Jumat, November 25, 2011

Soto Ayam Lamongan Cak Har

Tak pernah ada kata bosan buatku untuk makan soto. Sepertinya setiap mendengar ada depot soto ayam enak, aku selalu tertarik mencobanya. Tadi siang aku mencoba mampir ke warung soto ayam lamongan Cak Har yang berada di samping RS Putri di daerah klampis Surabaya. Tempatnya tidaklah terlalu istimewa, tapi kalau pas jam makan siang ramainya sungguh luar biasa, puluhan pengunjung memadati tempat ini untuk makan siang dengan menu soto ayam khas Cak Har.

Waktu menunjukkan pukul tiga siang, saat aku sampai di tempat ini, kebetulan ada serombongan pengunjung yang sudah selesai dan bersiap untuk meninggalkan tempat, setelah menunggu meja di bersihkan maka akupun dapat tempat duduk, sebelum duduk aku sudah  langsung menuju ke rombong layanan untuk memesan soto ayam buatku.

Soto di tempat ini komplit, kita bisa memesan daging dada atau paha saja, atau dengan tambahan jeroan, kulit dan brutu. Dan ada yang spesial ditempat ini kita bisa memesan ceker dan balungan sebagai pelangkap makan siang yang dipesan. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya pesanan yang kita pesanpun disajikan, siang itu saya memesan soto ayam dengan tambahan kulit  sekaligus, dan tersajilah satu mangkok penuh soto dengan beraneka macam daging dan tambahannya yang tersaji dalam satu mangkok penuh, dengan taburan koyah dan seledri di atasnya.

Sungguh sangatlah menggugah selera, saat mulai mencobanya rasanya memanglah sungguh sangat istimewa wuenak poll. Kuah soto kental bercampur koyah membuat rasa kuah soto ini menjadi sangatlah lezat dan gurih, apalagi saat kuah itu dicampur dengan perasan jeruk nipis dan sambal menjadikan rasa kuah sotonya menjadi mantab sekali. Aneka irisan paha dan dada ayam serta kulit yang tercampur menjadi satu dengan kuah soto membuat makan siang ini sungguh sangatlah memuaskan.








Jika suka, Anda bisa memesan tambahan jerohan, brutu atau ceker. Ceker dan tulang yang disajikan dalam mangkuk besar sangat nikmat dan menggugah selera. Yang pasti buat penggemar Solo lamongan versi kental sebaiknya mencoba ini. Anda bisa langsung menuju warung soto ayam lamongan jika tertarik. Ingaty jam bukanya senin sampai sabtu dari jam 6 pagi sampai 9 malam. Hari Minggu tutup. (harry/rachmira)


Kamis, November 24, 2011

Jalan-Jalan ke Kuta dan Sanur


Sabtu kemarin aku jalan-jalan ke Bali. Karena ini pengalaman pertamaku ke Bali dengan pesawat aku sempat kebingungan harus bagaimana keluar dari bandara. Kakakku menyarankan jika ingin irit ongkos mending jalan dulu sekitar 5 menit keluar bandara dan baru naik taxi bluebird. Tapi karena aku khawatir tambah bingung aku putuskan naik taxi bandara. Aku lihat di papan pengumumannya dari Bandara Ngurah Rai ke Kuta dipatok biaya 45 ribu perak. Tetapi saat aku bertanya ke petugas taxi tersebut aku dikenai biaya 55 ribu perak. Udahlah biarin saja daripada berdebat. Lalu aku menuju taxinya dan mobil tersebut melaju menuju kawasan Kuta Bali.

Kami melewati kawasan Tuban, lalu sekitar Discovery shopping mall, trus lewat Hardrock Hotel dan berhenti di kawasan Poppies Lane 1/ belakang MC Donald Kuta. Situasinya sudah agak beda dengan saat aku pergi ke Kuta bersama teman-temanku 5 tahun yang lalu. Sesudah aku diberhentikan di sekitar Poppies Lane, aku angkat tas rangselku dan susuri sepanjang Poppies Lane mencari penginapan murah.

Karena sudah gelap, aku sempat nyasar masuk gang-gang sempit dan kembali ke jalan utama Poppies Lane.  Sampai akhirnya kuberhenti di pertigaan gang Surga. Disitu terpapang beberapa papan yang bertulisan nama beberapa cottage. Aku masuk dan berjalan menyusuri gang Surga tersebut. Ya aku ingat lagi, dulu pernah menginap di daerah ini. Kulihat beberapa bangunan cottage, Rita Cottage, Berlian in Cottage dan sebagainya.

Aku sengaja masuk ke cottage yang dulu aku pernah menginap disana. Namanya Sari Jaya Cottage. Seingatku dulu kami dipatok harga 150 ribu/kamar untuk 4 orang. Saat kutanya ke perempuan yang jadi penerima tamunya ternyata sekarang sudah naik harganya. Aku mesti membayar 200 ribu/kamar. Itupun cuma tersisa 1 kamar. Aku dapat kamar di pojok no 26. Fasilitas kamarnya ada 1 tempat tidur double, 1 tempat tidur single, meja kursi, , kamar mandi, kulkas, lemari, televisi  dan fan. Kamarnya sederhana dan masih tak berubah dibandingkan 5 tahun yang lalu. Kolam renangnya pun masih ada.

Sesudah mandi dan sholat, aku langsung jalan-jalan menyusuri kawasan Kuta. Mulai banyak perubahan. Penjual baju dan asesories di Poppies Lane 1 masih terlihat sama. Tapi kini sudah banyak minimarket buka 24 jam di kawasan ini. Keluar dari Poppies Lane aku belok kekiri. Disamping MC.D yang terpisah dengan jalan Poppies lane sudah ada Kuta Bex, sebuah mall kecil yang mana ada toko, supermarket dan cafe-cafe. Ada KFC, Black Canyon juga disana. lalu ada beberapa cafe dan tempat makan baru yang dulu belum ada. Bahkan juga ada resto Pizza Hut. Melewati Hard Rock Cafe yang ada patung gitarnya banyak pelancong yang berfoto bersama. Pingin sebenarnya bisa berfoto disini tapi karena sendiri kucuma bisa gigit jari.
Kususuri jalan raya Kuta ini sembari melihat sekeliling.

Sekitar Kuta Square banyak toko-toko yang menjual berbagai baju dan sepatu serta asesoreis branded. Hm cuma bisa melihat doang.hehehe. Aku sebenarnya lapar dan ingin makan tapi tak kutemui warung makan. Yang ada cafe-cafe yang jelas mahal harga makanannya. Ada juga KFC di dekat Kuta Square tapi kok rame banget yang ngantri. Aku berjalan terus menuju ke arah Discovery Mall. Ada beberapa art center, cafe seafood yang besar juga hotel-hotel mahal yang kulewati. Hingga akhirnya kusampai pula ke Discovery Shopping Mall. Aku jadi tersenyum geli, seperti napak tilas 5 tahun yang lalu. Bedanya dulu aku berempat dengan kawan-kawanku tapi kini aku cuma sendiri ke sini. Setelah sempat makan nasi pecak ayam di es teler 77, dan melihat-lihat barang di Centro, akupun pulang ke penginapan dengan ojek.

Sebenarnya hari Minggu pagi itu (20/11) aku ada pekerjaan di Sanur dan langsung menginap di Denpasar. Tapi kupikir tak ada salahnya jalan-jalan dulu ke pantai Kuta mumpung ke Bali. Sabtunya aku sudah melewatkan melihat matahari terbenam yang indah di pantai Kuta, masak harus tak bisa lihat debur ombak pantai Kuta juga. Wow indah sekali pantai Kuta. Banyak wisatawan lokal dan mancanegara yang sedang bermain di pantai. Meski ada larangan mandi di laut tetap saja ada yang berenang. Demi bisa berfoto dengan pemandangan pantai dan air laut aku sempat meminta tolong dua orang cewek berjilbab membantuku. Yang satu potret saku pakai HP dan satunya kuminta memotretku dengan kamera SLR. Tak kulewatkan memotret keindahan pantai kuta. Hm air laut yang biru yang selalu membuatku ingin datang dan datang lagi kesini.
Kakiku sudah kotor dengan pasir pantai, sedangkan celana panjangku juga sudah basah dengan air laut. Makanya saatnya aku balik ke penginapan. Seingatku dulu aku pernah makan nasi rawon di pantai Kuta depan MC.D. Penjualnya orang Madura. Biasanya pembelinya yang banyak para beach boy. Tapi ternyata sekarang sudah tak ada.

Lalu akupun keluar pantai, hm masak harus sarapan roti saja di penginapan? Kulihat kerumunan orang di pojokan jalan Poppies Lane/depan Kuta Bex. Ada beberapa penjual makanan yang berjualan disini. Kulihat ada yang jual nasi dengan motor, jual jamu dan jual gorengan plus kopi.

Aku pun mendekati penjual nasi bungkus. Wow ternyata masih bapak-bapak yang sama dengan pernah kutemui berjualan disini 5 tahun yanglalu. Pria itu mengaku bernama Nasrul. “Saya memang sudah 10 tahun dagang nasi bungkus disini dari pagi hinggam jam setengah 9 pagi,” ungkap pria asal Banyuwangi itu. Ia menjual berbagai macam nasi bungkus. Ada nasi dengan lauk ayam, telur, ikan dan daging sapi. Kupilih nasi bungkus isi ikan. Kumakan nasi itu di tembok yang bisa untuk duduk di samping tempatnya berjualan. Isi nasi bungkus itu ternyata nasi, bakmi goreng, ikan bumbu dan sambel. Lalu kuminta sebungkus krupuk dan segelas kopi susu. Wow kuhanya bayar 5500 perak.  Sebagai tambahan lauk kubeli ote-ote/bakwan goreng seharga seribu perak di penjual jamu.  Hm 6500 perak sudah kenyang makan minum.

Sesudah pulang ke penginapan untuk mandi maka aku pun bersiap ke Sanur. Dari Kuta aku naik taxi bluebird. Biayanya ke Sanur 90 ribu perak.Turun dari taxi aku berjalan menuju lapangan pantai matahari terbit Sanur. Usut punya usut ternyata sedang diadakan even Pameran Hortikultura Nasional di pantai Matahari Terbit Sanur. Di lapangan yang sangat luas tersebut ada pameran flora dan flori tingkat nasional, berbagai bonsai, bunga, buah dipamerkan di sana. Lalu ada bazar yang menjual berbagai macam makanan, baju, kain, sandal, asesories. Karena siang hari panas terik sekali maka aku melewatkan waktu menyusuri stan-stan bazar ini.

Karena taktahan dengan panasnya cuaca Sanur di hari Minggu tersebut, aku keluar dari lokasi kontes anjing sehat dan berjalan menuju pantai yang hanya berjarak sekitar 200 meter. Di tepi jalan Pantai Matahari Terbit tampak ada persiapan acara. Entah apa itu. Aku sempaty melewati  stan klub motor kuno dan mobil kuno. Aku santai menuju pantai. Ternyata memang sedang digelar Sanur Village Festival. Acara ini diselenggarakan mulai tranggal 19-22 November 2011. Di dekat pantai ada lomba merangkai buah, lomba chief tingkat nasional dan sebagainya.

Aku duduk-duduk di tepi pantai. Kulihat birunya pantai Sanur. Hm indahnya. Kapal-kapal nelayan tampak bergerak-gerak ikuti gerakan ombak. Sayangnya tak bisa bermain pasir pantai seperti di Kuta. Jadi di Pantai Matahari Terbit Sanur, kita cuma bisa duduk duduk menyaksikan keindahan laut dari tepi pantai yang berbatu-batu.

Sembari memotret laut, kulihat sekeliling. Ada seorang ibu-ibu yang sedang sibuk melayani pembeli. Ia berdagang makanan kecil. Saat kudekati ternyata ia menjual lumpia, dan tahu tempe goreng. Karena tertarik, makanya aku pun ikut membelinya. Ternyata setiap menjelang sore, ibu bernama Gusti Ayu itu berjualan di pantai Matahari Terbit Sanur ini. Harga lumpia dengan bumbu dan potongan cabe seporsi adalah 5 ribu perak. Sayangnya lumpianya agak keras. Untungnya bumbunya tak terlalu asin dan masih panas. Melihatku menikmati lumpia membuat sepasang bule yang sudah berusia lanjut jadi turut membelinya.

Di sekitar pantai banyak penjual makanan dan minuman. Saat kutanya pada penjual teh poci, ia bilang dia hanya berjualan selama even Sanur Village Festival ini. Jadi yang asli jualan tiap hari hanya yang punya lapak depot saja. Yang di luar bukan. Terus terang aku tak berani membeli makan di stan-stan makanan ini. Soalnya makanan yang kebanyakan dijual menyebutkan  jenis lawar, tum dll di daftar menunya. Makanan itu identik dengan bahan dasar babi. Daripada salah makan mending tak makan disini. Beruntung sebelumnya panitia sempat memberiku sekontak paket ayam KFC. Jadi kenyang deh.

Tak tahunya di hari Minggu (20/11) tersebut bisa dibilang puncak acara Sanur Village Festival 2011. Acara yang  sudah 6 kali digelar ini juga menjadwalkan menggelar pawai di hari tersebut. Jadi aku mendadak bisa nonton pawai yang demikian besar dan megah. Sepertinya diikuti lebih dari 1000 orang. Ada rombongan perempuan yang mengenakan pakaian khas adat Bali dengan mengangkat buah-buahan, ada rombongan pria yang mewakili kaum petani, kaum nelayan, anak sekolah, ada model-model cantik  dengan baju Bali modifikasi dan sebagainya. Semuanya tampak bagus dan menarik. Ada juga pawai mobil hias dari berbagai kota di sekitar Denpasar serta pertunjukan drumband serta reog khas Bali. Semua berpadu dengan iringan musik khas Bali. Meriah sekali. Makanya aku tak melewatkan diri untuk menonton dan memotretnya.

Acara pawai ini tak hanya membuat Sanur saja yang  macet parah. Sebab Denpasar pun kena imbasnya. Betuntungnya hanya sampai sore hari sudah selesai acara pawainya. Sebelum pulang dari Sanur aku sempat makan nasi kotak ayam kremes bu Nita. Ayam Kremes bu Nita yang pusatnya di jalan Hayam Wuruk Denpasar ini kan sudah punya banyak cabang. Bahkan di Jakarta pun juga sudah punya beberapa cabang. Dalam satu kotaknya isinya nasi, ayam goreng kremes dan sambal. Lumayan enaklah. Saat aku pulang dari Sanur pukul 8 malam WITA, jalanan sudah mulai lancar.  Alhamdulillah. Jadi aku bisa sampai Denpasar dengan nyaman.

Selasa, November 15, 2011

Rawon Pak Pangat


Bicara soal makanan khas Surabaya, Rawon termasuk salah satu diantaranya. Ada beberapa warung rawon yang direkomendasikan di Surabaya Rawon Setan di jl Embong Malang, Rawon Kalkulator/Wiajaykusuma di taman Bungkul, Rawon Nguling di jl. Kendang Sari, Rawon Iga di Desa Cafe jl. Kutai dan masih banyak tempat lagi.

Beberapa waktu yang lalu seseorang penulis di kompasiana bahkan sempat menulis perbandingan rasa di beberapa warung makan rawon di Surabaya itu. Tapi ada satu yang terlewat diperhitungkan yaitu warung Rawon Pak Pangat. Rawon Pak Pangat sudah sejak dulu populer di Wonokromo Surabaya. Lokasi tepatnya di lantai 1 DTC Wonokromo Surabaya.

Karena males masuk kawasan Wonokromo, kapan hari aku mencoba makan rawon pak Pangat di salah satu cabangnya yang berada di kawasan Ketintang Baru Selatan Surabaya/dekat Ruko Lotus/dekat perlintasan rel kereta api Ketintang Selatan. Kebetulan warung rawon ini hampir setiap hari kulewati dalam perjalanan pulang dari kantorku ke rumah. Memang setiap hari mereka buka dari jam 6 pagi hingga jam 9 malam.

Setiap kali aku lewat tempat ini tak pernah sepi. Begitu juga saat aku dan temanku, Ketut makan siang disana. Ada beberapa menu yang ditawarkan, nasi rawon, nasi krengkrengan, nasi rawon krengsengan dan nasi campur. Kami memilih makan nasi rawon krengsengan. Seperti apa ya bentuk dan rasanya. Wow saat 
dihidangkan tampak menarik. Kuahnya mengepul hm menggoda selera.

Berbeda dengan rawon yang biasa kubeli, rawon di pak pangat ini tak menggunakan daging potongan tapi suwiran empal daging. Rasanya manis dan asinnya pas. Lalu kuahnya juga tak terlalu kental dan tak asin. Krengsengannya uenak, potongan daging berbumbu krengsengan ini mantap. Dimakan dengan nasi dan sambal pas di lidah. Harga seporsinya juga tak mahal. Bisa dicoba jika Anda main ke Surabaya.

Pondok Mirah Tebet

Terinspirasi dengan tulisan dari Widi, salah satu teman di kompasiana beberapa waktu yang lalu mengenai daftar tempat makan di Tebet Jakarta membuatku ingin membuat tulisan mengenai salah satu tempat makan di kawasan Tebet Jakarta Selatan yang pernah kukunjungi. Kebetulan Ira, salah satu teman baikku di Jakarta memang sering makan di Tebet. Makanya sekali tempo ia ingin mengajakku mencoba wisata kuliner ke Tebet.

Menurut Ira, di Tebet banyak sekali tempat makan enak. Tapi karena saat itu aku ingin makan seafood maka ia mengajakku makan ke Pondok Mirah. Pondok Mirah ini berada di jalan Tebet Barat atau belakang pasar Tebet. Tempatnya tak terlalu besar tapi nyaman juga untuk makan dan ngobrol. Selama ini Pondok Mirah jarang sepi pengunjung karena sudah dikenal lama dan tak terlalu mahal harganya.

Saat aku sudah duduk, sempat kesulitan menu sebab beraneka ragam jenis makanan yang ditawarkan. "Ayam kremesnya enak" kata Widi saat membalas komentarku soal Pondok Mirah di tulisannya tentang daftar tempat makan di Tebet. Tapi karena saat itu aku belum tahu aku pilih seafood. Aku memilih menu udang bakar, ca kangkung, ikan bakar, cumi goreng tepung, dan cumi saos mentega.

Saat semua makanan semua dikeluarkan kami semua terbengong-bengong. Wow porsinya ternyata banyak banget. Kupikir porsi kecil seperti warung seafood kakilima yang biasa kukunjungi. Rasanya enak semua. Cumi saos menteganya mantap. Tak amis, tak terlalu asin ataupun pedas. Mantap pokoknya. Ikan bakarnya juga maknyus. Ca  kangkungnya enak. Udang bakarnya yang paling lezat. Dibakar matang dengan bumbu meresap. Sip pokoke. Karena sudah kekenyangan maka Cumi Goreng Tepungnya langsung kami bungkus untuk dibawa pulang tanpa sempat memakannya. Soal seafood, pondok mirah masih boleh dicoba lagi.

.

Senin, November 14, 2011

Tahu Bodo Warung Talaga

Setiap kali tugas ke Bandung aku mesti mampir ke PVJ atau Paris Van Java. PVJ yang berada di kawasan jala Sukajadi Bandung memang salah satu mall di Bandung yang punya ciri khas berbeda dalam bentuk dan model dibandingkan mall lainnya sehingga asyik untuk dikunjungi. Bagi penggemar wisata kuliner memang PVJ bisa jadi salah satu tempat yang menarik untuk konkow karena disini banyak sekali cafe-cafe yang bisa dikunjungi.

Di antara cafe-cafe yang ada di PVJ ada satu yang suka kulirik bila kesana. Namanya warung Talaga. Lokasinya di lantai bawah. Aku tertarik karena warung yang berada di pojokan ini bentuknya memang ditata mirip warung kaki lima. Jadi dari luar tak tampak seperti cafe, karena terlihat bungkusan kopi-kopi instan, mi instans dan minuman yang seperti digantung-gantungkan di pinggir warung. Alat-alat masak seperti toples, panci juga dipajang disana. Kursi dan mejanya juga cuma kursi meja kayu dan tak tampak mewah Selain itu pegawainya berpakaian bak penjaga warung desa. Jadi pengunjung malah jadi tertarik untuk mencobanya.

Bulan lalu kusempatkan mampir dan masuk ke warung Talaga ini. Aku pun duduk di salah satu bangku dan mulai membaca menu. Ada nasi bistik, nasi bumbu, nasi bakar dan sebagainya. Lalu juga beranekaragam makanan dari tahu mulai tahu bala-bala, tahu samosa, tahu krispy, pepes tahu . mi tahu pedas, nasi lengko dan lain-lain juga dijual disini. Sepertinya menu tahu deh yang paling ditonjolkan disini. Memang tahu bandung selama ini sudah terkenal enak.

Aku bingung memilih menu. Akhirnya aku minta bantuan pelayannya. Katanya tahu bodo yang paling digemari pengunjung disini. Makanya aku pesan tahu bodo dan segelas es teh manis. Sembari menunggu makanan disajikan aku lihat sekeliling wow, serasa makan di warung beneran. Cukup banyak pengunjung yang nongkrong sembari ngopi di warung ini. Membuatku tak sabar untuk menikmati makanan pesananku, Tahu Bodo.

Tak berselang lama makanan disajikan di hadapanku. Gubrak. Aku kaget. Sebab yang muncul di hadapanku adalah sebuah layah atau cobek dimana di dalamnya berisi tahu goreng setengah mateng dan dipenyet sambel. Wow ini mah tahu penyet. Beneran mirip tahu goreng dengan sambal bawang yang biasa kubikin di rumah. Hahaha. Yang membedakan bahan dasar tahunya memang lebih enak dan lembut. Sambel bawangnya yang sepertinya terbuat dari cabe rawit , garam dan bawang putih nya sangat pedas dan merasuk ke dalam tahu. Seporsi tahu bodo ini dihargai 16 ribu rupiah. Aku cuma bisa cengar cengir. Tahu Bodo Tahu Bodo. 



Yoghurt Cisangkuy

Kebetulan pas hari Sumpah Pemuda kemarin aku sedang berada di Bandung. Waktu itu juga bertepatan dengan hari ulangtahun salah satu teman baikku, Sheiba, yang juga tinggal di kota kembang ini. Makanya aku tak menolak saat ia mentraktirku makan siang untuk merayakan ultahnya. Aku ikut saja kemana mau diajak makan. Kami janjian bertemu di depan Gedung Sate atau lapangan Gasibu. Seingatku ia berpesan agar aku naik angkot dan turun di lapangan yang banyak tangga-tangganya.

Dari kawasan Pasir Kaliki aku naik angkot menuju ke tempat tersebut. Saat melewati lapangan yang ada tangga-tangganya aku langsung minta supir angkot jurusan Ciroyom-Cicaheum menepikan kendaraannya dan membayarnya. Langsung aku toleh toleh mencari Sheiba, kok ga ada. Kutelepon dia dan bilang ada di jalan Dipati Ukur di depan lapangan yang banyak tangganya. Gubrak. Ternyata aku salah. Itu bukan lapangan Gasibu. Terpaksalah Sheiba menjemputku disitu dan membawaku ke tempat makan yang dekat dengan Gasibu.  

Aku baru tahu ternyata diajak jajan ke tempat makan yang cukup dikenal di Bandung yaitu Yoghurt Cisangkuy. Namanya aku sudah sering dengar tapi tempatnya baru tahu hari itu. Lokasinya memang di jalan Cisangkuy atau di dekat taman Lansia (moga ga salah namanya.hehehe). Dari luar tempatnya terlihat menarik. Sebuah rumah dengan arsitektur kuno Belanda yang diubah menjadi cafe. Pengunjung bisa memilih untuk duduk di teras atau di halaman. Di halaman rumah pengunjung bisa duduk nyaman di kursi-kursi yang ditata rapi. Suasananya sejuk karena di bawah pohon-pohon yang rindang. Tapi kalau musim penghujan siap-siap lari sebab pasti basah kuyup jika tiba-tiba turun hujan.

Kedai Yoghurt Ciasangkuy ini sudah berdiri sejak sekitar tahun 1969. Dan jadi tempat wisata kuliner yang sering dituju para penggemar kuliner baik dari kota kembang maupun luarkota. Jam bukanya mulai dari jam 10 pagi hingga jam 9 malam. Saat aku datang jam masih menunjukkan pukul 10 pagi makanya belum terlalu ramai. Tapi agak siang sedikit sudah penuh diserbu para karyawan kantor dan mahasiswa yang ingin makan siang sembari minum yoghurt.

Jika ingin memesan yoghurt kita mesti masuk bagian dalam cafe. Aku masuk ke dalam cafe untuk memesan minumannya. Ada beragam jenis minuman yang ditawarkan. Yang pasti yang utama yoghurt dengan beraneka rasa. Bisa pilih yang kental atau tidak. Yang kental rasanya lebih asem, jika yang tidak/juice lebih manis. Aneka rasa buah mulai anggur, stawbery, jeruk, melon, mocca, vanila dan sebagainya bisa dipilih sesuai keinginan.

Kemarin aku coba minum yoghurt yang rasa strawbery, hm mantap. Lebih terasa asam daripada manis.  Penampilannya di gelas juga tampak menarik karena tampak sirup di bawah dan yoghurt di atasnya. Minumnya mesti diaduk dulu biar terasa lebih mantap. Perlu diketahui yoghurt ini terbuat dari fermentasi susu. Sangat cocok untuk yang sedang diet.

Sebagai teman minum yoghurt, Anda bisa memilih bermacam kue yang dijajakan mulai ote-ote atau bala-bala, martabak hingga bolen dan kue-kue juga ada. Jika lapar Anda bisa memesan nasi goreng , soto Bandung dan sebagainya. Tetapi Anda boleh juga memesan jajanan kakilima di depan kedai yoghurt ini untuk dimakan sebagai teman minum yoghurt. Ada penjual siomay baso tahu dan sate yang berada di depan cafe ini. Jadi asyik deh pokoknya. Harganya juga masih terjangkau semua. Pokoknya enak deh dan layak dicoba jika ke Bandung. Dengar-dengar yoghurt cisangkuy sudah buka cabang di beberapa tempat yang lain. Ayo datangi lokasi terdekat dan rasakan sensasinya.