Rabu, Maret 31, 2010

Desa Cafe

Sop iga termasuk salah satu makanan enak yang banyak disukai orang. Tetapi hati-hati buat yang punya kolesterol tinggi berbahaya. Jika pingin menyantap sop iga enak di Surabaya Anda bisa coba datang ke Desa Cafe. Sebenarnya dulunya rumah makan ini berada di kawasan jalan Majapahit. samping hotel Mercure. Tetapi sejak dua tahun belakangan ini mereka memindahkan lokasinya ke jalan Kutai. Desa Cafe ini menawarkan beragam menu masakan Surabaya mulai nasi rawon, soto, nasi krengsengan dan sebagainya. tetapi yang paling banyak digemari orang disini adalah sop iganya. Ada dua macam sop iga yang dijual yaitu sop iga bakar dan sop iga goreng. Iganya dimasak dulu jadi saat dibakar atau digoreng bumbunya sudah meresap banget. rasanya maknyus. Perpaduan asin, gurih. Sedangkan yang dibakar ada rasa manisnya. Kuah sopnya bening dan bawang menggunakan taburan bawang putih goreng. Hm sedap banget. Dimakan dengan nasi dan sambal tambah lezat lagi. Jika kepedesan langsung saja pesan minuman. Desa Cafe menjual aneka minuman seperti es sinom, es jeruk, es maya estianti (campur) dan sebagainya. Langsung sueger. Soal sop iga, Surabaya tak kalah deh.

Senin, Maret 29, 2010

Bebek Kayu Tangan

Minggu lalu seorang teman lama dari Jakarta sedang bertugas di Surabaya. Sebagai tuan rumah yang baik aku menawarkan diri menemaninya wisata kuliner di Surabaya. Kebetulan menu yang dinginkannya adalah nasi bebek. Keinginannya sebenarnya adalah mencoba nasi bebek tugu pahlawan. Tetapi karena sudah malam dan lokasinya yang sangat jauh dari rumahku maka aku menyarankan memilih tempat lain supaya aku tidak terlalu kerepotan pulang. Aku pun mengajaknya makan di Bebek Kayu Tangan. Bebek Kayu Tangan tidak kalah populer dengan bebek tugu pahlawan. Bila bebek tugu pahlawan hanya buka di malam hari, warung bebek kayu tangan sudah buka sejak siang.  Entah mengapa diberi nama bebek kayu tangan terus terang aku tak tahu. Sebab lokasinya juga bukan di daerah kayu tangan tetapi berada di jalan Bratang Gede. Menu yang ditawarkan disini mulai bebek, ayam, ati, ampela, tahu, tempe, hingga bandeng presto. Jangan bayangin seperti bebek goreng di pinggir jalan yang lain sebab bebek goreng kayutangan lebih empuk dan banyak kremesnya. Seperti kremes ayam goreng bu suharti. Rasanya maknyus. Asin dan gurih. Dimakan dengan sambal tambah nikmat. Sambalnya bisa pilih yang sedang atau pedas banget. Lalu ditambah dengan lalap dan pete tambah sip pokoknya. Sayangnya disini tak menyediakan bumbu kuning sebagai teman makan nasi bebek seperti di tempat lain. Tapi tak apa yang penting sudah enak. Bandeng prestonya juga renyah dan gurih. Tak kalah dengan bebek gorengnya. Bebek goreng kayu tangan ini sering dipilih orang untuk buah tangan keluar kota. Sepotong paha atau dada dihargai sekitar 14 ribu perak. Bila tertarik silakan coba.

Nasi Udang Bu Rudy


" Dimana lokasi depot nasi udang bu Rudy?" begitu bunyi sms yang kuterima dari Rima, salah satu teman kuliahku dari Jakarta yang sedang bertugas di Surabaya minggu lalu. Aku pun langsung membalas dan memberinya penjelasan agar ia mudah menuju ke sana. Nasi udang Bu Rudy memang termasuk salah satu tempat wisata kuliner yang ngetop di Surabaya. Tak heran bila cukup banyak pelancong yang mampir makan dan membeli oleh-oleh di tempat tersebut. Asal mula depotnya hanya yang berada di kawasan jalan Darmahusada Surabaya. Tetapi kini sudah membuka cabang di beberapa tempat seperti di Kupang Indah, dan Pasar Atom Mall Surabaya. Bahkan kini juga sudah melebarkan sayap hingga ke Jakarta (di kawasan Boulevard Raya Kelapa Gading Jakarta). Pemilik rumah makan ini namanya memang Bu Rudy. Walaupun sudah cukup ngetop ia tetap terkenal baik dan ramah. Aku masih ingat suatu waktu saat aku dan keluargaku ramai-ramai sarapan di depotnya, tiba-tiba bu Rudy menyapa kami dan pelanggannya yang lain dari satu meja ke meja lainnya. Dan ia mengajak mengobrol seputar makanan yang dipesan. Sepertinya hal itu sudah setiap hari dilakukannya terhadap para pelanggannya. Suatu teknik marketing yang bagus dan jarang dilakukan oleh pemilik depot yang sudah terkenal. Selain itu perempuan asal Madiun ini memang piawai dalam memasak makanya masakannya banyak digemari orang. Menu yang dijualnya beragam seperti nasi udang, nasi empal, sambal penyet ayam, penyet empal, nasi pecel, botok, pepes dan sebagainya. Bila kita memesan nasi udang maka yang muncul adalah nasi, serundeng, udang goreng kering kecil-kecil, empal suwiran. Sedangkan sambal boleh ambil langsung di meja. Yang membuat masakannya terasa beda dari rumah makan lain memang sambalnya itu. Sambal khas Ibu Rudy top markotob. Pokoke sambalnya maknyus dan puedes banget. Sepertinya terbuat dari cabe rawit, bawang putih, garam dan minyak goreng. Tak disarankan buat yang tidak doyan pedas. Tapi buat yang ngaku doyan sambal wajib mencoba. Sip deh. Biasanya untuk oleh-oleh, orang membeli sebotol kecil sambal bu Rudy seharga 10.000 perak. Tetapi jika membeli paket dengan udang goreng dan serundeng harganya sekitar 30 ribu. Di makan di rumah dengan nasi panas hm dijamin nambah-nambah. Jika Anda berkunjung langsung ke depot nasi udang bu Rudy, maka begitu memasuki depotnya Anda akan melihat pajangan foto-foto bu Rudy bersama artis-artis yang sudah pernah datang ke tempat ini. Ruangan makannya lumayan besar dan bisa duduk dengan santai. Selain itu lebih puas karena bisa memilih mencoba juga berbagai jenis jajanan yang enak-enak seperti pisang goreng, tahu pong, lumpia, beragam kue basah dan sebagainya. Silakan mampir kesana kalau ke Surabaya. Warungnya sudah buka dari jam 6 pagi sampai sore.

Senin, Maret 22, 2010

Tomodachi

Salah satu tempat makan yang juga sempat kukunjungi saat bertugas ke Bandung awal bulan lalu adalah kafe Tomodachi. Kebetulan salah seorang relasi mengajak aku ketemu dan makan siang di tempat ini. Sebenarnya di Bandung ada beberapa kafe Tomodachi tetapi baru yang berada di jalan Sukajadi yang pernah kudatangi. Lokasinya ini tak jauh dari Paris van Java. Begitu masuk ke area kafe yang bersebelahan dengan butik ini kita akan disambut pelayan kafe dengan ramah. Kita bisa memilih tempat duduk di dalam ruangan atau diluar. Kemarin kami memilih duduk di luar supaya bisa lebih santai. Kursi dan mejanya ditata rapi membuat kita nyaman duduk disana. Sebelumnya aku tak punya bayangan menu apa yang tersedia di kafe ini. Melihat namanya kukira menu makanan khas Jepang. Ternyata saat kubolak balik daftar menu ternyata beragam jenis makanan yang ditawarkan. Mulai dari menu western, thailand, chinese food hingga Indonesian food. Harganya pun beragam yang jelas sekitar belasan ribu hingga puluhan ribu rupiah. Sebenarnya aku masih agak kenyang karena sudah sarapan nasi goreng di penginapan. Tetapi demi menghormati relasi akhirnya aku memesan fruit salad. Saat dihidangkan ternyata penampilannya sangat menarik. Salad ini ditempatkan dalam mangkuk yang terbuat dari kulit pangsit. Beragam buah seperti melon, semangka, nanas dengan saus mayonese yang lezat. Hm selanjutnya meminum juice strowbery jelas tambah segar lagi. Kebetulan relasiku memesan bebek bakar dan ayam betutu. Tampilannya juga menarik. Porsinya tak terlalu besar. Sambalnya disendirikan sepertinya menggoda hati untuk mencicipinya. Lain waktu mesti mencoba datang kesini lagi sendiri deh supaya bisa merasakan kelezatan bebek dan ayam betutu. Sebelum pulang aku sempat minta ijin ke kamar kecil. Toiletnya ternyata luas sedangkan di bagian depannya ada kolam ikan. Wow daya tarik lagi dong. Selain itu jika pulang bisa membeli oleh-oleh berbagai kue yang tampaknya uenak-uenak.

Minggu, Maret 21, 2010

Tangkuban Perahu

Sudah sejak lama aku ingin jalan-jalan ke kawasan Gunung Tangkuban Perahu. Teringat dulu semasa ikut study tour masa SMA, sudah dijadwalkan tour kesini tapi gagal karena cuaca buruk dan waktu tidak memungkinkan. Bulan Januari lalu sudah mau nekat sendiri kesini ternyata angkot dari Lembang yang kunaiki hanya berhenti di Cikole. Jadinya hingga sekarang aku cuma tahu pintu masuk kawasan gunung tangkuban perahu karena biasa aku lewati jika hendak bertugas ke Ciater saja. Awal Maret lalu saat aku bersama teman-teman main bareng ke Bandung lagi-lagi aku mesti gigit jari karena teman-teman bisa jalan-jalan ke Tangkuban Perahu sedangkan aku mesti meliput pameran ke Lembang Asri. Untungnya teman-teman berbaik hati mengirimkan foto-fotonya padaku. Jadi aku bisa menyaksikan tangkuban perahu lewat foto. Siapa sih tak tahu gunung tangkuban perahu. Gunung yang berada di utara kota Bandung ini memiliki pesona yang menakjubkan. Keberadaannya senantiasa dikaitkan dengan legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi yang jadi cerita andalan di Jawa Barat. Gunung Tangkuban Perahu memang memiliki bentuk unik yaitu mirip perahu terbalik. Kawahnya sangat bagus membuat pengunjung tak bosan untuk datang dan datang lagi melihatnya. Tetapi Anda mesti tahan dengan bau belerang yang agak menyengat. Hawa di kawasan ini sangat sejuk bahkan cenderung dingin di malam hari. Makanya Anda mesti siapkan baju dingin jika berlibur kesana. Bila Anda ingin pergi ke Tangkuban Perahu dengan kendaran umum maka Anda mesti naik angkot Elf dari Lembang ke arah Subang atau sebaliknya. Kemudian berhenti tepat di pintu masuk Tangkuban Perahu atau di tengah hamparan hutan pinus yang menghijau. Selanjutnya silakan bersiap memulai petualangan menuju kawasan Gunung Tangkuban Perahu dan rasakan sensasinya.

Kamis, Maret 18, 2010

Berburu Sop dan Ayam Lodho di Tulung Agung


Sehabis jalan-jalan tentulah perut pasti keroncongan. Sebenarnya kami ingin mencoba makan di sekitar waduk Wonorejo tetapi karena cuaca mendung dan hujan yang tiba-tiba turun membuat kami memilih langsung keluar dari kawasan waduk tersebut. Kami bermaksud membeli makan di dalam kota Tulung Agung. Sebelumnya kami sempat mampir melihat-lihat sentra kerajinan batik di daerah Kauman. Masuk ke salah satu galeri yang bernama Batik Barong Gung. Dimana di tempat ini merupakan salah satutempat pengrajin batik khas Tulung Agung. Beragam jenis kain yang digunakan sebagai bahan dasar untuk membatik yaitu sutra, katun dan sebagainya serta dilakukan secara cap, printing maupun tulis. Motip khas Tulung Agung cukup bagus dengan warna beranekaragam. Bisa dibilang bersaing dengan batik dari Solo, Jogya maupun Pekalongan. Sesudah berkunjung ke sentra batik ini kami mencari tempat makan di Tulung Agung. Entah apa karena hari Minggu banyak warung/depot yang tutup sehingga kami sangat kesulitan mencari rumah makan. Padahal keingininan kami cuma satu, makan ayam lodho khas Tulung Agung. Hampir saja kami memutuskan mengambil arah keluarkota Tulung Agung dan mau makan di luarkota saja. Tetapi saat kami hampir melintasi klenteng Tulung Agung di sebelah kiri jalan terlihat deretan warung makan. Dimana salah satunya tertulis ayam lodho. Kami pun langsung memundurkan mobil dan parkir di depannya. Semua masuk ke warung ayam lodho. Tetapi sebelumnya aku memilih masuk ke warung sebelahnya dan memesan sop ayam. Tertulis Sop Ayam Pak Sudjud. Penjualnya sudah agak tua. Ia biasa membuka warung ini mulai jam 8 pagi sampai 5 sore. Ia sendiri yang menyiapkan sop yang aku pesan. Sengaja aku memesan sop tanpa nasi. Dalam mangkuk ia masukkan bihun/suun, kubis, seledri, suwiran ayam, garam dan vitsin serta bawang goreng. Saat aku mencoba makan sop ini hm seger. Agak asin juga. Tetapi menurutku lebih mirip soto ayam bening khas Solo deh. Harga semangkuk sop ayam ini 6000 perak. Lumayan lah. Selanjutnya aku kembali ke warung Ayam Lodho Bakar dimana keluarga dan teman-temanku berkumpul. Ternyata nama warungnya Warung Lodho Bakar pak Mat. Selain ayam, warung ini juga menjual menu gurami, bebek dan lele. Kami memesan nasi ayam lodho, nasi bebek lodho, nasi gurami lodho. Terus terang mesti bersabar dalam menunggu disajikan alias lama sekali. Untungnya es teh lebih dulu diberikan hingga kami bisa minum dulu. Kemudian semua makanan siap disajikan.  Baik bebek maupun ayam tersedia dalam bentuk potongan. Dagingnya dibakar dulu dan empuk dengan rasa lezat. Karena bumbunya meresap. Nasi gurihnya uenak apalagi diguyur bumbu lodoh warna kuning membuatnya tambah maknyus. Sambal terasinya juga enak dan pedas. Urapnya yang terdiri dari daun bayam, dan kecambah dengan bumbu kelapa cukup enak pula. Menu yang paling besar porsinya jelas gurami lodoh. Gurami goreng yang dibumbu lodho ini sangat lunak dan mudah dimakan. Lumayan lezat. Yang jelas bisa diulang deh jika ke Tulung Agung lagi. Bila Anda tertarik ikut makan disini, lokasi tepatnya ada di jalan WR Supratman depan Barata Cafe.  

Bendungan Wonorejo

Sebenarnya aku tak punya rencana hendak pergi kemana mengisi waktu liburan weekend, harpitnas dan nyepi kemarin. Tetapi tiba-tiba terbersit di benak ingin main ke Tulung Agung. Kebetulan temanku bawa kendaraan makanya kemudian aku bersama sohib-sohibku itu pun langsung bisa berangkat ke sana. Bahkan mama dan kakakku meminta ikut pula, jadi kami pergi berlibur beramai-ramai. Tujuan kami satu yaitu pingin ke Bendungan Wonorejo yang katanya bagus itu. Berbekal info petunjuk dari teman sepupuku kami berangkat kesana. Ternyata sesampainya di dalam kota Tulung Agung kami sempat kebingungan juga. Bahkan sudah kesasar juga. Untungnya sebelum terlalu jauh tersesat, kami memutuskan berhenti dan bertanya pada orang di jalan. Akhirnya kami berbalik arah. Rupanya jika mau menuju Bendungan Wonorejo kami mesti menuju ke arah barat Tulung Agung dan melewati kawasan Kalangbret. Jalan berkelak kelok dengan pemandangan sawah dengan hijau dedaunan padi sungguh menyegarkan. Pokoke menyenangkan melihat jalannya. Jalannya juga tak terlalu curam seperti di Pujon Batu jadi temanku lebih santai dalam mengemudi. Sesudah melewati kawasan hutan Pagerwojo akhirnya kami sampai juga di pintu masuk Bendungan Wonorejo. Kami mesti membayar 3000 perak perorang selain untuk parkir mobil. Dari pintu gerbang itu masih beberapa menit lagi kami sampai di bendungan Wonorejo. Sebenarnya ada beberapa arah yang bisa kami pilih, menuju tempat pemandian/kolam renang, penginapan/cottage  dan bendungan Wonorejo. Kami pilih langsung ke bendungan Wonorejo. Sesudah berhenti di tempat parkir kami pun berjalan menuju jembatan supaya bisa melihat bendungan dari jarak dekat.  Kami terpana dan bersyukur, karena pemandangan buagus banget. Bendungan pembangkit listrik tenaga air yang katanya terbesar seAsia Tenggara ini memang punya daya tarik tersendiri yang membuat kita tahan berlama-lama disana. Memandangi hamparan air yang cukup luas dari tepi jembatan sungguh menyenangkan. Bila lelah bisa duduk di pinggir tembok di sela-sela bunga-bunga yang indah bermekaran. Bila berani, bisa naik perahu boat mengitari waduk. Hawa sekitarnya sejuk sekali. Pokoknya menyenangkan deh. Tak heran bila kini Bendungan Wonorejo banyak dikunjungi orang dan jadi salah satu obyek wisata andalan kabupaten Tulung Agung. 

Rabu, Maret 17, 2010

Warung Ummat

Pekerjaanku di luarkota memang mesti jalan-jalan kesana kemari. Bila di Jakarta jelas mengandalkan angkutan umum. Aku paling senang naik busway sebab selain cepat juga bebas macet. Jika ingin dapat tempat duduk di busway memang harus naik di tempat pemberangkatan pertama seperti di terminal Blok M, Kalideres, Kota, Pulogadung, Lebakbulus dan sebagainya. Terus terang aku paling suka jika naik dari terminal Blok M. Sebab sebelumnya aku bisa jalan-jalan dulu di sekitarnya. Banyak toko yang menjual barang murah di dalam blok M mall. Sedangkan penjual makanannya juga ada. Beberapa waktu yang lalu aku sempat melewati sebuah rumah makan yang ada di lantai dasar blok M mall/dekat Ramayana swalayan. Kulihat tertulis namanya Warung Ummat. Menjual beragam menu makanan. Ada promo makanan murahnya juga. Makanya aku jadi tertarik untuk makan disana. Kebetulan sudah jam makan malam. Aku pun masuk kedalam. Tempatnya lumayan nyaman, cukup banyak kursi dan mejanya. Tampak banyak pembeli yang memesan paket nasi ayam bakar dengan sambal dan lalapan. Sepertinya enak banget. Tapi berhubung aku sedang mengurangi makan sambal terpaksa cuma bisa menelan ludah saja. Kupandangi daftar menu yang disodorkan pelayannya. Ada beragam jenis makanan mulai bakso, mi ayam, gado-gado, bakmi, capcai dan masih banyak lagi. Aku sengaja menu yang tak mengenyangkan yaitu sup seafood dan teh panas. Aku menunggu sembari menyaksikan orang yang lalu lalang di depan warung itu. Kemudian pelayannya pun menyajikan pesananku. Sup seafoodnya berisi potongan cumi-cumi, udang, ikan, wortel dan tomat. Rasa kuahnya mantap. Tak terlalu asin. Yang bikin nikmat puanas. Jadi mesti menghirupnya pelan-pelan. Lumayan menggajal perut lapar deh. Semangkuk sop seafood ini dihargai 15 ribu perak. Lain waktu bisa datang kesini lagi deh jika lewat terminal Blok M tapi sepertinya mesti berani coba menu yang lain.

Pancake

Diantara berbagai pusat perbelanjaan yang tersebar di kota Bandung, sepertinya Paris Van Java termasuk salah satu yang banyak dikunjungi orang. Meski terhitung masih baru tetapi mall yang berada di kawasan jalan Sukajadi Bandung ini menggunakan konsep yang bagus dan nyaman sebagai tempat belanja, nonton, makan, jalan-jalan dan nongkrong. Selain ada Gramedia, Carefour, Sogo butik-butik, dan Blitz Megaplex (tempat nonton yang katanya terbesar di Indonesia), juga tersedia banyak cafe dan tempat makan yang refresentatif disini. Tak heran jika tempat ini selalu dipadati pengunjung. Bahkan jika weekend dan musim liburan juga diserbu wisatawan dari Jakarta dan kota-kota lainnya. Beberapa nama cafe dan resto yang bisa dikunjungi bila Anda main ke PVJ diantaranya adalah MU, Black Canyon, Solaria, Quali, KFC, dan sebagainya. Saat ke Bandung bersama teman-teman minggu lalu aku menyempatkan pula berkunjung ke PVJ. Bisa dibilang mengantar teman-teman dari Jakarta yang memang belum pernah main ke PVJ. Setelah lelah berjalan-jalan memutari mall yang cukup luas itu kami memutuskan mencari tempat makan yang enak. Setelah menimbang-nimbang akhirnya kami coba masuk ke cafe dan resto The Pancake Parlour yang berada di bagian depan PVJ. Begitu masuk di dalam resto ini kami memilih duduk di salah satu sofa empuk yang memang banyak tersedia di sana. Lalu kami pun sibuk memilih menu apa yang cocok untuk dimakan. Maklum namanya agak aneh-aneh maka kami mesti memilih dengan cermat sebab takut tidak sesuai dengan keinginan kami. Sesuai dengan tulisannya memang ini makanan dari Australia. Makanya nama menunya masih pakai bahasa Inggris. Menu andalannya jelas pancake tapi dalam berbagai versi. Akhirnya kami memilih 3 jenis makanan yaitu Blueberry Bacon Cheese, Crepe La Gourment, Crepe Of Passion. Setelah menunggu sejenak pelayannya pun datang untuk menghidangkan. Blueberry Bacon Cheese ternyata yang benar-benar seperti pancake. Double pancake dengan isi daging asap, trus serutan keju dan ada ice creamnya. Manis dan uenak. Ice creamnya juga yummi. Menu Crepe Of Passion lebih mirip dadar telur dengan isi kentang rebus. Bagian luarnya daging cacah yang seperti pada spagetti dan ditaburi keju. Rasanya asin, gurih dan lezat. Seladnya juga nikmat. Crepe La Gourment juga mirip Crepe Of Passion. Ada selat sayuran dengan saosnya. Tetapi crepenya digulung diberi mayonese. Maknyus juga deh. Untuk minumnya kami pesan Vienna Coffee (mirip seperti cappucino), Pink Panther (juice buah yang berwarna orange dan ada rasa pisangnya),serta Choco Chips Sjake (coklat milkshake).  Pokoknya manis, dan dingin semua. Harganya lumayan. Agak menguras kantong. Sebab selain harga pokok dan pajak tetap harus bayar service charge 5 %. Tak apa-apa sekali-sekali mumpung ke Bandung rame-rame.

Jumat, Maret 12, 2010

Rujak Cingur Sedati

Rujak Cingur memang salah satu makanan khas Jawa Timur. Tak bakal sulit mencari makanan ini bila berada di Surabaya dan sekitarnya. Bila Anda sedang berada di kawasan Juanda maka Anda bisa mencoba mampior ke Rujak Cingur Ibu Nur Aini. Warung yang lebih dikenal dengan nama warung rujak cingur Sedati ini sudah masuk daftar tempat wisata kuliner Suroboyoan. Lokasinya di sebrang Pasar Wisata Juanda. Rujak Cingur Sedati ini sudah terkenal. Bila Anda memasuki warungnya Anda bakal melihat pajangan foto yang berisi potongan kliping koran bergambar yang menunjukkan aksi rujak cingur di berbagai even kuliner di Surabaya. Rumah makan ini juga tampak tertata rapi sehingga pembeli nyaman duduk disana. Pelayan berkaos orange akan menghampiri Anda bila berkunjung kesana. Anda bisa langsung memilih berbagai menu yang Anda pilih. Yang paling ngetop jelas rujak cingurnya. Ada 3 macam rujak cingur yang dijual. Rujak cingur biasa, rujak cingur spesial dan rujak cingur madura. Rujak cingur biasa maksudnya rujak cingur dengan petis hitam seperti biasanya. Sedangkan rujak cingur spesial adalah rujak cingur biasa tapi menggunakan banyak cingur. Kemarin aku penasaran mencoba memesan rujak cingur madura. Rujak ciungur madura ini menggunakan petis juga tapi menurut pelayannya petisnya lebih asin. Kami menunggu makanan dibuat sembari memperhatikan sekeliling depot. Pemilik depot ibu H. Nur Aini sendiri yang tampak mengulek rujaknya. Saat disajikan kulihat isinya sama, lontong, tahu tempe, kangkung, ketimun,taoge, belimbing, kedondong, nanas dan cingur. Bumbunya lumayan banyak. Warnanya tak terlalu hitam. Sedangkan rasanya memang agak asin tak seperti rujak cingur biasa yang umumnya agak ada rasa manisnya. Tapi enak juga. Harga rujak cingur madura ini 15 ribu rupiah sama dengan seporsi rujak cingur biasa. Selain rujak cingur, Anda bisa membeli pula rujak tolet, rujak buah, gado-gado, sup buntut, dan sebagainya di tempat ini. Sedangkan untuk minuman bisa coba es teh, es jeruk dan beragam juice. Bagaimanapun rujak cingur memang tetap jadi maskot di Jatim. 

Kamis, Maret 11, 2010

Ayo Mancing Bandeng

Sebenarnya ide piknik sudah ada di kepala teman-teman kantor sejak bulan lalu. Tetapi karena aku masih tugas di Jakarta dan pekerjaan kantor juga menumpuk maka rencana mesti ditunda. Makanya kemarin setelah deadline usai dan semua tak sibuk, kami pun jadi bisa refreshing bersama. Kali ini kami memilih lokasi yang tak terlalu jauh sehingga bisa ditempuh dengan sepeda motor. Berombongan kami berangkat menuju kawasan Sedati Sidoarjo. Untungnya cuaca bagus, tak hujan jadi kami bisa santai tak perlu berhujan-hujan. Setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit sampailah kami di lokasi pemancingan bandeng Sedati. Suatu perkampungan yang tak terlalu jauh dari tempat pelelangan ikan Sedati Sidoarjo. Di desa yang bernama Gisik Kidul ini banyak terdapat tambak-tambak bandeng yang dikelola menjadi tempat pemancingan. Kami takjub saat memasuki salah satu tempat pemancingan bernama Gemilang Fishing. Tempatnya sangat luas dimana para pengunjung bisa memancing ikan bandeng sesuai selera. Kita tinggal menyewa alat pancing dan membeli makanan ikan sebelum mulai memancing. Kalau di tempat lain menggunakan sistem jam, di tempat ini menggunakan sistem kiloan. Jadi kita mau mancing sebanyak-banyaknya boleh asal kita mesti bayar ikan yang berhasil ditangkap. Pemandangan di sekitar kolam pancing bandeng ini menyenangkan. Hal ini karena tampak banyak mangrove yang masih tumbuh di sekelilingnya. Lumayan bagus untuk background foto bersama. Maklum sebagian besar suka narsis berfotoria. Perasaan teman-teman baru sebentar memancing tetapi 6 ekor ikan bandeng ukuran sedang sudah berhasil ditangkap. Sesudah ditimbang kami pun mesti membayar. Untuk 6 ekor bandeng, sewa 2 alat pancing, beli pakan, dan parkir 4 motor kami mesti bayar sekitar 63 ribu rupiah. Selanjutnya kami pun berpindah tempat ke depannya. Di depan kolam pancing ini berjajar deretan warung. Selain menjual makanan ikan dan seafood, mereka juga menyediakan jasa membakar ikan. Jadi ikan bandeng hasil tangkapan kami tadi langsung mereka bakar. Kami masuk ke salah satu warung yang bernama Sedep Mantep dan duduk lesehan. Kami ternyata harus membayar ongkos untuk membakar ikan bandeng ini sebesar 4000 perak/ekor bandeng. Dimana bandengnya sudah dibumbui sebelum dibakar dan diberi ekstra sambal trasi/pencit dan lalapan ketimun dan kemangi. Jika ingin makan bandeng tanpa duri, bisa minta bantuan cabut duri. Biayanya 6500 perak untuk bakar bandeng yang udah dicabut durinya plus lalapan. Selanjutnya tinggal beli nasi dan minuman sesuai keinginan. Hm rasanya maknyus deh makan bandeng bakar ini. Sebab bandengnya masih segar dan tak bau tanah. Seandainya bumbu untuk mengolesi bandeng lebih banyak pasti lebih lezat lagi. Sambal pencitnya juga mantap benar. Tak terlalu asam. Kami bertujuh ternyata hanya bisa menghabiskan 3 ekor bandeng saja. Akhirnya sisa 3 ekor dan bisa dibawa pulang untuk oleh-oleh. Enak banget dan bisa diulang deh. Kenyang plus bisa lihat pemandangan yang menyejukkan.

Rabu, Maret 10, 2010

Bakso Solo Pak Jan

Buat penggemar bakso di Surabaya, sekarang ini cukup banyak warung bakso yang bisa dipilih. Sebut saja bakso kepala sapi, bakso pak wiji, bakso tunggal, bakso pak kus dan sebagainya. Bila kalian kebetulan sedang berada di kawasan Gubeng Surabaya bisa sekali sekali mencoba bakso Solo Pak Jan. Dulunya warung Bakso Solo Pak Jan berlokasi di pinggir jalan raya Nias. Tetapi sejak pemkot menertibkan warung kaki lima di sepanjang jalan Nias maka mereka memindahkan warungnya di jalan Kalimantan Surabaya. Semenjak mereka membuka warung di tempat baru ini aku baru sekali datang kesana. Tempatnya lebih representatif karena tak lagi di emperan jalan melainkan di sebuah depot yang cukup bersih dan terdiri dan beberapa kursi dan meja. Aku langsung memesan semangkuk bakso campur. Isinya masih tetap sama seperti dulu yaitu pentol bakso halus, pentol bakso kasar, bakso goreng dan tahu goreng isi. Rasanya uenak kabeh. Kuahnya juga tak terlalu asin. Apalagi jika dimakan dengan sambal tambah maknyus lagi. Sebelum kepedesan, jangan lupa memesan minuman dulu. Di warung bakso Solo Pak Jan ini menjual aneka minuman. Kusarankan sekali tempo mencoba es tape ketan hitam. Rasanya manis, asam dan sueger. Top habis deh. Jangan khawatir karena harganya masih murah alias terjangkau. Bila Anda penggemar bakso bisa mencobanya. Tapi jangan datang kelewat malam sebab maghrib mereka sudah tutup.     

Bebek Goreng Kaleyo

Sudah sejak lama aku penasaran dengan "Bebek Goreng Kaleyo". Menurut cerita teman-teman di Jakarta, uenak banget. Beberapa tahun yang lalu kami pernah mencoba kesana di hari Minggu malam dan ternyata tutup. Kecewa deh. Untungnya bulan lalu kesampaian juga aku makan di tempat ini dengan teman-teman. Jam masih menunjukkan pukul 19.30 saat kami sampai di warung Bebek Goreng Kaleyo yang berada di kawasan jalan Cempaka Putih Raya Jakarta Pusat. Ternyata semua kursi dan meja sudah penuh dengan pembeli. Kami mesti sabar menunggu ada yang pulang. Begitu kelihatan ada meja dan kursi yang kosong kami langsung bergegas menempatinya. Selanjutnya kami pun mulai memesan makanan. Teman-teman memilih bebek bakar sedangkan aku ingin mencoba bebek goreng lombok Ijo. Paha dan Dada. Tak perlu waktu lama, makanan kami pun langsung tersedia. Kulihat bebek bakarnya tampak lebih menarik. Sebab berwarna kecoklatan dengan rasa asin dan manis serta cukup banyak kremesnya. Sedangkan menurutku bebek gorengnya asin dan gurih. Tapi bumbunya terasa dibagian luar sedangkan di bagian dalam kurang meresap. Terus terang beda versi dengan bebek goreng Surabaya. Mereka punya tiga versi sambal, sambal ijo, sambal merah dan sambal pencit/mangga muda. Menurutku yang paling lezat sambal pencitnya. Asam, manis, asin, pedes dan sueger. Uenak dan cocok dimakan dengan bebek goreng maupun bebek bakar. Nasinya bisa pilih nasi putih dan nasi uduk dengan lalap kemangi dan ketimun. Bila kepedesan bisa pesan minum es teh, es jeruk, dan beragam juice. Harga semuanya standard meski tak terlalu murah untuk ukuran kaki lima. Maklum lokasinya di tengah kota, bahkan berdekatan dengan kantor manajemen artis. Jadi jangan kaget bila sering bertemu artis disini.