Libur Long Weekend yang peringati hari raya Imlek kemarin aku ga tugas luarkota. Kakakku ngajak kami sekeluarga jalan-jalan ke ITC Surabaya yang berada di depan pasar Atom Surabaya. Sengaja datang pagi-pagi supaya dapat tempat parkir strategis di lantai LG alias paling bawah. Jadinya pas masuk mall, para penjualnya masih baru siap-siap. Naik ke lantai 3 atau foodcourt juga belum pada buka. Akhirnya duduk manis sambil minum sembari nunggu semua stan makanan buka.
Kebetulan hari Minggu (22/1) ada parade barongsai keliling ITC Surabaya untuk peringati imlek. Semua toko mesti siapin angpo untuk rombongan barongsai ini. Para pengunjung pun ikut senang menyaksikan atraksi parade barongsai keliling ITC ini. Jarang-jarang kan bisa lihat atraksi barongsai kecuali pas hari raya Imlek begini atau ada acara tertentu yang memang mengundang mereka.
Sesudah sempat nonton sekilas parade barongsai yang lewat, kami pun mulai memesan makanan. Di foodcourt ITC mesti pintar-pintar memilih menu. Sorry banyak stan yang tawarkan menu yang tidak halal soalnya. Kulirik beberapa meja kok pada pesan pempek. Terus terang aku belum pernah makan pempek di Surabaya. Biasanya aku menyantap makanan khas Palembang ini pas tugas ke Jakarta atau ke Jogya. Di Jakarta ada pempek 61 dan bunga mas yang sering kubeli sedangkan di Yogyakarta ada pempek Bu Kamto yang terkenal itu.
Dari dulu aku memang sangat ngefans makanan khas Palembang. Mulai pempek, sampai pindang patin aku doyan banget. Cita-citaku pingin bisa ke Palembang. Kapan ya bisa terwujud? moga tahun ini. aamiin. Sementara makanan khas Palembang yang ada di Jawa aja. Di Surabaya, rumah makan yang andalkan menu pempeknya adalah pempek Ny. Farina. Slogan mereka adalah Rajanya Pempek di Surabaya. Sepertinya hampir di sebagian besar foodcourt di Surabaya ada stan pempek Ny. Farina ini. Kalau rumah makannya aku pernah lihat di Raya Nginden Surabaya, dekat toko oleh-oleh Panen Raya.
Sama seperti yang ada di Royal, Stan Pempek yang di ITC Surabaya juga berada di pojok dan bagian tengah. Mereka tawarkan aneka menu makanan khas Palembang mulai pempek kapal selam, lenjer, adaan, otak-otak, tahu, hingga tekwan. Sepertinya tak ada pindang patin dan model deh disini. Tapi entahlah, karena aku belum tanya.
Kemarin kami sengaja pesan pempek kapan selam dan tekwan. Seporsi pempek kapal selam dihargai 9 ribu perak. Isinya sebiji. Kalau tekwan harga seporsinya 12 ribu perak. Kami mesti sabar menanti karena agak panjang antrinya. Tak lama kemudian makanan siap di meja kami. Sebuah pempek kapal selam terhidang dalam piring dengan irisan mentimun dan mi kuning. Kuah cukanya sebenarnya ada dua, yaitu manis dan pedas. Tapi siang lalu yang ada cuma yang pedas. Hm rasanya asem dan agak pedas. Jadi tak terlalu pedas. Pempek kapal selamnya berisi kuning telur. Kulit pempeknya sebenarnya enak. Menurut lidahku tak terlalu amis tapi juga rasa ikan tengirinya kurang meresap di lidahku. Untuk ukuran Surabaya lumayanlah.
Tekwannya sekilas mirip sup ikan. Bola-bola tekwannya kenyal dan enak. Diberi tambahan jamur kuping. Tak ada irisan bengkuang dan mentimun seperti yang ada pada kuah tekwan rumah makan palembang lainnya. Kuahnya malah ada udangnya. Rasanya enak dan gurih.Perpaduan bola-bola ikan dan kuah tekwan ini cocok di lidahku. Lumayan ketemu tekwan seperti yang kumau. Bisa dipilih kalau makan di foodcourt Surabaya lainnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar