kebetulan jalanan menuju Trawas sedang ramai karena ada even Gapensi Adventure (balap motor). Mereka kumpul di Taman Wilwatika. Aku cuma lewat saja taman wilwatika dalam perjalanan ke Trawas. Sampai ketemu patung seno kami langsung belok kanan dan menuju Trawas. Perjalanan mulai menegangkan disini. Karena banyak jalan tanjakan dan turunan yang sangat tajam. Yang paling terkenal sangar adalah jurang kuping. Butuh kemampuan mengemudi yang baik jika ingin ke Trawas dengan sepeda motor atau mobil. Kami sempat melewati pasar buah di sebelah kiri jalan dan aku berhenti di kawasan Berkas/Sumber Wekas dimana disini ada Villa milik salah satu relasiku dan even pameran di tempat tersebut.
Sebenarnya kalau punya waktu luang cukup memang enak meneruskan perjalanan hingga ke pusat kota Trawas. Disana lebih ramai. Mau belanja buah dan sayuran jelas disana lebih cocok. Mau naik kuda dan sebagainya disana tempatnya. Kalau sampai Berkas baru ketemu pepohonan yang rimbun saja. Tetapi hawanya lumayan sejuk.
Dari pagi sampai petang aku harus nongkrong di arena pameran dan tak bisa kemana-mana. Untung villanya bagus, dan luas. Jadi aku bisa cuci mata. "Kapan punya villa sebagus itu," mimpidotcom.hehehe.
Karena hanya sempat sarapan roti jelas aku lapar begitu sampai Trawas. Bingung mau makan apa. Nunggu jatah makan siang dari panitia jelas siang baru ada. Beruntung kulihat ada penjual sate pikulan yang berjualan di lokasi pameran.
Namanya pak Kasmadi. Dia sudah berjualan sejak tahun 1980-an. Biasanya ia dagang dari jam 4 sore hingga jam 7 malam ke villa-villa dan kampung di area Trawas. Langganannya banyak. Tiap hari Minggu biasanya ia dagang di arena lintas alam. "Kali ini disini karena yang punya villa ini sudah jadi langganan saya dari dulu," katanya dengan bangga.
Pak Kasmadi menata dagangannya dalam pikulan. Sudah lama aku tak lihat penjual sate pikulan model begini. Di taruh daging mentah disisi kanan. Bumbu-bumbu disisi kiri. Lalu ia mulai membakar sate dalam tungku kecilnya. Ia menawarkan 2 jenis sate yaitu sate ayam dan sate kelinci. Untuk sate ayam bisa pilih daging atau kulit atau campur.
Harga seporsi sate ayam/kulit dan lontong adalah 10 ribu perak sedangkan untuk sate kelinci adalah 15 ribu perak. "Tiap hari saya dagang juga segitu harganya bukan karena ada even. Silakan cek kalau saya jual e kampung-kampung," kilahnya. Hehehe kalau ga percaya masak mau ke kampung-kampung. Sate daging dan kulit ayamnya lumayan ukurannya. Tak sekecil sate laler meski juga tak sebesar sate ponorogo. Dibumbui dengan bumbu kacang dan kecap. Apalagi dengan sambal dan irisan bawang merah yang banyak. Hm enak. Mungkin karena lapar jadi terasa enak di lidahku. Mau gimana lagi, adanya juga cuma penjual sate pikulan di Trawas. Mungkin kalau ke Trawas lain waktu bisa ketemu penjual kupang lontong. Jadi bisa jadi bahan tulisan juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar