Senin, Januari 04, 2010
Bebek HT
Bicara mengenai makanan-makanan khas Surabaya pastilah nasi bebek termasuk salah satu diantaranya. Cukup banyak warung bebek yang terkenal disini. Ada bebek kayu tangan di bratang, cak yudi di perak, palupi di rungkut dan masih banyak lagi. Kali ini aku pingin membahas mengenai bebek HT. Bebek goreng HT termasuk salah satu warung nasi bebek yang ngetop dan sudah lama ada di Surabaya. Karena lokasinya di kawasan Karang Empat besar yang bisa dibilang amat sangat jauh dari rumah dan kantor maka aku belum pernah kesana. Tetapi sejak beberapa tahun belakangan mereka sudah membuka cabang di beberapa tempat. Gara-gara terprovokasi melihat teman-teman menyantap nasi bebek HT saat kami makan rame-rame di Giant Diponegoro minggu lalu maka kemarin aku memutuskan mampir beli bebek goreng HT di salah satu cabangnya. Kebetulan tempatnya hampir tiap hari kulewati bila pulang kantor yaitu di jalan Tenggilis Barat atau belakang Superindo Jl. Jemur Sari. Warungnya tak terlalu besar. Di spanduk yang terpasang di depannya tertulis Bebek Goreng HT Cabang Asli Karang Empat besar. Apa ada tempat lain yang tidak asli ya? aku tidak tahu. Begitu aku masuk dan duduk, salah seorang pelayan wanita berseragam merah menghampiri dan menyodorkan daftar menu. Aku lihat selain paha, dada, juga ada kepala, hati ampela, jantung, usus dan tahu. Aku sengaja memesan paha bebek super sebab yang biasa tak ada. Kuperhatikan pelayannya menggoreng. Ada dua wajan besar yang disediakan untuk menggoreng bebek. Sebuah kipas angin besar sengaja dipasang menghadap ke arah kompor dan penggorengan. Fungsinya untuk apa tidak jelas, mungkin agar pelayan yang goreng bebek tidak kepanasan. Sembari menunggu salah satu pelayan mengantarkan nasi putih yang diguyur sedikit bumbu kuning dengan lalapan seiris timun, seiris jeruk nipis dan sedikit kemangi. Karena bumbunya dikit banget maka aku meminta tambah. "Boleh tambah bumbunya, mbak," pintaku pada pelatan itu. "Boleh," katanya sambil membawa kembali nasi putih tersebut. Tapi saat balik kulihat tak banyak perubahan alias hanya ditambah sedikit sekali. Tak berselang lama bebek gorengnya disajikan dalam piring. Ukuran bebeknya lumayan besar dan kering. karena aku malas cuci tangan maka aku sengaja menggunakan sendok dan garpu untuk memakannya. Bebek gorengnya lunak dan mudah dipotong dengan sendok dan garpu. Bagian luarnya asin dan gurih. Hanya saja bumbunya kurang meresap ke bagian dalamnya. Sambalnya disajikan dalam wadah kecil. Rasanya uenak, pedes, asin tapi sayangnya sedikit banget. Kulihat di meja mereka hanya menyediakan kecap dan tak menyediakan sambal dan bumbu tambahan yang biasa khusus disediakan cuma-cuma jika orang menginginkan seperti di warung lainnya. Jadi mesti pasrah saja. Sebenarnya jika doyan, mereka juga menjual pete untuk lalap. Tapi karena tak suka aku memilih tak membelinya. Selain es teh, sebetulnya mereka juga menjual minuman es teh susu, es milo, es cao, es milo cao, es jeruk, soft drink dan sebagainya. Tetapi aku sengaja memilih es teh tawar untuk menghilang pedas. Sesudah kenyang aku pun membayar dan lanjut pulang. Ternyata untuk nasi bebek dan es teh tawar itu aku mesti membayar 19 ribu perak. Ya lumayan meski tak terlalu murah.hahaha. Bila tertarik silakan mencobanya. Warung ini buka dari jam 10 pagi sampai jam 9 malam. Selain itu kelebihannya, bisa delivery order.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar