Sepertinya sate adalah makanan yang mesti dicoba jika berkunjung ke kota Tegal. Dengar-dengar sate kambing Tegal uenak. Beberapa teman rekomendasikan beberapa warung sate kambing di Tegal tapi aku tak mau mencoba secara aku anti makanan dari bahan dasar kambing. Ya mau gimana lagi. Lebih baik mencegah daripada berakibat fatal.
Makanya aku putuskan coba sate ayamnya saja. Menurut info, sate ayam margasari yang lokasinya di jalan Ahmad Yani Tegal enak. Tapi jauh oi dari penginapan. Aku tak berani kesana malam-malam sendiri. Daripada nyasar di dalam kota Tegal kan lucu. Akhirnya aku nekat cari-cari sendiri tempat makan sate ayam di Tegal. Sepanjang jalan pasar sore atau letjen Suprapto sepertinya banyak penjual sate ayam kaki lima. Hanya saja aku kok kurang tertarik mencobanya.
Malam hari keluar dari hotel aku beranikan diri berjalan-jalan hunting sate ayam. Tak terlalu jauh dari hotel Karlita Internasional yang berada di jalan Brigjen Katamso Tegal aku lihat ada warung sate ayam. Namanya warung sate ayam Bp Untung Sidjan. Lokasinya di jalan Kapten Ismail Tegal. Bentuknya seperti warung atau rumah makan. Kebetulan pas aku masuk warung sate ini sedang ramai. Beberapa pemuda sedang asyik nonton bareng siaran sepakbola dari layar LCD yang dipasang di dalam warung tersebut.
Aku memesan 10 tusuk sate dan setengah porsi lontong. Untuk minumnya aku sengaja pesan juice nanas. Bukan berarti tak ada es teh atau teh poci. Tapi memang aku pingin coba juice nanas. Soalnya jarang ada di tempat lain. Aku pun lalu duduk di dalam warung sembari menunggu makanan siap dihidangkan. Sepertinya warung ini sudah agak lama berdiri. Modelnya warungnya sudah agak modern. Dengar dengar pemiliknya merupakan cucu dari Sidjan, pemilik warung sate ayam yang terkenal dari jaman dahulu kala di Tegal.
Sate ayam pun kemudian siap disajikan. Potongan dagingnya besar-besar. Karena aku pesan sate campur maka dalam satu tusuknya ada daging, kulit dan hati. Bumbunya pakai bumbu kacang dan diberi kecap manis. Lalu disajikan dalam piring beberapa biji bawang merah, cabe rebus. Jadi tak ada sambel. Mesti haluskan cabe rawit rebus sendiri.
Bagaimana rasa satenya? Hm sorry, tak cocok untukku. Terbiasa makan sate ayam di Surabaya yang ukurannya tak sebesar itu. Rasa bumbunya juga kurang meresap di lidahku. Sedangkan di tempat ini juga cara membakarnya masih kurang lama menurutku. Alias kurang gosong. Mungkin memang seperti itu kesukaan orang Tegal. Aku malah lebih menikmati makan lontong dengan bumbunya. Lebih pas untuk kusantap. Jika suka, bisa tambah acar mentimun yang sudah disiapkan di meja.
Sedangkan minumannya aku sangat suka. Juice nanasnya benar-benar enak dan segar. Bisa dicoba lagi tuh juice nanasnya soalnya lain daripada yang lain. Untuk sate dan juice ini aku membayar sekitar 21 ribuan. Tak murah untuk ukuran kota kecil. Tapi tak mahal untuk ukuran Jakarta.
Selasa, Februari 14, 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar