Minggu, Desember 14, 2008

telemarketing

Istilah marketing tentu sudah tidak asing. Untuk orang awam marketing berarti pemasaran. Agar orang ahli di bidang marketing mesti mempelajarinya secara khusus. tak heran bila sekarang banyak orang sengaja mengambil pendidikan khusus untuk mendalami masalah marketing ini. Tak hanya di dalam negeri kadang hingga manca negara. Seseorang ingin memasarkan produk ataupun jasa memang mesti mengerti dan memahami bagaimana melakukannya dengan benar. Dunia marketing buatku bukan hal yang baru. Meski pekerjaan utamaku sebagai jurnalis tetapi merangkap jabatan juga sebagai marketing iklan. Mau tak mau cara menawarkan produk sudah biasa buatku. Kali ini aku ga bakal membahas soal pekerjaan sampinganku sebagai marketing iklan, tapi aku mau ngomongin soal telemarketing. Aku sedang jengkel dengan istilah telemarketing. Tahu kan telemarketing, pemasaran produk lewat telepon. berhubung aku pengguna setia kartu kredit maka aku biasa ditawari berbagai produk baru lewat telepon. Awalnya sih biasa saja. tetapi sekitar beberapa bulan belakangan ini aku benar-benar merasa terganggu. Kebetulan aku memegang dua jenis kartu kredit dari satu perusahaan penerbit kartu kredit yang sama.Sekarang-sekarang ini mereka sedang gencar-gencarnya memasarkan produknya by phone alias lewat telemarketing ini. Mulai produk asuransi sampai hutang tanpa bunga mereka tawarkan. Yang bikin jengkel frekuensinya yang terlalu sering dengan penawaran yang sama. Lama-lama aku sampai hapal nomor telepon yang mereka gunakan untuk menelponku, 0212xxxx00. Jika ada nomer itu menelpon ke hpku, so pasti ga kuangkat. Jika nelponnya ke kantor, semua temanku sudah kompakan bilang aku tugas luarkota, ga perduli saat itu posisiku ada dimana.Tak puas nyatrono hp ama kantorku, kapanhari mereka nelpon ke rumah kosku yang lama, karena dulu memang aku menggunakan alamat itu saat membuka kartu kredit. terang aja bu kosku ikut dibuat bingung mesti jawab bagaimana. melihat situasi seperti ini aku jadi tambah sebel. aku tahu mereka cari uang tapi tidak adakah koordinasi hingga bergonta ganti orang menelpon dengan penawaran sama. saat kemarahanku sudah tidak terbendung kutelpon saja, layanan customer servicenya dan kukatakan aku keberatan dengan gaya telemarketing ini. Kuminta mereka menawarkan produknya lewat surat penagihan saja. Jika mereka tetap melakukannya, kuancam aku bakal menutup kartu kreditku dan memindahkannya ke bank lainnya. Akhirnya mereka berjanji bakal membantu dan efektif per januari nanti akan menghentikan berbagai penawaran via jasa telemarketing buatku. Benarkah ini akan terealisasi atau sekedar janji. kita lihat saja nanti

1 komentar:

Ardiansyah mengatakan...

Bener Mbak, baru merasakan kemarin.

Paling jengkel kalau di kuliahi lewat handphone, trus di waktu-waktu yang kurang tepat. seperti saat berkendara atau makan.

Walau ada beberapa produk yang sebenarnya menguntungkan sebagai pengguna kartu kredit, terutama yang sesuai dengan kebutuhan.

Sebenarnya keluhan seperti kita ini bisa menjadi masukan positif, buat para perusahaan yang memakai jasa telemarketing, untuk mentraining para marketingnya untuk lebih santun dan benar. sehingga yang mereka sampaikan bisa kita terima dengan baik. terlepas dari kita akan membeli atau tidak.