Selasa, Juli 30, 2013

Melancong Sehari Ke Melaka "Kota Warisan Dunia"

Tanggal 1 Mei 2013 Jam setengah 7 pagi kami sudah siap keluar hotel. Masih gelap, karena di Jakarta ini masih jam stengah 6 pagi. Aku coba mencari resto Ukwah yang disarankan kakakku untuk tempat sarapan pagi karena hotel tak sediakan sarapan. Ternyata resto yang berada di seberang hotel itu masih tutup. 

Akhirnya kami langsung ke stasiun monorail Medan Tuanku dan naik monorail menuju KL Sentral. Monorail masih sepi. Belum terlalu banyak orang yang berangkat kerja. Sesampainya di stasiun monorail KL Sentral (sesudah Tun Sambathain), kami turun dan keluar menuju KL Sentral. Sempat ketemu rumah makan yang jual nasi lemak. Kamipun masuk. Ups ternyata tak ada nasi lemaknya. Akhirnya kami makan roti cane dan minum the. Roti canenya mirip roti maryam. Dimakan pakai kuah kari ayam, ikan dan kambing. Ups bumbunya terlalu kuat . Ga suka. Udah gitu kami salah pesan minum. Minumnya the tarik pula. Tambah nek saja. Ini karena pelayannya orang India yang sulit diajak komunikasi pakai bahasa kita. Mau gimana lagi. 

Habis sarapan kami bergegas ke KL Sentral. Ternyata di perjalanan menuju KL Sentral ketemu penjual nasi bungkus dan jajanan. Ibu-ibu itu melayani para buruh bangunan yang sedang mengerjakan proyek di dekat KL Sentral. Tahu begitu mending beli ini saja. Udah terlanjur. Selanjutnya kami masuk ke gedung KL Sentral kami membeli tiket Kereta KLIA Transit dan turun Bandar Tasik Selatan. Harga tiketnya 4,5 RM. Keretany bagus. Udah kayak kereta eksekutif di Indonesia. Nyaman deh duduk di kursinya. Hanya butuh waktu tak sampai setengah jam kami sudah sampai Stasiun Bandar tasik selatan. Dari sini kami jalan naik turun dan menyebrang jembatan yang menghubungkan stasiun Bandar tasik selatan dengan terminal bersepadu selatan. 

Kemarin aku udah terheran-heran dengan KL Sentral yang luas dan bagus. Terminal Bersepadu Selatan tambah modern dan bagus lagi plus bersih. Kami membeli tiket bis jurusan Melaka. Sempat diminta menunjukkan passport. Harga tiket KL ke Melaka sekitar 10 RM. Kami disuruh menunggu di pintu 5. Bis datang dan kami masuk. Bisnya mirip bus patas. Kami duduk paling belakang. Perlu waktu sekitar 2 jam bagi kami menuju kota Melaka. Jalanan hujan. Wadow kayak apa nanti di Melaka. 

Sesampainya di Melaka Sentral, kami langsung cari dulu tempat tiket supaya nanti tak bingung. Melaka sentral ini terminal yang bercampur dengan pasar. Baran-barang yang dijual disini agak miring. Tapi aku ga belanja. Kami Cuma sempat ke toilet dan bayar 30 sen. Lalu kami menuju tempat bus kota. Kami bayar sekitar 2 RM. Buskota penuh baru jalan. Kami bingung mesti turun mana, Sebenarnya kami sudah ngomong turun plasa mahkota. Tapi kami ragu. Ahirnya turun sebelum little India. Kami jalan di sela-sela hujan. Sempat berfoto di kawasan bangunan merah, gereja, museum dan baru kemudaian kami ketemu tempat dimana seharusnya turun. Ya, Melaka Heritage City. 
Tempat-tempat wisata yang kami kunjungi hanya seputar kawasan merah/red building. Ada surau warisan yang tempat informasi tourist, Balai seni lukis/Melaka Art Galery dan Museum Belia Malaysia,  Galeri Seni Rakyat, Christ Church Melaka, dan sebagainya. Ada perahu Hang Tuah, yang asyik digunakan sebagai latar berfoto. Selain itu jangan lewatkan ikut wisata menyusuri sungai sepanjang 9 km di Melaka. Melaka River Cruise. Kami naik perahu dan membayar 15 RM. Di atas perahu kita bisa menyaksikan berbagai bangunan di sisi kiri kanan sungai yang masih menyisakan potret masa lalu kota Melaka. Ada kampung Mortein , jembatan Jawa dan sebagainya. Yang pasti menyenangkan.


Satu kawasan yang tidak boleh Anda lewatkan jika Anda jalan-jalan ke Melaka adalah Jonker Street. Jonker Street ini juga di kenal dengan nama lain Antique Street. Disini bangunannya kuno, banyak toko-toko yang menjual berbagai oelh-oleh khas melaka. Serta banyak tempat makan yang enak dan diserbu pembeli. Mereka rela antri demi bisa mencoba makanan minuman khas Melaka. Salah satu minuman yang sempat saya coba kemarin adalah Cendol Durian. Perpaduan cendol, durian dan sirup gula merah ini banyak disukai wisatawan lokal dan manca negara. Hm segar, manis dan mengenyangkan. Di Jonker Street ini juga ada taman warisan dunia jonker walk dan patung Datuk Wira Dr Gan Boon Leong, The Father Of Body builder in Malaysia. Tak jauh dari tempat ini juga ada masjid Kampung Kling, salah satu masjid kuno di Melaka. Sayangnya saat saya ke sana sedang dipugar.

Usai jalan-jalan menyusuri jonker street, kami sempat istirahat di depan Hard Rock Cafe dan kemudian menunggu bus di depan Christ Church Melaka. Begitu bis kota datang kami pun buru-buru naik. Kami masing-masing membayar 2 RM agar bisa sampai di Melaka Sentral. Sempat lewat Plasa Mahkota Taming Sari dimana disana seharusnya kami bisa menyaksikan Menara Taming sari. Kami juga melewatkan mengunjugi Baba Nyonya, Famosa dan sebagainya. Lain waktu bisa kesini lagi. Bahkan makan sorepun kami baru sempat di salah satu rumah makan prasmanan di Melaka Sentral. Sebenarnya di Terminal Melaka Sentral ini banyak toko dan kios yang menjual baju, jilbab, kerudung dll dengan harga lebih miring. Tetapi karena keterbatasan waktu kami tak sempat berbelanja dan buru-buru naik bis menuju Kuala Lumpur. Tapi perjalanan ke Melaka tetap memberi kenangan menyenangkan.