Minggu, Agustus 24, 2014

Nyasar di Putrajaya

Waktu liburan di Penang telah usai, saatnya kembali ke Kuala Lumpur. Kami naik bis dari Komtar/tepatnya di Prangin Mall menuju Kuala Lumpur. Bisnya sempat masuk terminal Sungai Nibong sebentar sebelum akhirnya melaju menuju Kuala Lumpur. Busnya nyaman. Perjalanan memakan waktu 6 jam.Dan kami sampai di KL Sentral.  Hari menjelang sore ketika kami sampai di KL Sentral. Rasanya belum puas untuk langsung balik ke hotel. Kami pun nekat naik kereta ke Putra Jaya.
Dari terminal Putrajaya kami naik bis menuju ke Putrajaya. Anda bisa berputar-putar keliling Putra Jaya. Putrajaya adalah pusat pemerintahan Malaysia. Kantor kantor kementerian Malaysia berada di sini semua. Pemerintahan Malaysia memang sengaja memindahkan pusat perkantoran disini karena di Kuala Lumpur sudah macet sekali.  Bangunan-bangunannya menggunakan arsitektur yang indah dan megah. Bagus untuk diabadikan oleh kamera.

Sayangnya kami datang di saat yang tidak tepat, bertepatan dengan waktu pemilu dan sudah menjelang malam pula. sudah begitu tempat berhenti yang salah pula. Jadinya kami bak tersesat di tengah -tengah gedung perkantoran yang sepi. Sudah begitu menunggu bis kembali ke terminal Putra Jaya lama pula. Kami sampai harus bertanya beberapa orang yang kebetulan lewat. Kami sampai seperti putus asa. Akankan ada bis yang lewat disini. Beruntung akhirnya ada pula bis kembali ke terminal. sebenarnya dari terminal Putrajaya kami berniat naik bis ke Kuala Lumpur tapi ternyata para supir bisnya enggan melanjutnya perjalanan ke KL Sentral dengan alasan macet. Jadi mau tak mau kami tetap harus jalan ke setasiun dan naik kereta kembali ke KL Sentral.

Rabu, Agustus 20, 2014

Sisi Lain Kota Penang

Pulau Penang termasuk salah satu tempat di Malaysia yang banyak dikunjungi wisatawan dari Indonesia. Bukan hanya berwisata tapi juga untuk berobat. Di kota ini banyak berdiri rumah sakit yang pasiennya banyak dari Indonesia. Apalagi saat ini hampir tiap hari ada pesawat terbang tujuan Jakarta Penang dan Medan Penang sehingga orang bisa pergi pulang pergi dari Jakarta ke Penang tanpa harus menginap. Tempat menginap mulai dari losmen kelas backpackeran hingga hotel budget pun juga banyak sehingga yang berkantong cekak bisa juga menginap di sini.
Saat di Penang kemarin kami menginap di dalam kota Penang/George Town. Tepatnya di hotel Tune. Kami sempat berjalan-jalan mengamati suasana kota Penang yang indah. Berbeda dengan Kuala Lumpur, masih banyak bangunan kuno di Penang. Bagus untuk diabadikan oleh kamera.

Berhubung uang saku kami sebagai backpacker terbatas, selama di Penang kami jarang berburu tempat makan yang ramai dan khas Penang. Salah satu rumah makan besar yang sempat kami kunjungi hanya rumah makan Pelita "Nasi kandar Pelita". Letaknya dekat masjid Jami Komtar Penang.
Nasi kandar ini mirip nasi gurih. lauknya bisa pilih sesuai selera. ada ayam daging ikan dengan bumbu kuah kental tapi beragam rasa. Bila tak suka nasi kandar Anda bisa memilih sup. Sup pelita ini ada yang berbahan ayam, kambingm daging usus urat. Harganya semkitar 15-30 ribuan.


Bila Anda ingin mengunjungi tempat jajanan Anda bisa ke Anjung Gurney. Anjung Gurney merupakan salah satu tempat wisata kuliner di Penang. Letaknya di tepi pantai. Anda bisa memilih berbagai makanan yang dijual disini. Hati-hati memilih karena banyak makanan tidak halal disini. Cari yang benar-benar Anda yakin halal, seperti rujak, laksa dll.
Kalau ingin irit, cari makan saja di terminal Komtar Penang. Banyak warung yang menjual nasi bungkus, mi goreng, gorengan dengan harga miring di sini. Rasanya lumayan juga. Porsinya kecil, jika kurang tinggal tambah saja. Juga jual berbagai jenis minuman. Jadi jangan takut kelaparan di Penang, makanan murmer masih ada juga kok.




Dari Chowrasta Market Ke Lorong Burma

Ketika masa pemilu kemarin saya jadi ingat suasana pemilu di Malaysia. Saya sedang berada di Penang saat pemungutan suara di Malaysia tahun lalu. Sebelumnya di berbagai kota di Malaysia dipasang banyak bendera dan spanduk bergambar dan bertuliskan dukungan pada beberapa partai. Hampir di setiap tempat wisata banyak berkibar spanduk dan bendera partai. Satu dua hari sebelum pemilu, di banyak tempat digelar kampanye di ruang terbuka/lapangan seperti pasar malam dan rumah makan. Yang hadir bakal mendapat makan gratis.


Di saat orang-orang Malaysia menggunakan hak suaranya saya malah berjalan-jalan ke Chowrasta Market Penang. Salah satu pasar tradisional yang berdiri sejak pertengahan abad 19. Dulunya orang Tamil yang banyak di sini tapi kini yang berjualan disini kebanyakan orang China. Makanan yang dijualpun kebanyakan mengandung babi. Seperti bubur, kwetiau dan sebagainya. Jadi mesti bertanya sebelum membeli.
Dari Chowrasta market kami naik bis menuju lorong burma.di jalan ini ada 2 bangunan wat yang merupakan tempat beribadah umat Budha yang letaknya berhadapan bernama Dhamikamarama Burmese Temple danWat ChayamangkaramanThai Buddist Temple. Bangunan bagus dan banyak dikunjungi wisatawan asing maupun lokal.

Saat asyik berfoto ada seorang laki-laki yang menanyakan asal kami. Kami bilang dari Indonesia/Jakarta. Lalu entah dia bicara apa lagi. Kami sempat punya pikiran buruk sehingga kami bergegas berjalan menjauhinya. Orang itu tetap berteriak sembari bilang "baju-baju:". Kami makin takut dan sembari berlari ke jalan raya dan balik ke hotel. Kemudian kami berangkat ke Komtar dan bersiap balik ke Kuala Lumpur. Saat menunggu bus menuju Kuala Lumpur saya kebingungan mencari jaket saya. semula saya pikir ketinggalan di hotel tapi setelah diingat saat di lorong burma saya masih membawa jaket. Hingga kami baru tersadar ternyata orang tadi berteriak memanggil kami karena jaket saya jatuh. Menyesal berburuk sangka.

Jalan-Jalan Sehari Di Hatyai

Bila Anda berjalan-jalan ke Penang Malaysia, tak ada salahnya Anda juga mampir untuk pergi ke Hatyai Thailand. Anda bisa mencari tiket travel dari Penang ke Hatyai di biro-biro perjalanan yang ada di Komtar Penang. Agar aman, Anda langsung beli tiket pulang pergi saja. Anda bakal di jemput di penginapan tempat Anda menginap. Kapan hari kami berangkat pagi dari Penang menuju Hatyai.Kendaraannya seperti travel Jakarta Bandung. Perjalanan dari Penang ke Hatyai memakan waktu sekitar 3 jam-an. Kami mesti turun untuk pemeriksaan pasport di perbatasan Malaysia Thailand, dan selanjutnya langsung meneruskan perjalanan ke Hatyai. Hatyai adalah kota kecil di Thailand selatan dan masuk propinsi Songkhla. Kami dihentikan di Le grande Hotel. Ini merupakan pusat kota Hatyai. Terus terang kami bingung hendak jalan-jalan kemana-mana. Kami sempat bertanya di stasiun Hatyai, lagi-lagi kami terkendala bahasa. Umumnya Orang Hatyai kurang maghir berbahasa Inggris dan tak bisa pula bahasa Melayu.  Lalu kami putuskan naik tuctuc menuju lokasi patung Budha Tidur. Patung Budha tidur ternyata tak jauh lokasinya. Kami hanya sebentar melihat-lihat dan berfoto disana.Supir mau menunggu dan membawa kembali ke Le grande hotel. Sempat terjadi perdebatan antara kami mengenai biaya tuctuc. Meski jengkel akhirnya kami bayar permintaannya. Akhirnya kami putuskan jalan kaki saja berkeliling kota Hatyai. Masuk pasar, beruntung banyak pembeli yang menggunakan bahasa melayu,mereka sudah menawar berapa harganya.Jadi kami ikut beli oleh-oleh. Ternyata mereka bukan dari Malaysia tapi sama dari Indonesia (Medan). Terus terang kita mesti hati-hati kalau berjalan-jalan di Hatyai. Karena rawan copet. Beda sekali dengan di Malaysia. Soal tawar menawar harga barang juga sedikit ribet. Lebih baik beli barang yang sudah ada harganya.
Hati-hati memilih makanan, karena banyak makanan mengandung babi. Pilih makanan yang penjualnya melayu pasti halal. Ada kejadian unik saat saya menemani teman yang kebetulan non muslim mau makan mi bakso di sebuah warung makan penjualnya langsung teriak "Lady cap no Lady cap no". maksudnya melarang saya makan di warungnya karena makanan yang dijualnya haram untuk saya karena saya berhijab. Lalu saya jelaskan bahwa saya hanya menemani teman saya saja dan tidak hendak pesan makanan.
Di sore hari ada beberapa penjual makanan halal di sekitar Le Grande Hatyai. Ayam goreng, udang gorengnya menarik hati. Apalagi ketan durennya mantap. Layak dicoba.
Kami menunggu dijemput travel di depan Le Grande. Sempat bingung juga, setiap ada travel berhenti kami berusaha cari tahu apakah itu travel yang menjemput kami. Saya sampai memegang karcis supaya supirnya tahu. beruntung setelah menunggu beberapa lama kamipun dijemput juga dan langsung bisa pulang ke Penang. Dan ternyata sepanjang jalan kami menuju Penang, kami juga semobil dengan wisatawan dari Indonesia lagi. hehehe ternyata orang Indonesia memang hobi jalan-jalan Ke Penang dan Hatyai.