Senin, April 05, 2010
Mi Kopyok
Seringkali aku tugas ke Semarang tetapi sayangnya hingga kini belum bisa menemukan hotel dan penginapan yang cocok. Hal ini ditinjau dari segi harga dan kenyamanan. Entah mengapa tak semudah di Solo atau Jogya ya. Makanya terkadang aku memilih menginap di Solo meski tugas di Semarang. Tapi konsekwensinya aku mesti pulang pergi Solo Semarang selama dua hari berturut-turut. Resikonya jelas capek. Ya sudahlah yang penting nyaman. Sabtu minggu kemarin aku kembali melakukan aksiku jadi anggota bis mania Solo Semarang PP. Berangkat pagi dan pulang sore. Sebenarnya tak masalah karena lokasi pameran yang mesti kuliput ada di kawasan banyumanik yang notabene dilewati bis patas Solo Semarang PP. Tapi karena ada titipan ke suatu tempat di dalam kota Semarang maka aku tetap mesti ke pusat kota Semarang juga. Karena harus berangkat pagi-pagi maka aku melewatkan jadwal sarapan gratis hotel. Makanya begitu sampai di tengah kota Semarang aku langsung kelaparan. Rencana mau makan soto pak Din lagi tapi kok makan itu itu lagi. Kulihat disebrang warung soto pak Din jalan tanjung ada warung mi kopyok. Aku langsung bayangin makan mi telur rebus panas. Hm pasti nikmat nih. Makanya aku langsung masuk ke warung mi kopyok ini. "Mi kopyok satu pak" pesanku pada penjualnya. Tak berselang lama makanan siap dihidangkan. Dan aku kaget sebab jauh di luar bayanganku. Sebab yang muncul ternyata bukan mi telur rebus. Mi kopyok di Semarang mirip tahu kupat atau lontong balap Surabaya. Wah terkecoh aku. Tapi karena lapar aku pun langsung menyantapnya. Mi kopyok khas Semarang ini isinya mi kuning, kecambah, rajangan seledri, bawang merah goreng, irisan tahu goreng dan kuah panas yang sepertinya terdiri dari bawang putih , kecap dan entah apalagi. Jika suka sambal kita tinggal nambahkan sambal yang sudah tersedia di meja. Ohya ada remesan krupuknya juga. Kerupuknya mirip krupuk puli atau karak. Rasa mi kopyok ini perpaduan manis, asin. Lezat juga kok. Yang bikin nikmat karena menggunakan kuah panas. Kupikir menggunakan kaldu ayam ternyata tidak. Hanya air panas biasa yang juga digunakan untuk merebus kecambah sebentar. Biasanya bila merasa kurang kenyang, pembeli suka memesan tambah lontong. Jadi beneran mirip lontong balap. Bila Anda tertarik bisa coba ke warung Mi Kopyok pak Dhuwur yang berada di jalan Tanjung Semarang. Warung ini sudah buka dari pagi hari.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar