Bila aku sedang berada di Jakarta, salah satu sohibku suka mengajakku jalan-jalan sekaligus makan pastinya. Kami suka hunting makanan dan tempat baru. Mulai kelas warung kaki lima sampai yang sekelas resto kadang nekat dicobain. Suatu waktu tiba-tiba ia ngajak aku ke Cafe Batavia. Meski udah pernah dengar tapi seperti apa Cafe Batavia itu aku belum punya bayangan. Dalam gambaranku mungkin seperti Starbuck atau Excelso. Tapi saat ia membawaku ke daerah setasiun kota aku jadi bingung. Perasaan di sekitar setasiun kota tidak ada tempat yang cocok buat nongkrong. Ternyata temanku juga belum tahu seperti apa Cafe Batavia ia cuma tahu ada Cafe Batavia di daerah setasiun kota yang cukup terkenal. Kami lalu sama-sama mengira jika Cafe Batavia itu ada di Museum Sejarah Jakarta ternyata saat kami bertanya pada orang-orang di sekitar situ ternyata bukan. Cafe Batavia terletak di depan Museum Sejarah Jakarta. Saat melihat bangunan Cafe Batavia yang didominasi jendela kaca dan kanopi warna hijau serta jendela kaca dibagian atas, maka saat melihat dari bagian luar aku sempat bertanya-tanya seperti apa ya isinya, mahal gak ya harga menunya. Tapi karena sama-sama suka tantangan maka kami pun nekat masuk ke bagian dalam. Cafe Catavia ini memiliki bangunan dengan gaya kolonial Belanda. Bangunannya terdiri dari dua lantai. Sebenarnya bangunan ini sudah didirikan antara tahun 1805 hingga 1830. Tapi baru berfungsi sebagai cafe ini sejak tahun 1992-1993. Di lantai dasar atau pertama kita bakal menemui cafe bar dan kursi meja yang ditata dengan bagus.Interiornya unik.Apalagi di lantai dua, tatanan kursi, meja dan hiasan lampunya sangat cantik dan mewah tapi tidak meninggalkan kesan kuno. Dari lantai atas dengan melihat ke jendela maka bakal bisa melihat bangunan Museum Sejarah Jakarta dan Taman Fatahillah. Satu lagi yang membuat lebih menarik mulai dari lantai bawah hingga atas banyak sekali dipajang foto-foto. Bahkan di toiletnya pun dipajang foto-foto. Kami sengaja memilih duduk di bawah dengan pertimbangan lebih banyak pengunjungnya dibandingkan dilantai atas yang kebetulan siang itu agak sepi. Cafe Batavia ini memang biasa buka dari jam 8 pagi hingga 1 malam. Tamunya kebanyakan wisatawan mancanegara yang ingin merasakan nostalgia Jakarta tempo dulu. Saat pelayannya menawarkan daftar menu pada kami, kami coba baca satu persatu.Menu yang ditawarkan umumnya chinese food macam capcai seafood hingga model Eropa semacam tenderloin steak hingga lobster. Minuman yang ditawarkan kebanyakan berlabel beralkohol. Bayangkan dari daftar menu aku sempat mencatat berbagai macam wine, bourbon whiski, cognac, yang hargaya mulai puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Tapi tak perlu khawatir disini kita bisa memilih minuman halal seperti juice, teh coffe hingga caffucino dan soft drink. Akhirnya kami juga hanya memutuskan membeli minuman juice dan cappucino. Sebenarnya selain fresh juice (tomat,apel, jeruk atau semangka) adapula berbagai jenis cocktail dengan nama unik macam batavia punch, fatahilah punch, si Jagur Punch. Sayang karena tidak memesannya maka tidak tahu seperti apa wujudnya. Yang jelas untuk minuman cofe dan juice harganya rata-rata masih sekitar 17500 hingga 25.000 rupoah. Tapi jangan salah kita masih bakal dikenai charge service dan tax masing2 10 %. Alias mahal banget.Harganya benar-benar bintang lima.Sebenarnya kami ingin memotret bagian dalam museum tapi perijinannya agak sulit. Jadi cuma bisa motret pakai camera handphone doang.Tapi tak apalah sekali-sekali merasakan bagaimana nikmatnya nongkrong di Cafe Batavia. Jika tertarik, coba aja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar