Selasa, Desember 18, 2012

Sate Hadori

Berkali-kali temanku selalu bercerita dengan bangga bahwa dia biasa mampir makan di sate Hadori jika ke Bandung. Katanya lokasinya di stasiun Bandung. Makanya waktu aku ke Bandung kemarin dan kebetulan lewat depan warung sate H.Hadori maka kusempatkan mampir. Lokasi persisnya di halaman terminal stasiun Bandung (jl. Stasiun Timur Bandung). Jika kita turun di stasiun Bandung mesti keluar lewat pintu setasiun lama (jangan lewat kebon kawung) dan masuk ke area terminal stasiun bandung. Itu merupakan jalan terobosan jika kita dari stasiun Bandung ke Pasar Baru Bandung.

Dari luar warung itu sudah tampak daging kambing tanpa kulit yang digantung. Hm bau sate yang dibakar oleh pelayan warung didepan warung menggoda selera. Iseng aku bertanya, "menunya sate kambing saja ya?" pada pelayan yang sedang bakar sate. Dia pun menjelaskan bahwa selain sate kambing, juga ada sate sapi dan ayam. Jadi aku bisa coba ini. Kalau sate kambing kan aku ga bisa memakannya. (rawan hipertensi, hehehe).

Aku pun masuk ke dalam warung sederhana itu. Di dalamnya sudah banyak pembeli. Mereka segerombolan2. Aku amati bangku, kursi. Di dekat pintu masuk, 2 orang pelayan juga sedang sibuk menusuk daging-daging kambing untuk sate. Aku memesan 5 sate sapi. Ternyata mereka tak sediakan lontong hanya nasi. Ya sudah ga mau. Pingin coba gule, mereka cuma punya gule kambing. Jadi aku cuma bisa pesan sate sapi saja.


Kulihat di meja ada krupuk emping belinjo. Aku pun langsung ambil satu dan mengunyahnya. Hm ternyata warung ini sudah berdiri sejak tahun 1952. Ada tulisannya. Sate H.Hadori sejak 1952. Luama ya dan awet. Satenya disajikan dalam 2 piring. Sate saja tanpa bumbu. Baru bumbunya. Jika suka bisa tambah acar. Daging satenya lumayan empuk. Tapi jika ingin rasa memang harus memasukkannya dalam bumbunya. Ada bumbu kacang dan bumbu kecap. Tentunya enak kalau dicampur pula dengan irisan bawang merah. Jangan cari sambel. Karena mereka hanya memberi potongan cabe saja yang ada di bumbunya.

Makan sate ini membuatku jadi ingat sate Tegal lagi. Sorry kurang suka. Tapi lumayan lah, masih lebih murah harganya dibanding sate serupa yang kumakan sebelumnya di Bandung. Aku tak sampai merogoh kocek 20 ribu untuk 5 tusuk sate dan belinjo. Mungkin kalau sate kambing dan gulenya yang lebih menantang. Sebab kulihat orang-orang tampak nikmat menyantapnya. Lagi-lagi kembali pada selera. Coba saja kalau ke Bandung.

Tidak ada komentar: