Selasa, Juni 14, 2011

Orem Orem Bukan Arem Arem

Sejak beberapa tahun yang lalu Malang mulai gelar even Malang Tempo Doeloe setiap tahun sekali. Acara ini sengaja diadakan di sepanjang jalan Ijen yang merupakan jalan kebanggaan kota Malang karena masih banyak berdiri rumah-rumah kuno dan mewah disini. Setelah sempat gagal berkalikali, pertengahan bulan Mei lalu aku nekat berangkat ke Malang nonton even ini.

Ternyata yang kulihat tak seperti yang kubayangkan. Aku memimpikan melihat suasana kuno dan jadul. Tapi yang ada hanya bazar makanan jadul yang dikunjungi ribuan orang hingga berdesak desakan. Mau cari jajanan kuno memang ada semua seperti gulali, es gandul, kue moho, arum manis, aneka jajanan pasar  dan lain-lain. Makanan khas malang seperti orem-orem, mi pangsit, bakso Malang, rawon, gado-gado jelas juga banyak dijual. Karena aku tak kuat melihat orang berdesak-desakan maka kami tak membeli dan mencoba makan apapun saat nonton MTD. Hanya jalan-jalan sebentar di area tersebut dan langsung pulang daripada kecopetan.

Walaupun begitu aku tetap ingin mencoba makan makanan khas Malang. Akhirnya Indah, sahabatku yang menetap di kota ini membawaku ke warung makan Orem-Orem. Aku sudah lama mendengar nama makanan itu. Dalam benakku seperti arem arem khas Solo yaitu sejenis lontong nasi yang didalamnya berisi cacahan daging,kentang,wortel yang dibumbui.

Kami meluncur menuju jalan Blitar Malang. Sejak dahulu kala di jalan Blitar ini berdiri sebuah warung yang terkenal dengan nama warung Orem-Orem Arema. Kami pun masuk ke warung yang sederhana ini. Penjualnya berdiri di depan gerobak dorongnya dan sibuk melayani pembeli. Aku lihat sekilas ia pasang lontong ketupat,ayam dan panci kuah di gerobaknya. Bukan arem-arem solo tapi sepertinya mirip soto.

Makanya waktu ditanya pakai lauk apa, aku memilih lauk ayam sedangkan Indah memilih telur. Begitu disajikan aku langsung berkomentar, "mirip lontong opor ya. " Memang penyajian orem-orem ini mirip lontong opor. Penjual orem orem menyajikan dalam mangkuk, potongan kupat, dengan sepotong paha ayam yang diguyur  kuah kuning yang berisi potongan tempe dan kecambah rebus. Rasanya memang mirip opor atau soto bersantan. Gurih. Enak dimakan dengan menggunakan sambal. Kalau yang suka manis tinggal tambahi kecap. Karena tak suka makanan terlalu manis, aku makan orem-orem ini tanpa kecap. Enak kok.

Kulihat Indah menyantap orem-orem pesanannya.Telurnya dipotong menjadi dua dan dibubuhi kecap. Sepertinya mantap juga buat yang tak suka ayam. Dimakan dengan lauk kerupuk lebih sedap lagi. kriuk kriuk. Harga makanan ini juga masih murah. Menu orem orem ini sepertinya benar- benar khas Malang sebab aku belum pernah melihatnya beredar di Surabaya ataupun Kediri. Yang jelas Orem Orem beda dengan Arem Arem.

Tidak ada komentar: