Selasa, Juli 20, 2010

Tergoda Nasi Liwet Solo



Hampir setiap kali berkunjung ke kota Solo, aku tak pernah melewatkan waktu untuk makan nasi liwet. Rasanya kurang lengkap bila tak menyantap nasi yang dimasak dengan santan dan bumbu-bumbu tersebut di kota asalnya. Perpaduan nasi liwet, dengan ayam opor dan sayur labu siam memang benar-benar menggoda selera. Beberapa warung nasi liwet yang terkenal di Solo umumnya buka di malam hari. Sebut saja diantaranya yaitu  warung nasi liwet bu Wongso Lemu di jalan Keprabon Solo atau nasi liwet yu Sani di Solo Baru. Tetapi sebenarnya banyak juga penjual nasi liwet yang berdagang di pagi hari. Bahkan ibu-ibu penjual nasi liwet gendong lebih sering menjajakan makanan yang dijualnya keluar masuk kampung di pagi hari. Sepertinya memang nasi liwet bisa dimakan sesuai keinginan. Mau untuk sarapan boleh, makan siang oke, makan malam pun tak masalah. Minggu lalu aku kembali bertugas ke Solo. Sayangnya aku hanya punya waktu semalam menginap di kota batik ini. Makanya aku mesti membagi waktu dengan seksama supaya bisa menyantap makanan khas Solo yang ingin kumakan. Hari masih pagi saat aku keluar dari penginapan dan naik becak menuju pasar Gede Solo. Pasar Gede memang pusatnya kuliner khas Solo di pagi hari. Sesudah sampai di depan pasar Gede aku pun langsung menuju tempat penjual nasi liwet yang terkenal di sana. Namanya nasi liwet Bu Sri. Lokasi tepatnya adalah di depan pasar ikan atau seberang pasar Gede Solo. Ada poster berwarna hijau yang bertuliskan “Nasi Liwet Pasar Gedhe Bu Sri” di belakang penjual nasi liwet tersebut sehingga mudah mencarinya. Jangan membayangkan warung kaki lima biasa. Sebab disini yang ada hanya seorang penjual yang duduk di kursi pendek di belakang barang dagangannya. Untuk pembelinya disediakan dua bangku panjang yang berada di depan dan samping tempatnya berjualan. Aku pun duduk di bangku samping dan memesan makanan yang kuinginkan. “Nasi liwet satu, bu. Pakai sayap tapi tak pakai telur ,” kataku dengan menggunakan bahasa Jawa halus. Ia pun mulai menyiapkan makanan yang kupesan. Nasi liwet tersebut disajikan dengan piring daun (pincuk). Meski ada sendok daun (suru) tetapi aku memilih menggunakan sendok biasa. Aku pun mulai menyantap nasi liwet tersebut. Rasa nasi liwetnya enak, tidak terlalu asin. Sayur labu siamnya yang berwarna kemerahan tidak pedas.  Makanya aku meminta tambahan cabe rebus agar makanan yang kusantap terasa pedas. Opor ayamnya juga enak. Daging ayamnya empuk dan gurih. Pokoknya benar-benar nikmat. Di sela-sela aku makan, aku sempat menanyakan kepada perempuan yang kusangka bernama Bu Sri tersebut. “Sudah lama ya, bu berjualan disini,” tanyaku. Ia pun bercerita bahwa sudah cukup lama keluarganya berjualan nasi liwet disini. Sebenarnya dulunya ini merupakan usaha milik “Bu Sri”. “Tetapi sekarang bu Sri sudah tidak ada (meninggal) sehingga kemudian diteruskan anaknya dan saya,” ujar perempuan bernama Imah ini. Aku pun mendengarkan ceritanya sambil manggut manggut. Kemudian tak berselang lama tampak tiga orang ibu juga ikut makan di warung tersebut. Mereka memesan dan lalu tampak asyik menikmati menu sarapan paginya. Dilihat dari penampilannya jelas sama denganku yaitu kaum pendatang. Sesudah makan aku pun membayar nasi liwet tadi. Ternyata aku mesti membayar 8500 perak untuk nasi liwet dengan tambahan sayap tanpa minum. Belum juga aku beranjak, datang seorang pedagang pasar yang juga membeli nasi liwet disana. ” Pakai hati ya, harganya biasa kan,” katanya dengan menggunakan bahasa Jawa sembari mengangsurkan uang kepada penjualnya. Tak yakin berapa jumlah uang yang diberikan tetapi sepertinya hanya sekitar 5000 perak. Wow jadi ada perbedaan harga nih antara pembeli dan pelanggan (pedagang pasar Gede Solo). Mau tak mau harus maklum. Meskipun begitu tak membuatku kapok untuk datang lagi kesana jika ke Solo lagi. Nasi liwet memang lezat. Aku jelas tergoda.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Nasi Liwet / Sego Liwet - ASLI SOLO - telah dibuka di JL. Lengkong Besar 47, Bandung. Buka Setiap hari mulai jam 6 sore.

Yuni Rachmi mengatakan...

thanks informasinya.

Intan Nur Arifah mengatakan...

nasi liwet pancen top tenan,, jadi inget pernah makan nasi liwet di bu sani solo baru kelupaan gak bayar krupuk sampe kebawa mimpi hehehe

Yuni Rachmi mengatakan...

@Intan Nur Arifah : nasi liwet bu Sani byk disuka orang karena termasuk lebih murah dibandingkan lainnya.hehehe. makasih udah berkunjung ke blogku. salam kenal