Minggu, Januari 09, 2011

Nasi Sengkolo Khas Makassar



Kukira semua cerita wisata kulinerku selama di Makassar udah kubagi pada teman-teman semua. Ternyata masih ada yang tertinggal. Aku akan bercerita mengenai Nasi Sengkolo. Nama nasi sengkolo yang kulihat di Makassar sempat mengingatkanku pada makanan khas Jawa Timuran yaitu Bubur sengkolo. Bubur sengkolo adalah bubur merah dan putih yang dibuat dari bahan dasar ketan, gula merah, santan, dan garam yang biasanya sering dibikin orang-orang tua untuk mensyukuri hari kelahiran atau saat pindah rumah.

Tapi ternyata nasi sengkolo khas makassar sama sekali beda versi dengan bubur sengkolo. Aku tak sengaja menemukan menu makanan ini saat jalan-jalan pagi bersama Sari di sepanjang jalan Pasar Ikan. Niat kami sebenarnya cuma satu yaitu mencari makanan yang tepat untuk sarapan. Meski hujan mengguyur kawasan kota Makassar pagi itu tak menyurutkan niat kami untuk tetap jalan-jalan cari sarapan. Setelah berjalan cukup jauh, kami tertarik melihat sebuah kedai kecil yang berada di pertigaan jalan. Namanya Cafe Tong San.

Bangunan Cafe Tong San ini yang berada di jalan Pasar Ikan Makassar ini terlihat kuno. Seperti kedai kopi  yang berada di luar negeri. Dari luar, kami lihat cukup banyak orang yang duduk di dalam cafe Tong San ini. Makanya kami jadi makin tertarik memasukinya. Wow, bagian dalamnya juga terkesan kuno karena masih menggunakan kursi dan meja antik. Beneran nyentrik.

Karena tak berniat ngopi pagi itu maka kami memesan 2 gelas teh panas saja. Sedangkan untuk makanan kami pilih nasi kuning dan nasi sengkolo. Pertimbangan kami supaya bisa tahu seperti apa sih nasi kuning versi Makassar dan seperti apa wujud nasi sengkolo yang bikin kami penasaran itu.Sembari menunggu makanan siap saji, kami meminum teh panas yang disuguhkan dalam cangkir. Hm mantap.

Nasi kuning berisi nasi kuning, bali telur, paru goreng, sayur labu siam masak kuning, abon daging sapi dan kering ubi. Nasi kuningnya sama dengan nasi kuning yang ada di pulau Jawa. Mungkin isinya yang agak beda. Kalau telur bali atau abon daging sama. Untuk sayur labu siam masak kuning ini yang beda. Sebab aku belum pernah menemukan sayur labu ini di penjual nasi kuning di Jawa. Kalau di Jawa sayur labu kuning ini cocok masuk lontong sayur apa nasi liwet.  Kering Ubinya juga bikin aku terheran-heran. Kupikir semula kering kentang. Tapi begitu kurasakan kok agak manis. Kuputuskan saja berarti itu ubi. Secara keseluruhan makanan ini enak disantap.   

Sedangkan nasi sengkolo beda lagi. Bukan bubur atau nasi tapi malah ketan putih. Jadi ketan rebus digunakan untuk menggantikan nasinya. Lalu diatasnya diisi bumbu bali daging, bali ikan asin, bali telur, serundeng kelapa dan kering ubi. Pada dasarnya aku tak begitu suka ketan rebus tapi terpaksa aku makan juga. Rasanya ya seperti rasa ketan yang biasa dimakan pakai bubuk itu.Lauknya lumayan. Yang pasti bikin perut kenyang.
Silakan coba bila kalian penasaran. Sebab tak ada menu model begini di Jawa.    
 

Tidak ada komentar: