Kamis, November 24, 2011
Jalan-Jalan ke Kuta dan Sanur
Sabtu kemarin aku jalan-jalan ke Bali. Karena ini pengalaman pertamaku ke Bali dengan pesawat aku sempat kebingungan harus bagaimana keluar dari bandara. Kakakku menyarankan jika ingin irit ongkos mending jalan dulu sekitar 5 menit keluar bandara dan baru naik taxi bluebird. Tapi karena aku khawatir tambah bingung aku putuskan naik taxi bandara. Aku lihat di papan pengumumannya dari Bandara Ngurah Rai ke Kuta dipatok biaya 45 ribu perak. Tetapi saat aku bertanya ke petugas taxi tersebut aku dikenai biaya 55 ribu perak. Udahlah biarin saja daripada berdebat. Lalu aku menuju taxinya dan mobil tersebut melaju menuju kawasan Kuta Bali.
Kami melewati kawasan Tuban, lalu sekitar Discovery shopping mall, trus lewat Hardrock Hotel dan berhenti di kawasan Poppies Lane 1/ belakang MC Donald Kuta. Situasinya sudah agak beda dengan saat aku pergi ke Kuta bersama teman-temanku 5 tahun yang lalu. Sesudah aku diberhentikan di sekitar Poppies Lane, aku angkat tas rangselku dan susuri sepanjang Poppies Lane mencari penginapan murah.
Karena sudah gelap, aku sempat nyasar masuk gang-gang sempit dan kembali ke jalan utama Poppies Lane. Sampai akhirnya kuberhenti di pertigaan gang Surga. Disitu terpapang beberapa papan yang bertulisan nama beberapa cottage. Aku masuk dan berjalan menyusuri gang Surga tersebut. Ya aku ingat lagi, dulu pernah menginap di daerah ini. Kulihat beberapa bangunan cottage, Rita Cottage, Berlian in Cottage dan sebagainya.
Aku sengaja masuk ke cottage yang dulu aku pernah menginap disana. Namanya Sari Jaya Cottage. Seingatku dulu kami dipatok harga 150 ribu/kamar untuk 4 orang. Saat kutanya ke perempuan yang jadi penerima tamunya ternyata sekarang sudah naik harganya. Aku mesti membayar 200 ribu/kamar. Itupun cuma tersisa 1 kamar. Aku dapat kamar di pojok no 26. Fasilitas kamarnya ada 1 tempat tidur double, 1 tempat tidur single, meja kursi, , kamar mandi, kulkas, lemari, televisi dan fan. Kamarnya sederhana dan masih tak berubah dibandingkan 5 tahun yang lalu. Kolam renangnya pun masih ada.
Sesudah mandi dan sholat, aku langsung jalan-jalan menyusuri kawasan Kuta. Mulai banyak perubahan. Penjual baju dan asesories di Poppies Lane 1 masih terlihat sama. Tapi kini sudah banyak minimarket buka 24 jam di kawasan ini. Keluar dari Poppies Lane aku belok kekiri. Disamping MC.D yang terpisah dengan jalan Poppies lane sudah ada Kuta Bex, sebuah mall kecil yang mana ada toko, supermarket dan cafe-cafe. Ada KFC, Black Canyon juga disana. lalu ada beberapa cafe dan tempat makan baru yang dulu belum ada. Bahkan juga ada resto Pizza Hut. Melewati Hard Rock Cafe yang ada patung gitarnya banyak pelancong yang berfoto bersama. Pingin sebenarnya bisa berfoto disini tapi karena sendiri kucuma bisa gigit jari.
Kususuri jalan raya Kuta ini sembari melihat sekeliling.
Sekitar Kuta Square banyak toko-toko yang menjual berbagai baju dan sepatu serta asesoreis branded. Hm cuma bisa melihat doang.hehehe. Aku sebenarnya lapar dan ingin makan tapi tak kutemui warung makan. Yang ada cafe-cafe yang jelas mahal harga makanannya. Ada juga KFC di dekat Kuta Square tapi kok rame banget yang ngantri. Aku berjalan terus menuju ke arah Discovery Mall. Ada beberapa art center, cafe seafood yang besar juga hotel-hotel mahal yang kulewati. Hingga akhirnya kusampai pula ke Discovery Shopping Mall. Aku jadi tersenyum geli, seperti napak tilas 5 tahun yang lalu. Bedanya dulu aku berempat dengan kawan-kawanku tapi kini aku cuma sendiri ke sini. Setelah sempat makan nasi pecak ayam di es teler 77, dan melihat-lihat barang di Centro, akupun pulang ke penginapan dengan ojek.
Sebenarnya hari Minggu pagi itu (20/11) aku ada pekerjaan di Sanur dan langsung menginap di Denpasar. Tapi kupikir tak ada salahnya jalan-jalan dulu ke pantai Kuta mumpung ke Bali. Sabtunya aku sudah melewatkan melihat matahari terbenam yang indah di pantai Kuta, masak harus tak bisa lihat debur ombak pantai Kuta juga. Wow indah sekali pantai Kuta. Banyak wisatawan lokal dan mancanegara yang sedang bermain di pantai. Meski ada larangan mandi di laut tetap saja ada yang berenang. Demi bisa berfoto dengan pemandangan pantai dan air laut aku sempat meminta tolong dua orang cewek berjilbab membantuku. Yang satu potret saku pakai HP dan satunya kuminta memotretku dengan kamera SLR. Tak kulewatkan memotret keindahan pantai kuta. Hm air laut yang biru yang selalu membuatku ingin datang dan datang lagi kesini.
Kakiku sudah kotor dengan pasir pantai, sedangkan celana panjangku juga sudah basah dengan air laut. Makanya saatnya aku balik ke penginapan. Seingatku dulu aku pernah makan nasi rawon di pantai Kuta depan MC.D. Penjualnya orang Madura. Biasanya pembelinya yang banyak para beach boy. Tapi ternyata sekarang sudah tak ada.
Lalu akupun keluar pantai, hm masak harus sarapan roti saja di penginapan? Kulihat kerumunan orang di pojokan jalan Poppies Lane/depan Kuta Bex. Ada beberapa penjual makanan yang berjualan disini. Kulihat ada yang jual nasi dengan motor, jual jamu dan jual gorengan plus kopi.
Aku pun mendekati penjual nasi bungkus. Wow ternyata masih bapak-bapak yang sama dengan pernah kutemui berjualan disini 5 tahun yanglalu. Pria itu mengaku bernama Nasrul. “Saya memang sudah 10 tahun dagang nasi bungkus disini dari pagi hinggam jam setengah 9 pagi,” ungkap pria asal Banyuwangi itu. Ia menjual berbagai macam nasi bungkus. Ada nasi dengan lauk ayam, telur, ikan dan daging sapi. Kupilih nasi bungkus isi ikan. Kumakan nasi itu di tembok yang bisa untuk duduk di samping tempatnya berjualan. Isi nasi bungkus itu ternyata nasi, bakmi goreng, ikan bumbu dan sambel. Lalu kuminta sebungkus krupuk dan segelas kopi susu. Wow kuhanya bayar 5500 perak. Sebagai tambahan lauk kubeli ote-ote/bakwan goreng seharga seribu perak di penjual jamu. Hm 6500 perak sudah kenyang makan minum.
Sesudah pulang ke penginapan untuk mandi maka aku pun bersiap ke Sanur. Dari Kuta aku naik taxi bluebird. Biayanya ke Sanur 90 ribu perak.Turun dari taxi aku berjalan menuju lapangan pantai matahari terbit Sanur. Usut punya usut ternyata sedang diadakan even Pameran Hortikultura Nasional di pantai Matahari Terbit Sanur. Di lapangan yang sangat luas tersebut ada pameran flora dan flori tingkat nasional, berbagai bonsai, bunga, buah dipamerkan di sana. Lalu ada bazar yang menjual berbagai macam makanan, baju, kain, sandal, asesories. Karena siang hari panas terik sekali maka aku melewatkan waktu menyusuri stan-stan bazar ini.
Karena taktahan dengan panasnya cuaca Sanur di hari Minggu tersebut, aku keluar dari lokasi kontes anjing sehat dan berjalan menuju pantai yang hanya berjarak sekitar 200 meter. Di tepi jalan Pantai Matahari Terbit tampak ada persiapan acara. Entah apa itu. Aku sempaty melewati stan klub motor kuno dan mobil kuno. Aku santai menuju pantai. Ternyata memang sedang digelar Sanur Village Festival. Acara ini diselenggarakan mulai tranggal 19-22 November 2011. Di dekat pantai ada lomba merangkai buah, lomba chief tingkat nasional dan sebagainya.
Aku duduk-duduk di tepi pantai. Kulihat birunya pantai Sanur. Hm indahnya. Kapal-kapal nelayan tampak bergerak-gerak ikuti gerakan ombak. Sayangnya tak bisa bermain pasir pantai seperti di Kuta. Jadi di Pantai Matahari Terbit Sanur, kita cuma bisa duduk duduk menyaksikan keindahan laut dari tepi pantai yang berbatu-batu.
Sembari memotret laut, kulihat sekeliling. Ada seorang ibu-ibu yang sedang sibuk melayani pembeli. Ia berdagang makanan kecil. Saat kudekati ternyata ia menjual lumpia, dan tahu tempe goreng. Karena tertarik, makanya aku pun ikut membelinya. Ternyata setiap menjelang sore, ibu bernama Gusti Ayu itu berjualan di pantai Matahari Terbit Sanur ini. Harga lumpia dengan bumbu dan potongan cabe seporsi adalah 5 ribu perak. Sayangnya lumpianya agak keras. Untungnya bumbunya tak terlalu asin dan masih panas. Melihatku menikmati lumpia membuat sepasang bule yang sudah berusia lanjut jadi turut membelinya.
Di sekitar pantai banyak penjual makanan dan minuman. Saat kutanya pada penjual teh poci, ia bilang dia hanya berjualan selama even Sanur Village Festival ini. Jadi yang asli jualan tiap hari hanya yang punya lapak depot saja. Yang di luar bukan. Terus terang aku tak berani membeli makan di stan-stan makanan ini. Soalnya makanan yang kebanyakan dijual menyebutkan jenis lawar, tum dll di daftar menunya. Makanan itu identik dengan bahan dasar babi. Daripada salah makan mending tak makan disini. Beruntung sebelumnya panitia sempat memberiku sekontak paket ayam KFC. Jadi kenyang deh.
Tak tahunya di hari Minggu (20/11) tersebut bisa dibilang puncak acara Sanur Village Festival 2011. Acara yang sudah 6 kali digelar ini juga menjadwalkan menggelar pawai di hari tersebut. Jadi aku mendadak bisa nonton pawai yang demikian besar dan megah. Sepertinya diikuti lebih dari 1000 orang. Ada rombongan perempuan yang mengenakan pakaian khas adat Bali dengan mengangkat buah-buahan, ada rombongan pria yang mewakili kaum petani, kaum nelayan, anak sekolah, ada model-model cantik dengan baju Bali modifikasi dan sebagainya. Semuanya tampak bagus dan menarik. Ada juga pawai mobil hias dari berbagai kota di sekitar Denpasar serta pertunjukan drumband serta reog khas Bali. Semua berpadu dengan iringan musik khas Bali. Meriah sekali. Makanya aku tak melewatkan diri untuk menonton dan memotretnya.
Acara pawai ini tak hanya membuat Sanur saja yang macet parah. Sebab Denpasar pun kena imbasnya. Betuntungnya hanya sampai sore hari sudah selesai acara pawainya. Sebelum pulang dari Sanur aku sempat makan nasi kotak ayam kremes bu Nita. Ayam Kremes bu Nita yang pusatnya di jalan Hayam Wuruk Denpasar ini kan sudah punya banyak cabang. Bahkan di Jakarta pun juga sudah punya beberapa cabang. Dalam satu kotaknya isinya nasi, ayam goreng kremes dan sambal. Lumayan enaklah. Saat aku pulang dari Sanur pukul 8 malam WITA, jalanan sudah mulai lancar. Alhamdulillah. Jadi aku bisa sampai Denpasar dengan nyaman.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar