Jumat, Januari 02, 2009
Museum Sejarah Jakarta
Sekitar dua tahun lalu aku pernah mengunjungi Museum Sejarah Jakarta dan hendak menuliskannya sebagai artikel di sebuah media bernuansa travelling.Sayang berhubung majalah tersebut vakum maka batal deh.Karena aku udah terlanjur janji pada pemandu wisatanya maka aku ingin menulis ceritanya di blog saja. Yang namanya Museum Sejarah Jakarta mungkin udah banyak yang tahu. Lokasinya ada di jalan Taman Fatahilah atau dekat setasiun Kota Jakarta.Awalnya aku kesana hari Senin tapi ternyata tutup.Museum Sejarah Jakarta hanya beroperasi dari hari Selasa hingga Minggu. Memandang dari depan Museum Sejarah Jakarta maka kita bakal melihat bangunan bergaya arsitektur Eropa. Di bagian depannya ada halaman atau taman luas yang dikenal sebagai Taman Fatahilah. Di tempat itu ada beberapa meriam yang sengaja dibiarkan terletak disitu sebagai bukti warisan jaman perang dulu. Bila ingin memasuki Museum Sejarah Jakarta kita bakal dikenai tarif sebesar 2000 perak, murah banget kan.Tapi mohon maaf jika ternyata sekarang harganya sudah naik. Sebenarnya Museum Sejarah Jakarta dipelopori pembangunannya oleh pemerintah VOC, Jan Pieterzon Coen, tapi baru diresmikan saat dipimpin Gubernur Jenderal Abraham pada tahun 1710. Bangunan Museum Sejarah Jakarta ini merupakan gedung Balaikota Batavia yang ketiga yang digunakan hingga akhir Abad ke 19.Sebelum jaman penjajahanJepang, gedung ini berfungsi sebagai kantor Gubernur Jawa Barat. Mulai tahun 1963 hingga 1972 dimanfaatkan sebagai markas TNI dan Kodim 0503 dan pada tahun 1973 dipugar dan pada tahun 1974 dijadikan Museum Sejarah Jakarta hingga sekarang. Jika kita berkunjung ke Museum Sejarah Jakarta maka Di lantai atas, Kita bakal bisa melihat peninggalan jaman dulu seperti meja,kursi, cermin dan lain-lain.Juga ada balkon yang dulunya biasa digunakan penguasa VOC menyaksikan para narapidana dihukum di lapangan depan gedung ini (taman Fatahilah sekarang). Selain itu terdapat perpustakaan yang menyimpan ribuan judul buku peninggalan jaman dulu kala. Di bagian bawah ada dua buah penjara bawah tanah. Penjara bawah tanah ini memiliki atap yang rendah dengan jendela dan pintu berteralis dengan bentuk melengkung. Di dalam penjara bawah tanah terdapat beberapa rantai bola besi yang dulu biasa digunakan mengikat narapidana. Dulunya penjara bawah tanah ini sering terisi sesak para narapidana yang menunggu hukuman mati.Cukup banyak yang mati didalam penjara ini karena penyakit tipus,kolera dan disentri.Makanya waktu aku diminta memotret penjara ini dari bagian dalam oleh pemandu langsung merasa merinding.Habis masih terasa sisa mistisnya. Selain itu di taman belakang ada beberapa meriam yang tampak terawat. Yang paling populer tentu Meriam Si Jagur. Meriam Si Jagur ini dibuat oleh NT Bacarro di Maccau untuk benteng Pertugis di Malaka namun karena Malaka jatuh ke tangan VOC maka meriam ini dibawa ke Batavia. Dulunya meriam yang memiliki berat 3,5 ton ini letaknya di bawah jembatan setasiun kota tapi sejak beberapa tahun lalu dipindahkan ke museum sejarah Jakarta. Meriam yang pada bagian buntutnya terdapat pahatan jari jempol yang diapit jari telunjuk dan jari tengah ini yang menunjukkan lambang kesuburan ini dulu sering dikunjungi orang dengan membawa sesaji tapi sekarang sudah jarang lagi. Selain itu masih banyak prasasti yang terdapat di dedung museum Sejarah jakarta ini. Jadi jika Anda pingin piknik sembari mempelajari sejarah Jakarta tidak ada salahnya mampir ke MUSEJA.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar