Minggu, Februari 13, 2011

Sate Hotplate


Hari ini bisa dibilang harpitnas. Sebab memang diapit dua hari libur. Kemarin hari Minggu dan besuk Selasa juga libur karena memperingati hari besar Maulud Nabi. Meski harpitnas begini kantorku tetap masuk. Padahal teman-teman dari kantor lain banyak yang ambil cuti. Coba aku libur pasti sekarang sudah lari ke Malang. Enakkan berlibur ke Malang. Ngomongin soal Malang jadi ingat makanan-makanan khas kota Malang. Jika kita jalan-jalan dari Malang ke Batu maka kita bakal menemukan sebuah rumah makan yang terkenal dengan nama Sate Hot Plate. Lokasinya di jalan Patimura Batu. Kalau dari Malang ada di kanan jalan sebelum masuk kota Batu.

Tempat makannya sederhana tapi tertata rapi. Boleh milih duduk di kursi atau lesehan. Sebenarnya rumah makan Sate Hot Plate Batu ini menjual beraneka ragam makanan. Tapi memang sate hotplatenya yang paling terkenal. Sebab memang berbeda. Umumnya sate disajikan dalam piring tapi disini disajikan dalam pinggan hotplate. Ada beberapa jenis sate yang dijual di rumah makan Sate Hot Plate Batu ini yaitu sate ayam, kambing dan daging. Selain itu ada menu gule dan rawon yang tak kalah menarik. Yang paling ngetop dari rumah makan ini memang sate kambing hotplate dan gulenya. Menurut rekomendasi teman-teman katanya daging kambing empuk, tak prengus dan rasanya maknyus. Gulenya juga lecker. Sayangnya aku alergi makan kambing makanya waktu mampir ke rumah makan ini bareng teman-teman tak mau pesan ini.

Aku dan teman-teman mencoba memilih menu sate ayam hotplate dan nasi rawon. Untuk minumannya kami pilih tape panas. Tape hijau panas ini mengingatkanku pada kota Jogya. Sebab jika ke Jogya aku selalu pilih minum wedang tape hijau ini sebagai teman makan di warung-warung kaki lima. Wedang tape panas di warung sate hot plate ini rasanya sama kok dengan yang di Jogya. Manis, asem dan panas sehingga menghangatkan badan yang belum terbiasa dengan hawa dingin kota Batu.

Menurutku nasi rawonnya sama dengan yang lain. Nasi putih dengan beberapa potong daging dan diguyur kuah rawon yang hitam itu. Rasanya  standard alias sama atau tak terlalu istimewa. Kalau sate hot platenya baru istimewa. Penyajiannya saja beda. Sate ayamnya ditaruh dalam pinggan hotplate jadi panas banget. Dagingnya dibakar tak terlalu gosong tapi matang. Empuk banget dan enak. Maklum ayam kampung. Selain itu sebelum dibakar sudah dibumbui dengan kecap dan bumbu lainnya jadi lebih meresap.

Cara makan sate hotplate ini dengan bumbu kacang. Bumbu kacang ini menurutku malah mirip bumbu kacang di sate ponorogo. Tak terlalu banyak kecapnya. Tapi rasanya tetap manis. Yang bikin beda mesti dikucuri jeruk nipis.  Jadi ada rasa asamnya. Bila suka tinggal tambahkan sambel dan irisan bawang merah. Tambah mantap deh. Seporsinya terdiri dari 10 tusuk. Boleh dimakan pakai nasi atau lontong. Terserah sesuai selera. Anda suka sate? silakan coba. Harga seporsinya seingatku kurang lebih 20 ribu rupiah. 

2 komentar:

shuka shoes mengatakan...

terima kasih informasinya

Yuni Rachmi mengatakan...

@shuka shoes: sama-sama. makasih juga sudah berkunjung ke blogku.salam kenal