Selasa, Oktober 23, 2012

Mencicipi Sate Kardjan

Setelah membahas mengenai sate klopo khas Surabaya, aku jadi ingat belum menulis mengenai salah satu andalan kota Bandung. Namanya Sate kardjan. Warung Sate Kardjan ini berlokasi di jalan Pasir kaliki Bandung. dekat Paskal Hypersquare. Warung sate ini ternyata sudah berdiri sejak tahun 1925 tapi di kota Klaten. Baru mulai tahun 1970 membuka cabang di Bandung. Berkembang hingga sekarang. 

Semula mereka hanya menjual sate, gule dan tongseng saja. Tetapi seiring waktu menunya bertambah menjadi sop iga, nasi goreng kambing dan sebagainya. Bahan dasarnya tak hanya kambing tapi ada sapi dan ayam juga. Sate kambingnya jelas yang paling disukai. Jadi pembeli yang datang ke warung ini bisa membeli sesuai yang diinginkannya.

Beberapa waktu yang lalu aku pernah mencoba mampir ke warung sate Kardjan saat ke Bandung. Dari luar tempatnya tampak gelap. tapi aku nekat masuk ke dalam. ternyata sudah banyak pembeli yang sedang menikmati sate di ruangan warungnya. Kududuk dan langsung memilih menu apa yang harus kucicipi kali ini. Akhirnya kupilih sate dan tongseng. Plus segelas teh.

Tenyata saat disajikan aku baru baru tahu bahwa yang membedakan warung sate ini dengan tempat lain adalah menyajikan satenya dalam bentuk hotplate. Untuk bumbunya bisa memilih bumbu kecap atau bumbu kacang sesuai selera. Aku memilih sate ayam. Ayamnya tanpa lemak. Hm sebenarnya bagus itu untukku tapi aku sebenarnya lebih suka jika ada lemaknya sedikit. Karena disajikan dalam hotplate maka sate bia bertahan panas lebih lama. Meski ada bumbu kecap aku tetap memilih bumbu kacang. Soal rasa ya lumayanlah. Manisnya pas. Disajikan dengan kol, tomat. mentimun, bawang merah. Yang jelas  mengingatkanku pada sate Tegal. Tapi sorry varian sate-sate Jawa Tengah sepertinya kurang cocok untukku.

Untuk tongsengnya menarik. Porsinya besar. Daging sapinya lengkap. Diberi sayuran kol yang dipotong-potong dan diberi kuah gule yang kental. Andai tanpa kecap mungkin aku lebih suka. Maaf aku tak terlalu suka makanan yang banyak kecap. Secara keseluruhan lumayanlah. Warung ini buka dari jam 12 siang sampai 12 malam. Harganya tak bisa dibilang murah lho. Meski namanya warung tapi harganya sekelas resto.  Untuk seporsi tongseng, 5 tusuk sate dan teh aku mesti membayar sekitar 40 ribu.  

Sate Kelapa Ondomohen


Salah satu makanan khas Surabaya yang terlewatkan untuk kutulis adalah Sate klopo Ondomohen. Beberapa bulan yang lalu aku pernah menemani Arce, salah satu sohibku dari Jakarta untuk makan sate ini. Lokasi warungnya di jalan Walikota Mustajab Surabaya. Terus terang baru sekali itu aku masuk ke warung sate ini. Sebab dulu setahuku warungnya tak sebagus ini. Mungkin semakin terkenal jadi bisa bikin warung lebih hebat. Pemilik warung ini namanya Bu Asih.Pelayannya banyak. Mereka membakar satenya masihcara tradisional di bawah.
Yang membedakan sate klopo ini dengan sate lainnya dalam tusukan sapinya diberi serutan kelapa. jadi rasanya lebih mantap. Dalam penyajian nasinya juga diberi tambahan taburan srundeng. Bumbunya sate terbuat dari bahan dasar kacang. Manis dan enak. Dimakan dengan sambal tambah mantap. Untuk dagingnya kita bisa memilih yang pakai gajih/lemak atau tidak. Tapi jika Anda mau aman dari kolesterol memang lebih baik pilih yang tanpa gajih. Dagingnya empuk. Dimakan dengan bumbunya dan sambal jelas lebih mantap. Harganya sate klopo seporsi plus nasi dan minum teh sekitar 20 ribu rupiah. Tak heran bila warung ini tak pernah sepi pelanggan. Silakan coba jika Anda ke Surabaya.


Senin, Oktober 22, 2012

Ayo Belanja

Halo Teman-teman. Bagi kalian yang sedang berburu berbagai barang kebutuhan mulai, tas, baju, boneka dan lain-lain silakan kunjungi toko online saya http:// www.rachmira-onlineshop.blogspot.com. yang baru berdiri tanggal 20-10- 2012 yang lalu. Barang-barangnya kualitasnya bagus dan dapat dibeli dengan harga terjangkau. Ayo kunjungi dan lihat-lihat dulu ya. Siapa tahu ada yang menarik dan cocok untuk dibeli. Selamat Berbelanja di www.rachmira-onlineshop.blogspot.com. Terimakasih

Rabu, Oktober 17, 2012

Sehari di Kaliurang

Mendapat undangan reuni bersama 2 orang sahabatku di Jogya tentu tak kulewatkan. Sudah lama sekali kami tak berkumpul bersama semenjak lulus SMP dulu. Akhirnya kuputuskan datang menemui mereka di Jogya. Kebetulan minggu kemarin aku memang punya agenda pekerjaan di Jogya. Jadi sembari kerja bisa sembari reunian.

Karena mereka lebih dulu bisa ngumpul di Kaliurang maka mereka berdua (Yusi dan Kunti) langsung jalan-jalan ke kawasan wisata Kaliurang Jogyakarta. Dan satu tempat yang mereka sempat kunjungi adalah tempat almarhum mbah maridjan. Bahkan mereka nekat naik trail melewati kawasan berpasir di lereng merapi hingga bisa berpose bersama istri almarhum mbah Maridjan. Sayang sekali aku tak bisa ikut bersama mereka karena masih ada urusan di Jogyakarta.

Paginya saat teman-teman jadulku masih di Jogya aku terpaksa sarapan dulu bersama mbak Cay (sobatku semasa kuliah) di Jogya. Soto ayam pak Gareng jadi menu sarapan kami kala itu. Soto ayam pak Gareng yang berada di jl P Mangkubumi /depan stasiun Tugu Jogyakarta memang jadi salah satu makanan favoritku kalau ke Jogya. Apalagi isi kuahnya tak cuma potongan ayam, kubis, suun tapi juga  menggunakan lento yang terbuat dari ketela pohon. Hm uenak sekali.
Siangnya aku melaju menuju kawasan Kaliurang. Karena lapar aku mencari tempat makan di kawasan jalan Kaliurang km 6,5 Jogya. Entah mengapa aku jadi tertarik mampir di warung ayam bakar pedes Arto Moro. Wow ternyata tak salah pilihanku. Warung ini termasuk populer di sini. Banyak hiasan dinding yang berisi tanda tangan artis-artis ibukota yang pernah makan disini. Tempatnya lumayan luas dan artistik.
Pelayannya langsung mengangsurkan menu begitu aku duduk. Sebenarnya mereka menawarkan beberapa menu paket murah seperti nasi dan kepala ayam dan minum seharga 7000 rupiah, atau nasi dengan kepala ayam 2 seharga 9 ribu rupiah. Tetapi aku sengaja memilih menu lengkap. Sebenarnya ada 2 pilihan ayam bakar disini ayam bakar manis/biasa atau ayam bakar pedas. Kali ini aku pilih ayam bakar pedas. Ditambah sayur asam. Dan untuk minumannya kupilih juice apel. Ternyata selain juice, es teh dan es jeruk, minuman yang paling banyak dipesan disini adalah es timun keruk. Sayang aku tak membelinya.
Sayur asemnya lumayan. Perpaduan manis, asin dan asamnya pas. Isinya juga beragam mulai kacang panjang, labu siam hingga jagung manis. Mantablah. Ayam bakar pedasnya patut diacungi jempol. Bisa dibilang salah satu ayam bakar terenak yang pernah kusantap. Bumbunya mantap. Ayamnya lunak. Bakarnya tak terlalu gosong. Ukurannya besar tapi lunak dagingnya. Rasanya benar-benar beda. Puedes dan manis. Pokoke uenak dan bisa diulang. Sayangnya juice apelnya ga ada rasa, mungkin karena aku pesan tanpa gula sedangkan mereka mungkin sediakan apel hijau jadi tak ada manisnya. Coba aku pesan es timun keruk pasti enak. hiks.

Sorenya aku menikmati berkumpul bersama sahabat-sahabatku. Curhat dan ketawa- ketiwi. Kami sempat berbelanja batik di Malioboro. Juga membeli bakpia-pia Jogya di kawasan Dagen Jogyakarta. Rasanya macem2, bisa pilih campur-campur. Dari mulai rasa kacang hijau, keju, pisang keju, nanas, durian hingga cappucino.Harganya sekitar 25 ribu sekotak. Yang jaga baik hati,boleh mencoba sesuka hati.hehehe.

Malamnya kami kembali ke Kaliurang. Kebetulan kami memilih menginap di rumah Kunti yang berada di kawasan jl Kaliurang km 15 an, tak jauh dari kampus UII. Karena masih ingin membeli tambahan oleh-oleh, akhirnya aku menemani Yusi lagi berbelanja ke Mirota Batik yang berada di jl Kaliurang Km 16. Disana kita bisa memilih oleh-oleh sesuai selera. Mulai baju, celana, daster, sprei hingga sepatu dan tas dari batik juga ada.

Usai berbelanja kami berdua memutuskan makan di Warung Raminten yang berada persis di samping Mirota Batik. Wow eksotik, remang-remang. Yang melayani pakai baju jawa. Mengingatkanku pada warung Raminten yang ada di kawasan Kota Baru Jogyakarta. Tetapi ini tempatnya lebih luas. Sebenarnya disini menjual aneka menu. Mulai nasi kucing hingga mi goreng jawa juga ada. Karena berada di kawasan Kaliurang yang dingin kami pilih menu bakso campur/bakso koruptor dan mi goreng jawa (rebus). Wow porsinya guede. Soal rasa lumayanlah. Harganya juga masih terjangkau. Ditambah semangkuk es campur dan juice kami hanya membayar sekitar 50 ribu rupiah. Hm menarik kan.

Meski sudah lelah jalan-jalan, dan berbelanja tetapi kami masih tetap melanjutkan ngerumpi hingga larut malam. Maklum saja, rasanya ada saja yang jadi bahan cerita kami bertiga. Kalau tak ingat pagi kami mesti segera cabut tentu ga tidur-tidur. Malam itu udara Kaliurang tak terlalu dingin. Jadi kami bisa tidur dengan nyenyak. Paginya, kami siap diantar pulang ke Jogya. Sebelumnya kami mencari oleh-oleh khas Kaliurang. Apalagi kalau bukan jadah dan tahutempe mbah Carik. wow sangat enak disantap panas-panas. Jika suka, Anda juga bisa membeli wajik dan aneka kerupuk khas Kaliurang disana.
Sesudah membeli oleh-oleh kami langsung melaju ke Jogya. Kami ditraktir Kunti sekeluarga sarapan di gudeg Yu Narni yang berada jl Kaliurang Km 4,5 Karang Asem utara FKH UGM. Ini sama dengan yang ada di Kebondalem/jl. P. Mangkubumi Jogyakarta. Varian gudeg kering khas Jogya langsung tersaji. Manis pasti rasanya. hehehehe. Yusi pun juga membeli sebungkus gudeg komplit untuk oelh-oleh keluarganya di Cilegon. Dengan harga 50 ribu sudah dapat gudeg komplit. Mantablah.


Yang pasti meski sehari tapi semua itu jadi sesuatu yang mengesankan untuk kami bertiga. Jarang-jarang kan bisa reunian begini mengingat kami tinggal di 3 kota yang berjauhan. Terimakasih untuk Yusi dan Kunti. Moga lainwaktu kita bisa reunian lagi.




Selasa, Oktober 16, 2012

Nasi Tumpang Solo

Selama ini aku sudah sering menulis mengenai nasi tumpang Kediri. Kali ini aku coba menulis nasi tumpang versi kota Solo. Kebetulan baru-baru ini aku berkesempatan mencicipi nasi tumpang saat berkunjung ke Solo minggu lalu. Memang sudah sejak lama Ambar,sahabatku ingin mengajakku mencoba nasi tumpang Solo ini tapi baru minggu lalu bisa terwujud. Setelah menjemputku di stasiun Balapan Solo kami langsung melaju ke kawasan dalam kota Solo. Tempatnya masuk gang, ternyata setelah ditelusuri ada di belakang Hotel Dana Solo/Pengadilan Negeri Solo. Nama tempat makan ini adalah warung pecel Bu Kis.

Warung pecel Bu Kis ini sudah berdiri sejak dahulu kala. Meski berlokasi di gang kecil tapi selalu ramai dikunjungi pelanggannya. Umumnya memang pegawai kantor di sekitar jalan Slamet Riyadi Solo yang sering berkunjung disini makanya mereka buka warung setiap hari kecuali hari Minggu sengaja libur. Dari pagi hingga sore hari mereka melayani pembeli.

Menu andalan mereka awalnya memang nasi pecel. Pecel bu Kis ini model pecel khas Solo. Dimana bumbunya sambalnya lebih terasa manis. Dan kurang pedas. Jadi untuk orang Jawa Timuran yang biasa menyantap pecel pedas pasti agak kurang nendang rasanya. Tapi dibandingkan pecel lainnya di Solo ini sudah termasuk enak. Mereka menyajikan nai pecel ini juga komplit sayurannya mulai kacang panjang hingga taoge dan bayam bisa dipilih. Tapi jika Anda tak memesan rempeyek mereka bakal menyajikannya tanpa rempeyek ataupun kerupuk. Jadi cuma nasi pecel doang. Tapi Anda bisa memilih lauk sesuai selera, seperti mie/bihun goreng, telur, tahu, ayam dan sebagainya.
Kalau aku jelas lebih suka nasi tumpangnya. Mengingatkanku pada nasi tumpang bu Prapto langgananku semasa kuliah di Solo. Sambal tumpangnya beda dengan sambal tumpang Kediri. Dimasak dengan warna sedikit kemerahan (mungkin pakai cabe merah) dan menggunakan krecek. Rasanya juga tak seasin dan sepedas sambal tumpang Kediri. Tapi lumayan enak. Dimakan dengan menggunakan sayur taoge saja sudah enak. Aku memilih lauk rempeyek saja. Hm kriuuk kriuk. Sayangnya tak ada tempe goreng tepung. (hiks jadi kangen nasi tumpang Solo versi jadul).
Sebenarnya selain nasi pecel dan tumpang, di warung pecel bu kis ini juga menjual nasi gudangan, nasi trancam, gado-gado, selad dan tahu acar. Untuk minumannya selain es teh dan es jeruk, juga ada es buah, es beras kencur. Kemarin aku coba memesan es kolak. Hm es kolak pisang dimasak dengak santan dan gula merah amboi segarnya. Ayo dicoba-dicoba. Terimakasih untuk Ambar yang selalu jadi teman setiaku berwisata kuliner di kota Solo.



Pecel Madiun Kanigoro

Belakangan ini memang aku sibuk sekali sehingga sampai lupa membuka blogku. Kini mumpung sedang luang kugeber semua cerita-cerita ku kuliner ke berbagai kota yang belum sempat kubagi ke teman-teman semua. Moga bermanfaat untuk panduan kawan-kawan jika wisata kuliner ke beberapa kota ini. Saat ini aku mau menulis mengenai salah satu kota di ujung timur Jawa Timur. Namanya Situbondo. Kebetulan beberapa saudaraku tinggal di kota ini jadi kami sering mendapat undangan arisan keluarga ke Situbondo. Beberapa waktu yang lalu kami sempat berkunjung ke Situbondo lagi. Meski cuma semalam tapi kami sempat mengunjungi beberapa tempat makan.

Salah satu tempat yang kami kunjungi yaitu warung pecel kanigoro. Kami memilih sarapan di tempat ini karena dengar-dengar paling terkenal di Situbondo. Penjualnya asli orang Madiun dan sudah membuka warung pecel madiun di jalan Cempaka Situbondo sejak bertahun-tahun yang lalu.. Jadi pasti beneran mirip pecel madiun. Tempatnya juga lumayan bersih dan luas. Waktu aku dan kakakku mampir ke tempat ini tampak ramai dikunjungi pengunjung.

Kami pun langsung memesan nasi pecel. Lauknya bermacam-macam, mulai tempe tahu, telur goreng, ayam goreng, paru goreng dan lain-lain. Semua bisa memesan sesuai selera. Biasanya dalam satu porsi nasi pecel madiun ini sudah disajikan nasi dengan aneka sayur (taoge, kacang panjang, kangkung rebus) diguyur sambal pecel dengan lauk rempeyek dan tempe goreng dan dadar jagung serta diberi lalapan kemangi dan lamtoro.. Jika ingin tambah lauk baru meminta lagi. Kemarin kami memilih lauk paru goreng.
Rasa pecel madiun versi kota Situbondo ini lumayan enak. Manis, asin dan pedasnya pas di lidah. Rempeyeknya juga gurih, kriuk kriuk. Dimakan dengan lauk paru tambah mantaplah. Jika tak suka pecel, Anda bisa memesan nasi rawon. Karena di warung ini juga menyediakan nasi rawon. Rawonnya juga tak kalah lezatnya. Dagingnya empuk, kuah rawonnya pas dan disajikan dengan sambal plus krupuk udang. pasti enak.  Silakan coba jika Anda melintas dari arah Surabaya ke Bali dan lewat Situbondo.

Gudeg Ceker Bu Kasno

Bulan Ramadhan kemarin aku kesampaian juga makan nasi gudeg yang paling terkenal di Solo. Sudah sejak lama aku ingin makan di sana jika pas tugas ke Solo. Tetapi karena itu warung bukanya larut malam hingga dini hari makanya aku tak bisa kesana. Ramadhan kemarin kebetulan aku menginap semalam di rumah Ambar, salah satu sahabatku yang berdomisili di Solo. Ia juga yang mengajakku pergi makan sahur ke warung gudeg bu Kasno. Bayangin saja, jam setengah 4 pagi kami berkendara dari Manahan hingga warung gudeg bu Kasno yang berdomisili di jalan Monginsidi depan SMA Negeri 1 Solo. Ternyata sampai warung bu Kasno sudah banyak orang makan disana.
Mereka duduk di bangku-bangku yang dipasang berjajar. Aku dan Ambar memilih duduk di depan bu Kasno. Perempuan setengah baya itu duduk di depan makanan yang dijualnya. Selain gudeg, juga beragam lauk bisa dipilih sesuai selera. Gudeg yang dijual beda versi dengan gudeg Jogya. Varian gudeg basah, jadi tak kering seperti gudeg Jogya.
Aku memilih nasi gudeg komplet. Hm mantap rasanya uenak. Perpaduan antara manis dan gurih. Dimakan dengan sambal tambah enak lagi. Ayamnya lunak sekali dan gurih. Dimasak dengan menggunakan santan juga. Tinggal pilih bagian paha, dada, atau sayap. Atau bisa pilih jerohan ayam yang sudah dimasak pula. Benar-benar maknyus.
 
Meski sudah menyantap nasi gudeg dengan lauk ayam, aku masih melirik cekernya. Gudeg ceker bu Kasno memang yang paling ngetop. Sebab cekernya dimasak dengan bumbu gudeg juga dan lunak. Rasanya uenak. Tak percaya coba saja kalau kau ke Solo. Harganya masih terjangkau kok. Tapi siap-siap saja makan sembari terkantuk-kantuk. Soalnya jam buka warung ini dari jam 12 malam hingga 5 pagi.