Setelah beberapa lama vakum, khirnya aku punya kesempatan nulis di blog kluyuranku lagi. Sebulan ini aku memang mulai kesibukan baru semenjak punya onlineshop, http://rachmira-onlineshop.blogspot.com. Tokoku ini lebih kufokuskan pada menyediakan aneka tas. Alhamdulillah pelanggan mulai berdatangan. Makanya aku berusaha memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya.Selain senang dapat kenalan baru (customer baru), teman-teman lamaku yang kini tersebar di berbagai kota di Indonesia banyak jadi customerku. Mulai dari Cilegon, Jakarta, Jogya, Kudus hingga Malang langsung percaya membeli tas-tas yang kujual. Alhamdulillah jadi jalin silaturahmi lagi dengan teman-teman.
Bicara tentang penghobi tas dan teman lama, jadi ingat 2 bulan lalu sempat ditraktir Heni, teman kuliahku yang kini berdomisili di Jogya dan biasa belanja tas di tokoku (Terimakasih Hen). Aku diajak makan di warung ikan bakar langganan bos dan teman-teman kantornya. Namanya warung makan ikan bakar Rasa Sayange atau biasa disebut warung bu Ning. Lokasinya di utara Tugu, dekat perempatan Jetis. Jalan Jetis Pasiraman Jogya. Warungnya ada dua berhadapan. Mengingatkanku pada warung selat mbak Lies di Solo. Meski warungnya kecil tapi bersih. Pelayannya juga ramah.
Aku sudah membayangkan ikan bakar manis seperti yang biasa kumakan. Tapi kulihat di etalase warung kok ikannya lain. seperti ikan bawal, nila,kerapu dan sebagainya. Lalu ada aneka umbi-umbian rebus. Hm jadi tertantang ingin menyobanya. Kami pesan 2 porsi ikan bakar, ternyata pas muncul di hadapanku bikin akui terheran-heran. Ini versi Ikan Bakar Indonesia Timur. jadi ikannya tak dibakar pakai kecap, rasanya hambar. Agar nikmat mesti memakannya pakai sambal colo-colo. teman makan ikan bakar ini adalah urap, tapi beda versi dengan urap jawa. Urapnya dari daun pepaya dan entahlah daun apa dan bumbunya pun ku taktahu. Sambalnya lebih terasa asam daripada pedas padahal sudah dikasih cabe dan bawang merah. Beda, benar-benar beda.
Bukan cuma ikan bakar dan urapnya yang bikin aku heran, ternyata biasanya ikan bakar ini tak dimakan dengan nasi tapi dengan sagu. Model sagunya mirip lem. Dimakan dengan kuah kuning. Yang pasti makanan ini rasanya asam. Sambalnya pun lebih terasa asam daripada pedasnya. Orang Jawa bilang kecut sekali. Sepertinya mereka tak pakai garam dalam semua masakan. Semuanya mengingatkanku makanan di Makassar. hehehe sesama Indonesia Timur. Tapi asyik juga mejajal makanan baru ini. jadi nantinya kalau ke Indonesia Timur tak kaget.Yang lebih bikin ku geleng-geleng lagi. 2 porsi ikan bakar komplit plus minum tak sampai habis 50 ribu. Wow murah. Cuma Jogya yang bisa begini. Thanks traktirannya, Henis. InsyaAllah kalaui ke Jogya lagi ganti aku yang traktir dan coba makanan Jogya yang lain lagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar