Setiap kali lewat jalan raya Waru aku selalu menggerutu. Sebab depan kantor imigrasi selalu macet. Banyak mobil dan motor antri mau masuk parkiran. Belum lagi jika ada taxi juga mendadak berhenti menurunkan penumpang. Yang pasti bikin macet. Sampai sempat terpikir di benakku kenapa pemerintah propinsi Jawa Timur tak memindahkan kantor imigrasi ke tempat yang lebih luas dan strategis.
Meski seringkali lewat jalan itu tapi belum terpikir di benakku untuk sekali-sekali memasuki gedung imigrasi. Padahal sudah beberapa kali kakakku menyuruhku mengurus paspor. Pikirku buat apa. Toh aku tak keluar negeri. Meski kepingin juga. Membaca buku jilbab traveler karya Asma Nadia dan TNT karya Trinity sebenarnya sudah membuatku ngiler untuk jalan-jalan ke luar negeri. Tapi sepertinya hanya impian. Aku jadi ikut-ikutan jadi senang ngumpulin tempelan kulkas oleh-oleh kakakku yang pulang jalan-jalan dari beberapa negara. Sedang aku sendiri kalau pas jalan-jalan ke luar pulau (Sulsel dan Bali) juga niat cari tempelan kulkas. Siapa tahu sewaktu-waktu kesampaian jalan-jalan ke luarnegeri.hehehe.
Sebulan yang lalu aku nekat cari pasport. Kebetulan ada sedikit uang lebih yang cukup untuk urus pasport. Katanya murah tak sampai 300 ribu. Ya udah aku bela-belain berangkat. Tanggal 27 Maret aku berangkat jam 5.10 pagi ke kantor imigrasi di Waru Sidoarjo. Perjalanan tak sampai 20 menit sudah sampai kantor imigrasi. Kupikir masih sepi ternyata sudah banyak yang antri di depan pintu gerbang kantor imigrasi. Dan begitu jam stengah 6 pintu gerbang dibuka orang-orang langsung lari. Aku pun ikut-ikutan lari. Ternyata mereka langsung duduk mengambil posisi. Aku diam sambil memperhatikan sekeliling.Ternyata semua mesti duduk menunggu pintu kantor dibuka dan antri ambil no antrian. Akhirnya jam 7.30 kantor dibuka, aku dapat nomer antrian no 13. Aku mesti ambil blangko/form isian imigrasi. Lalu antri fotokopi. Sebab ternyata semua dokumentasi mulai KTP,KSK,Ijasah harus difotokopi dalam ukuran A4. Kemudian antri lagi ambil form dan beli materai. Aku keluarkan uang 10 ribu untuk fotokopi dan beli materai.
Selanjutnya aku masuk gedung dan isi form yang sudah disediakan. Untuk siap diserahkan ke loket 2. Yang asli mesti dibawa. Ternyata cepat hingga aku hampir kelewatan. Beruntung pegawainya baik dan memperbolehkan serahkan data meski telat. (aku maju saat sudah dipanggil no 18). Setelah dataku diperiksa dan diberi bukti prapermohonan pasport, aku disuruh pulang dan diminta kembali keesokan harinya. Jam setengah 9 aku udah ngacir dari kantor imigrasi Waru.
Tanggal 28 Maret aku datang lagi pagi-pagi. Jam 6 pagi, ternyata antrian sudah panjang. Sempat terjadi keributan gara-gara rebutan mau masuk dan ada yang menerobos antrian. Tapi akhirnya bisa diselesaikan. Kali ini aku menuju loket 5 dan menyerahkan bukti prapermohonan dan dapat nomer 18. Selanjutnya antri untuk dipanggil di loket pembayaran, Aku mesti bayar 255 ribu rupiah. Dan kemudian antri lagi untuk pemotretan dan cek biometric. Sesudah mendapat giliran pemotretan dan cap jari aku diperbolehkan pulang dan diminta datang hari kamis/seminggu berikutnya.
Sebenarnya kita mesti sms sebelum ambil pasport. Supaya tak salah waktu. Meski tahu hari kamis itu pasportku belum jadi aku nekat datang. Dan benar, ditolak. Sedih deh mesti datang keesokan harinya lagi. Hari Jumatnya aku antri datang jam 8 pagi. Dan hanya butuh waktu setengah jam pasportku sudah siap jadi. Hm senang sekali akhirnya punya pasport. Bisa jalan-jalan ke luarnegeri. Buat yang mau urus pasport saranku lebih baik di kantor imigrasi daerah/kabupaten atau kotamadya saja. Sebab kata teman-temanku antriannya tak sepanjang di kantor imigrasi waru. Tapi jika terpaksa tetap mau urus di kantor imigrasi Waru/kota besar sebaiknya datang pagi-pagi. Sebab jika siang hari isinya biro jasa. Ok come on, segera urus pasport ya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar