Minggu, Mei 09, 2010

SGPC Bu Wiryo

Setiap kali ngomongin nasi pecel membuatku selalu kangen dengan kampung halamanku sebab menurutku nasi pecel paling top itu ya nasi pecel Kediri. narsis ya. hehehe. Tetapi tak ada salahnya kan kita mencoba makan nasi pecel khas di daerah lain. Di Jogya kemarin (3/5) aku menyempatkan diri makan siang nasi pecel. Aku ditemenin kawanku, Kunti, makan nasi pecel di warung SGPC Bu Wiryo yang berada di seberang Fakultan Kedokteran Hewan UGM atau sebelah utara selokan Mataram. Alamat lengkapnya jalan Agro CT VIII Klebengan Jogya. Warung ini sudah ada sejak tempo dulu kala. Tertulis di depan warung namanya Warung SGPC Bu Wiryo berdiri sejak 1959. Berarti jika dihitung-hitung sudah 51 tahun. Makanya aku jadi tertantang ingin mencobanya. Begitu masuk ke warung ini kami disambut lagu-lagu dari grup music yang biasa mangkal di warung ini. Kami pun langsung melenggang mendekati meja yang menyajikan makanan. Aku pun langsung memesan pecel tanpa nasi. Sengaja aku memilih sayur kacang panjang, dan kecambah saja meski sebenarnya ada daun bayam juga. Selanjutnya saatnya memilih lauk pauk. Mereka menjual aneka lauk pauk mulai tahu bacam, tahu, tempe goreng, sate usus, bakwan goreng, telur mata sapi dan sebagainya. Aku sengaja memilih lauk sate usus dan bakwan goreng. Selanjutnya untuk minumannya aku pesan es juice tomat. Sesudah sampai di meja dan mulai makan aku baru ingat bahwa kok belum ada rempeyeknya. tetapi saat aku meminta temanku mengambilkan rempeyeknya ternyata sedang kosong alias habis. Yang ada hanya kerupuk. Sayang sekali sebab menurutku nasi pecel dan rempeyek itu sudah merupakan sesuatu yang tak terpisahkan. Rasanya janggal saja makan nasi pecel tanpa peyek. Akhirnya aku mesti terima makan pecel dengan kerupuk. Kami pun langsung menikmati pecel pesenan kami masing-masing. Komentarku cuma dua untuk makanan ini "manis dan tidak pedas". Pecel pun kalau masuk Jogya ternyata rasanya bisa kayak gudeg.hehehe maaf orang Jogya. Tetapi buat temanku yang meski asli cah Kediri tapi berdomisili di Jogya mengatakan kalaupecel tak pedas seperti ini malah lebih cocok untuk dia dan orang-orang yang tak doyan makanan pedas.hehehe. Tetapi aku acung jempol untuk sate ususnya sebab uenak banget. Sepertinya bumbunya meresap banget hingga ususnya bisa senikmat itu. Tapi untuk harga, mohon maaf jika aku mengatakan standard. Sebab makan dan minum berdua mesti merogoh kocek sekitar 30 ribu rupiah. Sepertinya kesan makan murah sudah mulai menjauh dari kota Jogya.

2 komentar:

kitareview mengatakan...

mantap bro tempatnya review juga ada dsini http://www.kitareview.com/Kuliner/Yogyakarta/SGPC_BU_WIRYO_1959.html

Yuni Rachmi mengatakan...

Yups betul, enak tenan. soal kuliner yang nyaman memang di Yogya tempatnya. thanks udah mampir. salam kenal