Besuk libur long weekend. Udah gitu tanggal tua pula. Tentu mikir-mikir jika mau liburan ke luar kota. Untuk warga Surabaya yang mau menghabiskan libur akhir pekan tanpa mudik, Anda bisa memilih mengisi liburan di sekitar Surabaya saja. Sekarang ini Surabaya punya banyak tempat menarik untuk dikunjungi. Jika Anda suka dengan tempat berair, silakan mencoba kunjungi Mangrove Wonorejo Surabaya. Dermaga Ekowisatam Mangrove Wonorejo Rungkut Surabaya memiliki pemandangan alam yang bagus untuk dijelajahi. Aneka pepohonan, burung ada disini. Anda bisa menikmati berjalan di jembatan kayu yang membelah sungai. Bagus untuk foto-foto.
Jika Anda ingin menjelajahi sungai, bisa menyewa kapal dan berkeliling sungai. Hm menyenangkan. Silakan mencobanya jika ke Mangrove Wonorejo. Mangrove Wonorejo ini lokasinya di timur Surabaya. Dari arah Wonokromo ke timur, lewati kampus Stikom dan STIE Perbanas yang baru lurus ke timur. Jalanan agak jelek ketika Melewati perumahan Grand Semanggi karena saat ini sedang dalam pembangunan sehingga banyak truk keluar masuk. Baru beberapa ratus meter selanjutnya ketemu pintu masuk Mangrove.
Untuk yang suka mancing, di dekat situ juga ada Mangrove Fishing Wonorejo. Tempatnya asyik untuk penghobi mancing. Berbagai jenis ikan bisa dipancing disini. Kalau udah dapat harus dibayar. Jika mau menikmati hasilpancingan secara langsung bisa meminta mereka memasakkannya. Kalau tidak kita bisa memesan makanan. Kapan hari makan ikan bakar berdua harga paketnya 25 ribu. Terjangkau kan.
Kamis, Maret 28, 2013
Rabu, Maret 27, 2013
Sup dan Selat PDAM Solo
Beberapa waktu yang lalu aku pindahin foto dari BB ke komputer. Tapi aku lupa menyimpan filenya dimana. Padahal kebanyakan foto-foto jalan-jalan dan wisata kuliner belakangan ini ada disana. Sayang banget belum sempat kubagi ceritanya ama para penggemar kluyuran dan wiskul. Beruntung ada beberapa yang kufoto pakai kamera SLR kantor, jadi itulah yang bisa dibagi pada smuanya.
Kali ini aku kembali berbagi cerita kuliner di Solo. Solo memang gudangnya makanan enak. Jika ditanya 3 kota besar yang kusuka selain Kediri dan Surabaya, jelas Solo menempati peringkat ke 3. Kotanya nyaman, makanannya lezat-lezat dan sesuai selera lidahku. Mungkin karena aku pernah tinggal di sana jadi serasa kotaku sendiri. Bulan lalu aku ke Solo lagi. Ambar, (sahabatku yang berdomisili di Solo) yang menjemputku turun dari KA Prameks langsung mengajakku makan siang. Dibilang makan siang sebenarnya kurang tepat karena masih jam 10 pagi tapi dibilang sarapan udah agak siang. Entahlah pokoknya makaaan.
Kami sengaja mencari menu makanan yang tak terlalu mengenyangkan. Pilihan kami pada sup dan selat. Ternyata Ambar tak membawaku ke Kusumasari atau Warung Selat mbak Lies, malah ke arah jalan Adisucipto. Di samping kantor PDAM Jl.Adisucipto ternyata ada sebuah warung kakilima pakai keber warna merah bertuliskan nama makanan yang dijualnya.
Sebenarnya warung sup dan selat PDAM ini belum lama berdiri, belum sampai 10 tahun. Tapi sudah banyak yang tahu. Sebab meski warung kaki lima tapi tempatnya bersih. Buka dari pagi, siang udah habis. Penjualnya ramah, pelanggannya banyak. Bukan hanya pegawai PDAM Solo saja tapi juga banyak dari luar. Beberapa menu yang djual antara lain selat segar, sup matahari, sup galantin dan timlo solo. Kemarin kami sengaja memilih sup matahari dan selat segar.
Dilihat dari penampilannya saja sup mataharinya sudah menarik hati. Rasanya sayang disantap, bentuk mataharinya bagus.hehehehe. Ternyata rasanya memang uenak. Isi mataharinya macem-macem mulai ayam, jamur, telur dan sebagainya. Dalam kuah sup itu juga ada potongan wortel dan jamur kuping. Rasa kuahnya uenaaak, gurih pas di lidah. Ditambah sambal tambah mantappp.
Selatnya juga enak. Isinya selada, potongan telur rebus, buncis dan wortel, bistik daging,tomat dan acar mentimun. Dagingnya tanpa lemak. Bagus itu aman untuk yang kolesterol tinggi. (meski sebenarnya aku lebih suka yang agak berlemak xixixi). Perpaduan telur, daging dan sayur ini rasanya mantap. suegeeer banget. Harganya juga tak mahal. Ayo dicoba kalau ke Solo. Makanan kaki lima Solo pancen uenaaak uenaaak.
Kali ini aku kembali berbagi cerita kuliner di Solo. Solo memang gudangnya makanan enak. Jika ditanya 3 kota besar yang kusuka selain Kediri dan Surabaya, jelas Solo menempati peringkat ke 3. Kotanya nyaman, makanannya lezat-lezat dan sesuai selera lidahku. Mungkin karena aku pernah tinggal di sana jadi serasa kotaku sendiri. Bulan lalu aku ke Solo lagi. Ambar, (sahabatku yang berdomisili di Solo) yang menjemputku turun dari KA Prameks langsung mengajakku makan siang. Dibilang makan siang sebenarnya kurang tepat karena masih jam 10 pagi tapi dibilang sarapan udah agak siang. Entahlah pokoknya makaaan.
Kami sengaja mencari menu makanan yang tak terlalu mengenyangkan. Pilihan kami pada sup dan selat. Ternyata Ambar tak membawaku ke Kusumasari atau Warung Selat mbak Lies, malah ke arah jalan Adisucipto. Di samping kantor PDAM Jl.Adisucipto ternyata ada sebuah warung kakilima pakai keber warna merah bertuliskan nama makanan yang dijualnya.
Sebenarnya warung sup dan selat PDAM ini belum lama berdiri, belum sampai 10 tahun. Tapi sudah banyak yang tahu. Sebab meski warung kaki lima tapi tempatnya bersih. Buka dari pagi, siang udah habis. Penjualnya ramah, pelanggannya banyak. Bukan hanya pegawai PDAM Solo saja tapi juga banyak dari luar. Beberapa menu yang djual antara lain selat segar, sup matahari, sup galantin dan timlo solo. Kemarin kami sengaja memilih sup matahari dan selat segar.
Dilihat dari penampilannya saja sup mataharinya sudah menarik hati. Rasanya sayang disantap, bentuk mataharinya bagus.hehehehe. Ternyata rasanya memang uenak. Isi mataharinya macem-macem mulai ayam, jamur, telur dan sebagainya. Dalam kuah sup itu juga ada potongan wortel dan jamur kuping. Rasa kuahnya uenaaak, gurih pas di lidah. Ditambah sambal tambah mantappp.
Selatnya juga enak. Isinya selada, potongan telur rebus, buncis dan wortel, bistik daging,tomat dan acar mentimun. Dagingnya tanpa lemak. Bagus itu aman untuk yang kolesterol tinggi. (meski sebenarnya aku lebih suka yang agak berlemak xixixi). Perpaduan telur, daging dan sayur ini rasanya mantap. suegeeer banget. Harganya juga tak mahal. Ayo dicoba kalau ke Solo. Makanan kaki lima Solo pancen uenaaak uenaaak.
Sarapan Gudeg Yu Djum
Hai para penggemar kluyuran. Kangen juga lama ga berbagi cerita soal jalan-jalan dan makan-makan. Biasa ribet ama kerjaan kantor. Kali ini aku mau cerita soal jalan-jalan ke Jogya. Akhir Maret lalu aku menghadiri even di JEC Jogya. Sempat ketemu dan ngobrol ama GKR Maduretno, putri ketiga Sultan Hamengkubuwono X. hm senengnya, sampai pamer.hehehe. Dan tak ketinggalan aku juga wisata kuliner ama teman-teman di Jogya. Kemarin dari Jakarta aku berangkat ke Jogya bareng teman lama, Ira. Dari awal dia udah ngotot minta ditemenin ke gudeg yu Djum. Makanya turun dari KA Taksaka kami langsung ke wijilan. Naik becak 15 ribu dari stasiun Tugu ke jalan Wijilan.
Jam baru menunjukkan pukul setengah 7 pagi ketika kami sampai di kawasan Wijilan. Jalanannya sudah mulai rame. Widjilan kan memang terkenal sebagai pusatnya gudeg. Di sepanjang jalan Wijilan yang tak jauh dari alun-alun utara Jogyakarta itu berjejer penjual gudeg. Ada beberapa nama. Tapi kami tetap masuk ke warung gudeg Yu Djum. Karena memang dianggap kuno dan mengandung sejarah. Berdiri sejak tahun 1946 alias masih jaman perang.
Tempatnya tak terlalu besar. Kami duduk lesehan sembari menunggu makanan siap disajikan.Menu utama disini jelas gudeg. Yang komplit isinya gudeg, sambel goreng krecek kacang tolo, opor ayam kampung dan telur itik dan areh. Juga ada tahu dan tempe. Mereka mempersiapkan pesanan pembeli di bagian depan warung. Bisa dimakan di tempat, atau dibawa pulang. Bawa pulang pun bisa gunakan kotak, besek atau kendil. Tergantung permintaan pembeli. Harganya jelas berbeda-beda.
Aku memesan gudeg krecek tanpa nasi sedang ira memesan nasi gudeg telur suwir. Rasa gudeg ini manis. Kalau pingin pedes tinggal haluskan cabenya. Jangan cari sambel karena gudeg jogya tanpa sambel. Enak untuk penggemar gudeg. Berhubung aku tak suka gudeg manis maka kubilang lumayan saja. Aku lebih suka gudeg solo atau semarang yang lebih basah dan gurih. Yang jelas harganya standard. Bisa memilih sesuai ukuran kantong. Mulai sekitar 8 ribuan. Silakan mencoba jika ke Jogya. Selain di Wijilan, gudeg yu Djum juga buka cabang di jalan Dagen. Tempatnya malah lebih enak dan nyaman.
Jam baru menunjukkan pukul setengah 7 pagi ketika kami sampai di kawasan Wijilan. Jalanannya sudah mulai rame. Widjilan kan memang terkenal sebagai pusatnya gudeg. Di sepanjang jalan Wijilan yang tak jauh dari alun-alun utara Jogyakarta itu berjejer penjual gudeg. Ada beberapa nama. Tapi kami tetap masuk ke warung gudeg Yu Djum. Karena memang dianggap kuno dan mengandung sejarah. Berdiri sejak tahun 1946 alias masih jaman perang.
Tempatnya tak terlalu besar. Kami duduk lesehan sembari menunggu makanan siap disajikan.Menu utama disini jelas gudeg. Yang komplit isinya gudeg, sambel goreng krecek kacang tolo, opor ayam kampung dan telur itik dan areh. Juga ada tahu dan tempe. Mereka mempersiapkan pesanan pembeli di bagian depan warung. Bisa dimakan di tempat, atau dibawa pulang. Bawa pulang pun bisa gunakan kotak, besek atau kendil. Tergantung permintaan pembeli. Harganya jelas berbeda-beda.
Aku memesan gudeg krecek tanpa nasi sedang ira memesan nasi gudeg telur suwir. Rasa gudeg ini manis. Kalau pingin pedes tinggal haluskan cabenya. Jangan cari sambel karena gudeg jogya tanpa sambel. Enak untuk penggemar gudeg. Berhubung aku tak suka gudeg manis maka kubilang lumayan saja. Aku lebih suka gudeg solo atau semarang yang lebih basah dan gurih. Yang jelas harganya standard. Bisa memilih sesuai ukuran kantong. Mulai sekitar 8 ribuan. Silakan mencoba jika ke Jogya. Selain di Wijilan, gudeg yu Djum juga buka cabang di jalan Dagen. Tempatnya malah lebih enak dan nyaman.
Langganan:
Postingan (Atom)