Rabu, Juli 18, 2012

Depot Wilis

Pulang ke kampung halaman merupakan momen yang tak membosankan. Makanya saat bisa meliburkan diri, Senin kemarin aku langsung ngacir ke Kediri. Padahal mama dan kakak-kakakku sedang berada di Surabaya semua. Berarti pulang sendiri. Beruntung masih ada om, tante dan bude-bude yang rumahnya di samping rumahku jadi bisa sekalian menengok mereka.

Jam masih menunjukkan pukul 9 pagi saat bisku masuk kota Kediri. Aku sengaja memilih turun dari bis patas Harapan Jaya di halte alun-alun Kediri. Hm biasanya kalau ada kakakku di Kediri aku jalan sebentar dan dia udah menunggu di depan masjid Jami Kediri. Tapi kali ini aku cuma bisa jalan sendiri. Tak ada yang menjemput. Hm mau naik becak kok malas. Kususuri jalan PB Sudirman Kediri. Sesudah menyebrang jalan, kulihat jejeran penjual kerupuk di depan alun-alun Kediri. Krupuk pok, oleh-oleh khas Kediri tampak menggoda selera. Udahlah biar kulewatkan saja kali ini.

Hm berjalan-jalan di Kediri menyenangkan. Jajaran depot makan yang ada dari jaman kecil hingga rumah makan baru masih ada di jalan PB Sudirman Kediri. Depot Tentrem, Soto Siboen, Depot bu Yekti dan masih banyak lagi. Aku melangkah tanpa tahu harus berhenti dimana. Rencana pingin creambath rambut di Balqis (salon muslimah) tapi kok males ya. Mau masuk toko buku Togamas atau toko buku Tegas (toko buku jadul yang masih bertahan hingga sekarang) juga nanti bingung mau beli apa. Karena tak terencana.

Kulihat di kanan jalan Ramayana Robinson Departemen Store. Sejak berdiri setahun yang lalu aku belum pernah sekalipun masuk kesini dan kali ini pun belum berminat masuk kesana. Akhirnya mataku langsung tertuju ke sebuah depot lawas yang jaman kukecil sering dikunjungi keluargaku. Depot Wilis namanya. Sudah bertahun-tahun aku tak masuk depot ini. Makanya aku pun mampir kesana. Kupikir sekalian nunut ke toilet.hehehe.

Sama seperti depot jadul di Kediri yang lain, puluhan kalender dan jam dinding masih terpasang di tembok depot itu. Hm mengingatkanku pada depot soto podjok mbahku jaman dulu kala.  Depot Wilis ini sudah berdiri sejak jaman perang 1943 alias hampir 70 tahun. Dulu tempatnya nggak sebesar dan sebagus itu. Sekarang udah lebih besar dan bagus. Pelanggannya dari berbagai kota. Salah satu relasiku di Surabaya saja langsung menyebut Depot Wilis begitu tahu aku berasal dari kota Kediri.

Puluhan menu tertulis disana. Mulai nasi rawon, nasi soto, nasi kare, nasi pecel, nasi bumbu bali dan sebagainya. Menu istimewanya jelas rawon buntut/goreng. Pingin sekali kumemesan rawon buntut. Ups ingat kolesterolnya tinggi sekali. Sebenarnya ada menu nasi sayur plus lauk. Hari itu pas menawarkan menu nasi sayur bening dan empal. Tapi aku ga tertarik.

Setelah bingung memilih akupun putuskan pilih nasi rawon. Nasi rawon memang menu andalan tempat ini. Nasi rawonnya tetap bertahan menggunakan bumbu masa lampau. Jadi khas banget. Asin dan gurinya pas dan amat enak. Dagingnya disajikan dalam bentuk potongan-potongan. Empuk dan enak. Wow sepiring nasi rawon kumakan lambat-lambat. Kuresapi benar enaknya. Jadi teringat dulu kami biasa makan rame-rame disini.

Sebagai teman makan rawon aku mesti pilih minuman yang sesuai. Awalnya aku memesan es degan tapi ternyata kosong. Ada es kopyor, es campur, es shanghai, es sinom, es jeruk, es dawet, es blewah es teh dan lain-lain yang bisa jadi pilihan pengganti. Aku memilih es shanghai saja. Wow es shanghainya menarik. Es batu pasrah menutup atau menyembunyikan isi es tersebut. Sirupnya warna merah muda, sama seperti jaman dulu. Isinya ternyata blewah, dawet. kolang kaling, tape ketan ijo, cao dan nanas. Hm segar,asam dan manis. Uenaaak.


Untuk seporsi nasi rawon dan es shanghai aku mesti membayar Rp. 22500,00 . Mahal untuk ukuran Kediri tapio masih murah untuk ukuran Jakarta. Ayo mampir kesana kalau ke Kediri. Selain ini masih banyak kok makanan enak di Kediri. Percayalah,hehehe . Dukung agenda pemerintah Kota Kediri untuk  "Visit Kediri 2012". (emange ada?ga tahu. ngacau hihihi)  

Rawon Kalkulator

Hingga sekarang aku belum tahu mengapa rawon warung makan ini dinamakan rawon kalkulator. Meski udah mendengar namanya lama tapi aku baru wisata kuliner kesana hari Sabtu lalu. Itupun juga karena diajak teman-temanku yang pingin sekalian jalan-jalan ke Taman Bungkul Surabaya.  Taman Bungkul merupakan sebuah tempat wisata religi yang berada di kawasan jalan raya Darmo Surabaya dimana ada makam mbah Bungkul salah satu tokoh Islam yang biasanya makamnya sering dikunjungi berbarengan dengan ziarah makan walisongo.

Lokasi warung rawon kalkulator ini tepat di belakang Taman Bungkul Surabaya.  Sebenarnya nama warungnya adalah Sedap Malam tapi entah mengapa orang biasa menyebutnya dengan nama warung rawon kalkulator.

Di atas meja penjual sudah ditata beberapa mangkuk yang siap diguyur kuah da daging. Ups ternyata mangkuk itu untuk soto. Sedangkan untuk rawon, mereka menyajikannya dalam piring. Panci besar tersedia untuk kuah soto dan rawon. Maklum mereka berjualan dari pagi hingga malam makanya perlu kuah yang banyak. mengingat pelanggannya juga banyak.

Aku sengaja memesan nasi rawon sedangkan dua temanku memesan soto. Sekilas melihat sotonya aku tak tertarik. Kuahnya kurang menggoda. Rasanya biasa saja. Isinya cuma potongan daging, taoge, dan seledri. Tak ada campuran jerohan. Hm kurang menarik. Temanku menambahkan kecap di mangkuk sotonya. Wow tambah tak suka aku. hehehe.

Lebih menarik rawon yang kupesan. Porsinya tak besar, Dalam sepiring nasi rawon, ada beberapa potong daging. Kuahnya hitam pekat. Rasanya pas di lidah. Tak terlalu asin dan gurih. Potongan dagingnya juga lunak. Seharuisnya dimakan dengan taoge mentah tapi aku pilih tanpa taoge. Ga doyan taoge mentah. Sambelnya enak. Diberi sebuah kerupuk udang sebagai teman makan rawon. Hm kriuk-kriuk.

Aku lihat di atas meja ada tumpukan perkedel. Aku sengaja ambil sebuah. Wow besar. Di dalamnya ada dagingnya. Tapi maaf kurang greget rasanya. Karena menurutku perkedel daging terenak jelas bikinan mamaku. hehehe. Lalu kami juga memesan minuman. Di tempat ini ada berbagai minuman bisa dipesan mulai es teh hingga es jeruk. Juga ada berbagai juice buah dan es degan. Kami memesan es degan. Hm segar. Cocok melegakan tenggorokan setelah makan soto dan rawon.

Kami membayar 57,5 ribu untuk 3 piring nasi soto/rawon, 2 krupuk udang, 1 perkedel, 2 gelas es degan dan 1 gelas es jeruk. Peh tanpa kalkulator pun sang penjual cepat menghitungnya. Hahaha penjualnya bak kalkulator ya.

Jumat, Juli 13, 2012

Nasi Pedas Ibu Andika

Bulan Juni kemarin aku bersama dua orang teman kantorku berangkat ke Bali untuk menghadiri suatu acara di plasa Amata komplek GWK Denpasar. Kami sengaja back packeran ke Bali berangkat naik bis "Bali Perdana" seharga 130 ribu dari terminal Bungurasih menuju Ubung. Kami sempat kerepotan karena ternyata sekarang penumpang tak boleh berhenti di Ubung tapi di terminal Mengwi. Beruntung bis Bali Perdana yang kami tumpangi ini menuju Bangli jadi kami masih bisa berhenti di jalan Cokroaminoto Denpasar (sekitar 2 km sebelum terminal Ubung).

Karena pekerjaan kami di GWK kami memutuskan menginap di Kuta dengan alasan lebih dekat dari GWK dan bisa menimakmati bermain di pantai Kuta sembari menunggu matahari terbenam. Kawasan Poppies lane tetap jadi acuan mencari penginapan. Meski udah hunting berbagai nama hotel murah tapi ujung-ujungnya tetap kembali ke Sarijaya Cottage langganan kami yang berada di Poppies lane gg Surga. Kami dipatok harga 250 ribu perak permalam. Tak apalah.

Demi menghemat biaya, nasi jinggo yang sering jadi menu andalan kami di pagi dan siang hari. Harganya di Kuta bervariasi mulai 3500-5000 perak perbungkus. Karena ada larangan penjual nasi di pantai Kuta umumnya penjual ini sembunyi-sembunyi menggelar dagangannya. Terselubung di balik penjual minuman/soft drink. Jadi coba tanya pada penjual minuman di Kuta apakah mereka sediakan nasi jinggo. Sedangkan jika malam hari kami biasa makan di KFC. Paket goceng.hehehe.

Setelah semua pekerjaan di GWK beres kami pun mesti pulang. Kami putuskan jalan kali ke raya Kuta untuk membeli oleh-oleh sebelum naik kendaraan umum menuju terminal. Kata teman sebaiknya cari saja oleh-oleh di sekitar Supernova. Ternyata Supernova ini dekat Joger. Tapi terus terang kami tak masuk toko Joger melainkan membeli berbagai oleh-oleh mulai daster hingga kaos dan kacang bali di toko oleh-oleh di depan Joger. Lelah berbelanja oleh-oleh kami bermaksud makan siang. Kami lirik ada warung di samping toko oleh-oleh itu. Sangat ramai sekali. Usut punya usut ternyata itu warung nasi pedas ibu Andika.

Nama nasi pedas ibu Andika sudah pernah kudengar sebelumnya tapi tak terpikir kalau kami bisa mencobanya.  Dengar-dengar sudah berdiri sejak 30 tahun yang lalu. Dulunya cuma sebuah warung kecil tetapi sekarang jadi besar. Pelanggannya pun tak hanya warga lokal tapi para turis domestik. Kalau bule? entahlah.hehehe.Wow tempatnya luas, dilengkapi mushola dan toilet. Tapi toiletnya nggak gratis. Kita mesti membayar 2 ribu perak. Wah sudah sama seperti di stasiun gambir saja.hehehe.


Wow ada berbagai lauk pauk yang bisa kita pilih mulai dari ayam suwir, ayam bumbu, ikan teri, daging, dadar jagung, telur dan sebagainya. Biasanya dalam penyajian dengan nasi sayur daun singkong, atau urap.
Kami sengaja memilih hanya nasi sayur dengan lauk suwiran ayam dan trancam seharga 11 ribu perak. Dan satunya nasi dengan terong, suwiran ayam plus dadar jagung seharga 10 ribu perak. Tiap kali kita pesan makanan sudah diberi kupon harganya. Lucu sekali. Dan untuk minumnya kita pilih teh botol dan air mineral.

Hm pingin tahu rasanya makan nasi pedas ibu Andika? wow super duper pedas. Kami sampai mencari tahu apa yang membuat makanan yang kami santap berasa pedas. Sambalnya, atau sayurnya atau lauknya? ternyata semuanya pedas. Sambalnya padahal sambel merah bukan sambal matah tapi entah mengapa sangat pedas sekali.
Seumur-umur makan nasi sambel, baru sekali ini yang rasa pedasnya menggila. Tak cuma ke mulut, tapi ke leher, dan terasa hingga ke perut. Sure, sego sambel surabaya kalah pedas dengan ini. Para pemuja sego sambel mesti mencobanya jika ke Bali. Dan aku tak menganjurkan untuk yang perutnya tak tahan makanan pedas sebab berbahaya.hehehe Oya, jangan khawatir, halal kok makanan ini.

Selasa, Juli 10, 2012

Bebek Sinjay

Nama Bebek Sinjay sudah berkali-kali terdengar di telingaku. Bikin aku penaaran pingin tahu seperti apa sih bebek sinjay itu. Tapi jika harus ke Bangkalan sendiri demi bebek sinjay jelas ogah. Makanya saat hari Selasa kemarin teman-temanku mengajakku ke sana jelas tawaran itu tak kutolak. Berempat kami naik mobil dari Surabaya ke Bangkalan. Berangkatnya jelas lewat jembatan Suramadu. Stt itu pengalaman pertama teman-temanku ke Madura dan lewat jembatan Suramadu. Padahal KTP ne Surabaya.hihihi. Masih mendingan aku, sudah pernah 2 kali lewat jembatan Suramadu sebelumnya dengan mobil dan sepeda motor. Pengalaman ketiga kalinya ini tak cuma berhenti di pojok jembatan dan putar balik ke Surabaya tapi bablas ke Bangkalan. Peh jalannya dari Suramadu ke kota Bangkalan agak mengerikan. Mulus sih. Tapi kiri kanan lahan kosong. Ga bisa bayangin jika sepeda motor atau mobil mogok disini. Bisa-bisa dibegal ama perompak madura deh.

Setelah melewati berkilo-kilo lahan kosong akhirnya kami mulai ketemu perkampungan. Kecamatan Tanjung Burneh Bangkalan yang terlihat pertama. Sebelum akhirnya masuk daerah Ketegan tempat dimana ada warung bebek Sinjay yang terkenal itu. Wadow ramai sekali. Mobil-mobil yang diparkir dari berbagai kota. Niat amat ya datang kesini demi sepiring nasi bebek. Tempatnya luas, kursi mejanya berjejer. Kami mesti memesan dulu. Untuk 4 piring nasi bebek dan 4 teh botol kami mesti membayar Rp. 68.000,00 Hany menunggu sebentar nasi bebek pun siap terhidang di meja.

Ternyata dilihat dari penampilannya tak beda dengan nasi bebek yang biasa kubeli di Surabaya. Nasi putih dengan sepotong bebek goreng di atasnya. Ada yang mendapat bagian dada dan paha. Tak bisa memilih ini. Lalu ada sedikit kremesan di atasnya serta lalapan timun dan kemangi. Bebeknya memang lunak, rasanya agak asin.



Yang membedakan memang sambalnya. Disini sambalnya terbuat dari mangga muda, kedondong dan cabe. Rasanya perpaduan pedas dan asam. Tapi untuk penghobi sambal seperti kami nilai untuk sambal ini masih dibilang standard alias kurang pedas. Kami bahkan meminta pada pelayannya sepiring kecil sambal lagi. Mereka memberi tanpa kami harus membayar lagi. Baguslah. Yang pasti udah ga penasaran lagi. . 

Pulang dari makan di bebek sinjay kami sempat mampir ke Bangkalan Plasa. Wow sudah ada mall di Bangkalan. Hebat deh. Dari sana kami pulang lewat Kamal. Jalannya lebih ramai dan menyenangkan. Kami menyebrang dengan kapal dari Kamal ke Ujung. Wah ini pengalaman yang lebih mengasyikkan. Melihat indahnya pemandangan laut selat madura secara langsung. Ada kapal-kapal yang berlabuh. Pokoke menyenangkan deh.

Minggu, Juli 08, 2012

Soto Rampal

Hari Minggu kemarin aku dan kakak-kakakku menghadiri undangan pernikahan saudara sepupuku di Malang. Sebelum ke tempat lokasi resepsi di Balai Merdeka Unmer Malang, kami tak melewatkan waktu untuk wisata kuliner. Kali ini kami ingin mencoba makan rawon Rampal yang sudah terkenal itu. Lokasinya di jalan Panglima Sudirman Malang.  Dekat Bank BCA.

Tempatnya sebenarnya tak terlalu besar tapi sudah sangat terkenal. Pelanggannya tak hanya dari kota Malang tapi dari berbagai kota.  Presiden SBY pun sering mampir makan di sana jika sedang kunjungan ke Malang. Terbukti dari foto-foto yang dipasang di dinding warung soto Rampal ini. Hehehe beda dengan warung jadul lainne, biasanya yang dipasang foto selebritis, kalau disini malah foto orang nomer satu di negeri ini saat ini.

Menurut informasi yang kami dengar katanya menu soto rampal yang lebih diminati. Kami coba memesannya. Dalam seporsi soto ada beberapa iris daging, taoge. Ternyata kuahnya bening. Soal rasa, terlalu ringan menurut kami. Maaf, kami terbiasa dengan soto daging madura atau soto daging kediri yang kuahnya lebih berasa mantap.

Kami lebih suka dengan rawonnya. Rawon Rampal memang mantap. Varian kuahnya mantap, tak terlalu asin. Dagingnya ada uratnya dipotong potong kotak. Dimakan dengan taoge mentah dan sambal. Wow enak sekali. Tak kalah dengan nasi rawon Nguling atau rawon Setan yang terkenal di Surabaya. Seporsi nasi rawon dihargai 15 ribu perak.

Biasanya sebagai teman makan nasi rawon, orang-orang memesan babat rawis. Babat rawis ini merupakan babat yang digoreng dengan rasa agak manis. Nikmat karena sudah tersedia dalam bentuk potongan dan empuk. Usus gorengnya juga enak sekali. Seporsi babat rawis/usus dihargai seharga 15 ribu perak juga. Tapi jangan makan usus dan babat banyak-banyak ya. Ingat kolesterol tinggi. hihihi.

Sebenarnya selain soto dan rawon, Anda bisa memesan berbagai menu yang lain seperti nasi campur, bali telur atau nasi pecel. Juga tersedia berbagai snack seperti lumpia, risoles, mendol dan sebagainya. Minuman yang dijual juga beragam mulai es teh, es jeruk hingga soft drink. Jika suka krupuk juga bisa memilih sesuai selera. Dan lebih enaknya lagi, Anda bisa membeli bumbu pecel, soto dan rawon disini untuk dibawa pulang. 

Kamis, Juli 05, 2012

Nasi Buk Matirah

Kapan hari aku naik kereta api Gajayana dari Jakarta turun di Setasiun Malang. Sembari menunggu dijemput Indah, sahabatku, aku sengaja mencari tempat untuk makan. Mau dibilang sarapan sudah terlalu telat tapi mau dibilang makan siang masih belum terlalu siang. Sekitar jam 11 aku masuk ke sebuah warung yang posisinya tak jauh dari setasiun Malang yang berlokasi di jalan Trunojoyo Malang itu.

Aku sengaja memilih warung itu dengan pertimbangan sudah pernah memasukinya beberapa tahun sebelumnya. Ya namanya warung nasi bik Matirah. Entah mengapa meski jauh dari pulau Madura tapi di Malang nasi bok madura malah lebih ngetop. Ada beberapa tempat penjual nasi bug khas Malang ini di Malang. Nasi bik Matira ini salah satu diantaranya.

Nasi buk ini terdiri nasi sayur lodeh gori, srundeng kelapa, taoge dan sambal. Rasa lodehnya perpaduan asin dan pedas. Sambalnya pedas dan enak. Srundengnya bikin mantap. Untuk lauknya bisa memilih sesuai selera. Ada mendol tempe, babat, paru, empal dan lain sebagainya. Atau jika suka bisa memilih sate komo khas Malang. Selain nasi buk, juga ada nasi kare ayam, ayam panggang dan rawon. Bisa Anda coba jika berada di dekat stasiun Malang.