Minggu, Januari 16, 2011

Ngopi di cafe Nyonya Kopitiam


Menjelang libur natal dan tahun baru lalu, aku tugas ke Semarang lagi. Kebetulan aku punya janji ketemu salah seorang relasi di Paragon Mall Semarang. Namanya pak Henry Susilo, yang belakangan baru kuketahui merupakan suami dari Anne Avante, perancang busana/kebaya yang terkenal di Indonesia. Alasan kami memilih bertemu di mall Paragon jalan Pemuda Semarang karena lokasinya bersebelahan dengan hotel Merbabu tempatku menginap.Akhirnya kami bertemu pas jam makan siang di foodcourt lantai atas.

Kami duduk di depan stan cafe kopi Nyonya Kopitiam. Awalnya kami makan siang mi pangsit. Tetapi karena kelamaan ngobrol, relasiku nawarin aku ngopi. Tentunya tawaran ini tak kutolak. Ia pun langsung memanggil karyawan nyonya kopitiam. Usut punya usut cafe ini milik putrinya. Menurutnya terinspirasi dari cafe kopi yang ada di Malaysia.

Sebenarnya menu minuman yang ditawarkan di cafe nyonya kopitiam beragam. Dari kopi tarik, kopi hitam, teh, teh tarik dan sebagainya. Menu makanannya juga bermacam-macam, mulai roti bakar hingga pancake juga ada. Jadi kita bisa memilih sesuai keinginan kita. Yang pasti ngopi di cafe kopi nyonya tiam ini mengingatkanku pada cafe kopi tiam oey milik Bondan Winarno, tokoh kuliner favoritku,

Aku sengaja memilih kopi tarik dan pancake keju. Untuk kopi tarik bisa pilih panas atau dingin. Ditempatkan dalam cangkir model kuno. Hm rasa kopinya enak. Susunya tak terlalu kental. Perpaduan kopi dan susu ini tak terlalu manis. Mantap deh.Jadi kita bisa meminumnya dengan senang. Sebab kalau terlalu manis kan biasanya jadi ga selera.

Pancakenya juga lezat. Rotinya dimasak dengan bentuk bulat dan tak terlalu manis. Taburan kejunya banyak. Hm maknyus. Takkalah dengan pancake bikinin rumah makan pancake yang mahal. Roti bakarnya juga enak, dibakar kering dan ditaburi dengan kacang almond. Lezat pastinya. Harga makanan dan minumannya juga tak semahal cafe kopi lainnya. Yang pasti layak dicoba jika Anda hobi ngopi.

Selasa, Januari 11, 2011

Bakso Rindu Alam




Tiada hari tanpa hujan. Sepertinya kita tak bisa meramalkan hari ini bakal hujan atau tidak. Sebab kadang siang panas sore tiba-tiba udah hujan. Udah gitu hujannya tak merata lagi. Mau tak mau mesti siap mantel hujan setiap hari. Ngomongin hujan jadi pingin makan yang panas-panas. Biar ga kedinginan bila hawa dingin karena hujan deras. Alasan ya? padahal emang dasarnya lagi pingin makan bakso aja. Hehehe.

Kapan hari pulang kantor aku ama my best friend Ketut, langsung meluncur ke warung Bakso Solo Rindu Alam. Warungnya ada di pertigaan jalan Ciliwung dan Adityawarman Surabaya. Kami sudah sering lewat depan warung ini dan melihat selalu ramai. Makanya kami penasaran pingin mencobanya. Untungnya lagi pas ga hujan. Sebab kalau hujan ditanggung ga bakalan bonek kesana. Banjir boo.

Awalnya warung bakso Solo Rindu Alam ini bangunannya kecil. Tapi seiiring semakin banyak pelanggannya maka dipindah ke tempat yang lebih luas. Saat aku masuk ke warung ini juga lagi rame. Maklum waktu jam pulang kantor. Pelanggannya tak cuma warga lokal alias Jawa, kaum Chinese bermobil yang hobi makan mahal pun banyak yang tampak makan disini. Bisa disimpulkan berarti baksonya enak.

Seporsi bakso campur di warung Bakso Solo Rindu Alam ini berisi bakso kasar, bakso halus, dan tahu. Jika kita ingin gorengan, kita pesan sendiri berapa biji gorengan yang kita inginkan. Baksonya enak. Seratnya halus, ga alot. Selain itu ada bakso telur puyuhnya juga. Hati-hati buat yang berkolesterol tinggi. Sebab satu telur puyuh sama dengan 3 telur ayam biasa. Tapi kalau sekali-kali ya tak apa-apalah. Kuahnya sedap. Pas dilidah. Dengan bakmi putih, bakmi kuning, seledri, bawang goreng dan kubis hm tambah nikmat lagi. Apalagi jika dimakan dengan sambal. Jelas lebih mantap.

Senin, Januari 10, 2011

Kapurung


Pengalaman pertama menginjak pulau Sulawesi memang membuatku terkesan. Maklum baik dari segi bahasa dan budaya jelas berbeda dengan pulau Jawa. Makanannya pun tentu tak sama. Tetapi seiring kemajuan jaman kita bisa dengan mudah mencari makanan khas Sulawesi  di pulau Jawa. Jika cuma nasi kuning, sop konro, coto, es pisang ijo kita masih gampang membelinya di Jakarta, Surabaya dan kota-kota besar lainnya.

Walaupun begitu tetap ada pula beberapa menu makanan yang sepertinya jarang beredar di luar pulau Sulawesi. Salah satunya adalah Kapurung. Mendengar namanya aku belum pernah sebelumnya. Tapi aku begitu tertarik ingin mencobanya saat melihat stan makanan yang menjual menu Kapurung ini di foodcourt Mall GTC Tanjungbungo Makassar. Namanya Warung Kapurung, Aroma Khas Luwu Utara.

Kapurung ini sebenarnya merupakan makanan khas Luwu, salah satu nama kota di Sulawesi. Tetapi sudah banyak yang menjual menu makanan ini di Makassar. Aku tak bisa bayangkan sebelumnya seperti apa kapurung ini. Yang kulihat dari foto yang dipasang di stan tersebut tampak menarik. Kita boleh memilih kapurung ayam, daging, ikan, atau udang. Aku sengaja memilih kapurung udang.

Aku mesti bersabar sampai pelayan siap menghidangkan makanan yang kupesan. Saat mereka menyajikan di depanku, aku langsung terhenyak. Hm apa ini? Semangkuk makanan dengan isi seperti bola-bola kanji. Tapi waktu kurasakan ternyata bahan dasarnya sagu. Wow jadi ingat bubur sagu kesukaanku. Sedangkan kuahnya seperti memiliki bahan dasar kacang tanah goreng yang dihancurkan, kaldu ikan, ikan yang dihaluskan, dengan bumbu bawang putih dan beberapa rempah-rempah. Kuahnya ini kental sekali. Rasanya perpaduan asin dan asam. Sepertinya memang harus dimakan panas-panas biar lebih nikmat.


Sebagai makanan pendamping ada rebusan sayur, dadar jagung, dan udang rebus. Rebusan sayurnya terdiri dari kacang panjang, jagung dan bayam. Ohya ada juga sambal yang terbuat dari cabe yang dihaluskan dan jeruk nipis. Lalu ditambah lagi mangga muda parut. Semuanya seharusnya dimakan dengan cara memasukkannya ke dalam kuah kapurung tadi. Jadi makanan ini lebih sempurna (asemnya/kecutnya.hihihi). Yang pasti menurutku mengenyangkan sekali menu ini. Kita tak perlu menambah nasi lagi. Oh ya sagu kan bisa sebagai pengganti nasi ya.hehehehe

Minggu, Januari 09, 2011

Nasi Sengkolo Khas Makassar



Kukira semua cerita wisata kulinerku selama di Makassar udah kubagi pada teman-teman semua. Ternyata masih ada yang tertinggal. Aku akan bercerita mengenai Nasi Sengkolo. Nama nasi sengkolo yang kulihat di Makassar sempat mengingatkanku pada makanan khas Jawa Timuran yaitu Bubur sengkolo. Bubur sengkolo adalah bubur merah dan putih yang dibuat dari bahan dasar ketan, gula merah, santan, dan garam yang biasanya sering dibikin orang-orang tua untuk mensyukuri hari kelahiran atau saat pindah rumah.

Tapi ternyata nasi sengkolo khas makassar sama sekali beda versi dengan bubur sengkolo. Aku tak sengaja menemukan menu makanan ini saat jalan-jalan pagi bersama Sari di sepanjang jalan Pasar Ikan. Niat kami sebenarnya cuma satu yaitu mencari makanan yang tepat untuk sarapan. Meski hujan mengguyur kawasan kota Makassar pagi itu tak menyurutkan niat kami untuk tetap jalan-jalan cari sarapan. Setelah berjalan cukup jauh, kami tertarik melihat sebuah kedai kecil yang berada di pertigaan jalan. Namanya Cafe Tong San.

Bangunan Cafe Tong San ini yang berada di jalan Pasar Ikan Makassar ini terlihat kuno. Seperti kedai kopi  yang berada di luar negeri. Dari luar, kami lihat cukup banyak orang yang duduk di dalam cafe Tong San ini. Makanya kami jadi makin tertarik memasukinya. Wow, bagian dalamnya juga terkesan kuno karena masih menggunakan kursi dan meja antik. Beneran nyentrik.

Karena tak berniat ngopi pagi itu maka kami memesan 2 gelas teh panas saja. Sedangkan untuk makanan kami pilih nasi kuning dan nasi sengkolo. Pertimbangan kami supaya bisa tahu seperti apa sih nasi kuning versi Makassar dan seperti apa wujud nasi sengkolo yang bikin kami penasaran itu.Sembari menunggu makanan siap saji, kami meminum teh panas yang disuguhkan dalam cangkir. Hm mantap.

Nasi kuning berisi nasi kuning, bali telur, paru goreng, sayur labu siam masak kuning, abon daging sapi dan kering ubi. Nasi kuningnya sama dengan nasi kuning yang ada di pulau Jawa. Mungkin isinya yang agak beda. Kalau telur bali atau abon daging sama. Untuk sayur labu siam masak kuning ini yang beda. Sebab aku belum pernah menemukan sayur labu ini di penjual nasi kuning di Jawa. Kalau di Jawa sayur labu kuning ini cocok masuk lontong sayur apa nasi liwet.  Kering Ubinya juga bikin aku terheran-heran. Kupikir semula kering kentang. Tapi begitu kurasakan kok agak manis. Kuputuskan saja berarti itu ubi. Secara keseluruhan makanan ini enak disantap.   

Sedangkan nasi sengkolo beda lagi. Bukan bubur atau nasi tapi malah ketan putih. Jadi ketan rebus digunakan untuk menggantikan nasinya. Lalu diatasnya diisi bumbu bali daging, bali ikan asin, bali telur, serundeng kelapa dan kering ubi. Pada dasarnya aku tak begitu suka ketan rebus tapi terpaksa aku makan juga. Rasanya ya seperti rasa ketan yang biasa dimakan pakai bubuk itu.Lauknya lumayan. Yang pasti bikin perut kenyang.
Silakan coba bila kalian penasaran. Sebab tak ada menu model begini di Jawa.    
 

Sabtu, Januari 08, 2011

Lezatnya Seafood RM Kahyangan



Salah satu pengalaman wisata kuliner paling menyenangkan di Makassar adalah saat aku ditraktir sahabatku, Susi, dinner di rumah makan Kahyangan. Rumah makan Kahyangan ini berada di jalan Datumusseng. Di sepanjang jalan Datumusseng memang berjajar beberapa rumah makan yang cukup terkenal di Makassar. Ada Lae-lae, Mi Titi, Rm Kahyangan dan sebagainya.

Rumah Makan Kahyangan ini memiliki menu beragam makanan dengan bahan dasar seafood. Yang menyenangkan sebelum kita masuk ke rumah makan kahyangan kita bisa memilih ikan segar yang akan dimasak dan kita makan. Sebut saja, udang, cumi-cumi, kepting, ikan sunu, ikan gurami dan sebagainya. Cara memasaknya pun bisa sesuai keinginan. Bisa dibakar, goreng, asam manis, rica-rica, dan sebagainya.

Setelah memilih seafood, kami masuk ke dalam rumah makan ini. Tempatnya lumayan luas tapi suasananya agak formil menurutku. Namanya juga kelas restoran bukan kaki lima. Mejanya besar, dengan taplak warna putih. Pengunjungnya lumayan banyak. Biasanya kalau resto rame begini berarti makanannya enak. Jadi ga sabar menanti makanan siap dihidangkan.

Sembari makanan siap disajikan, pelayan membawa sepiring otak-otak. Kami pun langsung menyantap otak-otak tersebut. Otak-otak ikannya sedap. Tidak amis. Dimakan dengan bumbu kacang yang manis dan asam. Jadi tambah enak. Yang pasti tak membutuhkan waktu lama bagi kami berempat menghabiskan sepiring otak-otak.

Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Makanan pesenan kami siap terhidang di atas meja. Ikan rica-rica, Udang asam manis, Cumi goreng tepung, Ikan Sunu goreng tepung dan Ca kangkung. Cumi goreng tepunge gurih dan renyah. Udang asam manisnya keliatan menggoda selera. Udangnya besar-besar dan dimasak dengan tomat dan bawang bombay. Hm maknyus. Rasanya jelas manis dan asam.

Ikan Sunu goreng tepungnya gurih sekali. Sepertinya diperlukan keahlian untuk memasak masakan jadi seperti ini. Ca kangkungnya lumayan juga. Daunnya terlihat hijau segar dengan rasa pas, tak terlalu asin. Yang paling lezat menurutku ikan rica-ricanya. Aku lupa jenis ikan apa yang digunakan untuk ikan rica ini. Ikannya dibelah dua. Dagingnya tampak putih. Sepertinya memasak ikannya dibakar tapi tak sampai gosong alias setengah matang. Trus dicampur dengan bumbu rica-rica. Bumbu rica-rica ini menggunakan bahan dasar cabe, dan beberapa rempah-rempah juga. Rasanya perpaduan asin,dan pedas. Tapi beneran , enak banget.

Selain nasi putih , mereka juga menyajikan beberapa sambel sebagai pelengkap untuk kita makan. Sambalnya top abis. Uenak. Pedas. Jadi masih teringat pedasnya di lidah. Hm Ingat ingat makan seafood di rm kahyangan jadi lapar lagi deh. Hehehe. Yang jelas jika ke Makassar, RM Kahyangan kurekomendasikan untuk dicoba. Tapi soal harga, aku taktahu karena ditraktir susi. Thanks untuk Susi atas jamuan makan malamnya yang tak terlupakan.

Jumat, Januari 07, 2011

Menikmati Bakso Di Tepi Pantai Losari


Aku senang sekali jika bisa mengisi liburan dengan jalan-jalan di tepi pantai. Ketika berada di Makassar awal bulan Desember lalu, hampir setiap hari aku melintasi jalan pantai losari. Rasanya senang berjalan-jalan sembari menyaksikan birunya laut. Meski cuaca panas, tak perduli. Setelah berpanas -panas di sepanjang pantai Losari, aku memutuskan mampir di salah satu rumah makan yang ada di sana. Namanya Sentosa. Lokasinya di jalan Penghibur Makassar. Menurut informasi temanku yang asli orang Makassar, rumah makan ini terkenal dan sudah ada sejak lama.

Aku masuk dan memilih tempat duduk yang tak jauh dari pintu masuk. Tujuannya supaya aku bisa makan sambil menyaksikan pemandangan laut. Hm menyenangkan. Di rumah makan Sentosa ini menu utamanya seperti bakso, mi pangsit dan sebagainya. Aku sengaja memilih bakso ikan, sedang Sari, temanku memilih bakso campur. Untuk minumannya aku pilih es kelapa muda dan sari memilih es pisang ijo.

Semangkuk bakso ikan langsung segera terhidang di atas meja. Kuahnya panas. Baksonya juga enak. Meski memiliki bahan dasar ikan tapi tak amis. Rasanya pas di lidah. Tak terlalu asin. Kuahnya juga sedap. Biasa dimakan dengan sambal dan jeruk nipis. Jadi ada rasa pedas dan asamnya. Sedangkan untuk bakso campurnya berisi mi, bakso dan pangsit goreng. Baksonya tentu daging sapi. Rasanya tak kalah lezat.

Usai kepedesan menyantap bakso, kami langsung minum. Sari sebenarnya memesan es palu butung dan es pisang ijo. Tapi yang tersisa cuma es pisang ijo. Es pisang ijonya seperti biasa, ada dadar pisang ijo dengan air es,sirup merah, susu dan santan. Rasanya jelas manis banget. Porsinya gede jadi minum semangkuk langsung kekenyangan. Coba tadi es palu butung yang dipesan Sari juga tersedia pasti dia takkan kuat menghabiskannya.hihihi.

Ngomongin soal minum , aku agak kecewa sebab es kelapa muda pesananku tak seperti yang kuinginkan. Aku membayangkan minum es kelapa muda dengan sirup putih seperti kalau di Surabaya. Soalnya rencanaku bisa untuk obat sakit perutku yang kebetulan lagi diare. Tapi ternyata yang muncul malah es kelapa muda dengan sirup merah dan susu. Jadi mirip es pisang ijo cuma isinya saja kelapa muda. Mau ga mau kuminum juga es kelapa muda yang manis banget ini. Walaupun begitu aku tak kapok mengulangi kesini lagi. Baksonya enak sih. Pemandangannya juga menarik.hehehe.    

 

Rabu, Januari 05, 2011

Sop Konro Karebosi


Salah satu menu andalan kota Makassar adalah Sop Konro. Makanya aku tak menolak saat, teman-teman mengajak mampir ke warung sop konro Karebosi sehabis kami jalan-jalan di mall Karebosi Link. Lokasinya tak jauh dari mall Karebosi. Sop Konro Karebosi ini sangat terkenal karena sudah berdiri sejak dulu kala. Pelanggannya bukan warga Makassar saja bahkan juga para pelancong yang sedang berlibur ke Makassar.

Meski hari sudah menunjuk pukul 8 malam dan hujan pula ternyata ketika kami datang, terlihat masih banyak pembeli yang sedang asyik makan di warung sop konro karebosi tersebut. Padahal kursi dan meja yang tersedia cukup banyak. Jadi Kami mesti bersabar antri menunggu ada pembeli yang selesai makan dan segera pulang.

Setelah menghempaskan diri di kursi, pelayan langsung menanyakan apa menu makanan dan minuman yang mau kami beli. Karena temanku sudah memesan sop konro bakar maka aku sengaja memilih sop campur. Sedangkan untuk minuman kami memesan es jeruk dan markisa. Kuperhatikan di bagian depan pelayan tampak sibuk membakar konro-konro pesanan pembeli. Sedangkan yang lain juga sedang mempersiapkan nasi dan kuahnya.

Tak lama kemudian makanan siap dihidangkan. Sop campur pesenanku berisi potongan iga besar dan kikil dengan kuah bening. Iga dan kikilnya lunak dan tidak alot. Kuahnya agak kental, gurih dan tak asin. Biasanya orang memakannya dengan menambahkan kucuran jeruk nipis dan sambal. Kalau aku menyarankan untuk pendatang lebih baik langsung menambahkan sambal saja tanpa menambahkan jeruk nipis. Karena umumnya sambal di Makassar sudah asam karena dikucuri jeruk nipis pula, Yang pasti kuahnya jelas full lemak. Berbahaya buat yang kolesterolnya tinggi.

Kusempat mencicipi sop konro bakar pesenan temanku. Wow, lebih menarik. Iganya dibakar dan diberi bumbu kacang. Jadi bumbunya seperti bumbu sate yang manis itu. Tentunya iganya jadi terasa lezat. Sedangkan kuahnya berwarna hitam seperti kuah rawon. Tentunya dengan bahan dasar agak beda. Jadi rasanya tak sama dengan kuah rawon. Agak asin. Lagi pula yang membedakannya dimakan dengan perasan jeruk nipis. Jadi asin dan asam.

Usai menyantap nasi sop konro ini kami langsung minum dan beranjak pulang. Wow harganya lumayan juga. Seporsinya sekitar 29-31 ribu. Tapi tak apa deh , sekali sekali mumpung ke Makassar. Sekarang ini Sop Konro Karebosi sudah membuka cabang. Di Jakarta yang kangen sop konro karebosi bisa langsung meluncur ke kawasan Boulevar Kelapa Gading Jakarta Utara. Jadi tak harus jauh-jauh ke Makassar kan. Buat Sari dan Edy yang udah menemani jalan-jalan dan mentraktir sop konro, makasih banyak ya. Kalian baikhati  deh.hehehe