Selasa, Agustus 31, 2010

D'Palm



Selama bulan puasa ini, aku benar-benar menikmati waktu di kantor. Karena biasanya aku biasa menghabiskan setengah bulan di luar kota. Sebenarnya kangen juga berjalan-jalan dari kota ke kota. Bila sedang berkunjung di salah satu kota dan mendapat undangan menghadiri suatu rapat adalah hal yang menyenangkan untuk. Sebab rapat berarti makan-makan kan.hehehe.

Bulan Juni lalu aku juga diundang mesti mengikuti suatu rapat organisasi yang diadakan di kota Bandung. Tempat rapatnya adalah di D'Palm Resto. Alamatnya ada di jalan Lombok Bandung. Meski tak tahu dimana posisi jalan Lombok sebenarnya tapi aku nekat mencaritahu sendiri dengan naik kendaraan umum. Ternyata ada di tengah kota Bandung. D'Palm Resto sendiri merupakan sebuah rumah makan bergaya Sunda makanya mereka memperkenalkan dirinya sebagai DPalm Sundanese Restaurant. Tetapi dilihat penampilannya sudah modern. Selain tempat makan yang terdiri dari beberapa lantai, mereka mernyediakan ruang-ruang khusus yang bisa disewa untuk ruang rapat atau seminar.

Semenjak masuk ke dalam restaurant, di lantai pertama sudah terlihat kolam ikan dengan suara gemericik air. Menyenangkan sekali. Kebetulan aku mesti naik ke lantai 2 karena disanalah ruang rapat yang mesti kudatangi. Sembari menunggu rapat dimulai kami diperbolehkan mengambil snack.  Selain boleh meminum teh atau kopi, kami bisa mengambil jajanan seperti pisang goreng dan berbagai kerupuk. Menarik sekali.

Setelah kami mengikuti penjelasan rapat yang singkat, maka tiba saatnya untuk makan siang. Para peserta rapat dipersilakan masuk ke ruangan lain yang sengaja dipersiapkan untuk menempatkan makanan. Disana telah tersedia beberapa nasi tumpeng. Nasi tumpeng andalan D'Palm restaurant ini ada berapa ragam. Ada nasi tumpeng kuning, nasi tumpeng bogana, dan nasi tumpeng tutug oncom. Kami  bisa memilih dan mencoba mencicipi semua karena panitia sengaja memesan 3 jenis tumpeng tersebut.


Untuk nasi tumpeng kuning, selain nasi kuning, isinya antara lain ayam goreng, gepung goreng, tempe goreng, sambal goreng kentang, dan telur pindang. Jika Anda memilih nasi tumpeng bogana maka isinya antara lain, nasi putih, gepuk goreng, ayam, telur dan tempe masak kari, dan lalap. Sedangkan untuk nasi tumpeng tutug oncom berisi nasi tutug oncom, ayam goreng, ikan asing, cumi masak bumbu merah, dan sambal goreng dpalm.

Kemarin aku sengaja memilih mengambil nasi tutug oncom dengan lauk ayam goreng, ayam masak kari, sambal goreng kentang dan sambal. Rasanya hm yummy. Nasi tutug oncomnya gurih dan pulen. Nasi yang dimasak dengan oncom dan kemangi tersebut enak meski hanya dimakan dengan telur dadar saja. Ayam masak karinya juga lezat. Bumbunya kental dan tak terlalu asin. Ayam gorengnya juga lunak dan nikmat. Begitu juga sambal goreng kentangnya. Pokoknya bisa diulang deh.

Ternyata nasi tumpeng ini merupakan menu khusus untuk even-even tertentu. Jika kita kesana mereka menyediakan berbagai menu andalan yang lain seperti beragam steak (chicken steak, tenderloin steak, sirloin steak dan lain-lain), beragam menu paket yang umumnya berisi menu makanan khas Sunda seperti karedok, pepes, gepuk goreng, dan sebagainya, atau kita bisa memilih menu sendiri seperti nasi tutug oncom, nasi liwet, nasi merah dengan beragam lauk. Yang jelas pasti enak. Minumannya juga bervariasi. Harganyanya jelas bersaing. Selain itu mesti bayar tax juga. Tapi tak ada salahnya kan mencobanya.

Jumat, Agustus 27, 2010

Mie Mapan


Jam masih menunjukkan pukul setengah 4 sore. Berarti mesti bersabar sekitar 2 jam lagi dimana bedug Maghrib diperdengarkan sebagai tanda waktu berbuka puasa. Hari ini aku mau buka bersama dengan teman-teman di kantor. Menunya lumayan menarik, kari kepiting buatan teman-teman. Bagaimana rasanya? kita tunggu nanti. Kalau kemarin aku malah berbuka dengan nasi kuning buatan mama. Kebetulan kakakku cewek ultah. Malamnya aku juga ditraktir kakakku makan di Mie Mapan. Mie Mapan lumayan terkenal di Surabaya. Mungkin diberi nama Mie Mapan karena lokasi pertamanya berada di kawasan Rungkut Mapan Tengah Surabaya. Tetapi seiring waktu , sekarang mereka sudah membuka cabang di beberapa tempat seperti di Baratajaya dan di Raya Tropodo. Kemarin aku belinya di Mie Mapan yang ada di jalan raya Tropodo atau depan UFO. Kebetulan kelewatan saja kalau lewat dari rumah kakakku ke rumahku.

Mie Mapan ini memang banyak penggemarnya. Salah satu sahabatku dari Malang saja sering mampir ke warung ini bila main ke Surabaya. Hal ini karena mereka punya beragam menu yang menarik. Mie bikinan mie mapan lumayan enak. Bentuknya sedikit pipih dan tidak tebal. Rasanya gurih. Kita bisa memilih sesuai selera. Ada mi ayam, mi pangsit, mi bakso dan sebagainya. Kuahnya juga nikmat dan terlalu asin.Bakso dan pangsitnya juga lezat. Daging sapinya lunak. Aku malah biasa pesan pangsit kuah. Kulit pangsitnya lembut. Hm uenak. Salah satu andalan mie mapan adalah siomay. Siomay goreng bikinin mie mapan cukup besar, kenyal dan enak. Sebijinya 5500 perak. Kalau mau gorengan komplit, siomay, bakso goreng dan pangsit goreng harganya 9500 perak. Rasanya gurih dan maknyus.

Jika Anda tak suka mie atau bakwan, mereka juga menjual aneka penyet. Ada ayam penyet, bakwan penyet, tempe penyet, telur penyet dan sebagainya. Biasanya mereka menyajikan penyetan ini dengan sambal dan lalapan. Sambalnya pedas dan enak. Manis dan asinnya pas. Tak heran banyak yang ketagihan. Bila kepedesan bisa langsung pesan minum. Mereka jual aneka juice,es kelapa muda, lemontea, es teh dan sebagainya. Asyik kan. Silakan mencobanya.

Rabu, Agustus 25, 2010

Sego pecel Mbah Darmo


Kuhitung-hitung sudah hampir dua bulan aku tak mudik ke Kediri. Rasanya kangen sekali dengan kota kelahiranku tersebut. Aku jadi ingat dulu semasa kecil aku selalu sarapan nasi pecel tumpang. Hm nikmat sekali. Makanya bila lama tak pulang kampung aku jadi kangen. Biasanya kalau sedang berlibur di kediri aku sering bernostalgia membeli makanan khas kota kecilku. Nasi pecel tumpang jelas selalu takboleh dilewatkan. Di Kediri cukup banyak penjual nasi pecel tumpang yang enak. Salah satunya adalah warung sego pecel mbah Darmo. Aku biasa menyebutnya pecel PGA karena lokasinya tak jauh dari gedung sekolah PGA atau MAN Kediri. Alamat sebenarnya adalah berada di jalan Banjaran gang 1 Kediri.

Warung sego pecel mbah Darmo sudah berdiri sejak dulu kala. Dulu mbah Darmo sendiri yang melayani para pembelinya tetapi seiring bertambah usia, anak cucunya yang meneruskan. Warung sego pecel mbah Darmo ini sudah buka sejak pagi hingga siang hari. Bila Anda kesana mesti sabar mengantri karena pelanggannya sangat banyak. Apalagi bila hari Minggu atau libur. Sering tampak komunitas penggemar sepeda yang beramai-ramai makan pagi disana setelah lelah berputar-putar di kota Kediri.

Sebenarnya warung sego pecel Mbah Darmo tak begitu luas. Hanya sebuah warung kecil dengan beberapa meja dan kursi. Seiring bertambahnya jumlah pembeli, mereka pergunakan halaman dan teras untuk tempat makan para pembeli. Jadi tampak lebih lapang. Walaupun begitu kita mesti siap-siap berebut kursi kalau warung sedang ramai.

Menu makanan yang dijual di warung sego pecel mbah Darmo sebenarnya sama dengan warung nasi pecel yang lain. Dalam seporsi nasi pecel mbah Darmo biasanya berisi nasi, sayuran, sambal pecel dan rempeyek.  Nasinya pulen dan tidak keras. Mereka menyediakan sayuran kacang panjang, taoge, daun kenikir dan sebagainya. Tak lupa lalap daun kemangi, lamtoro dan rajangan mentimun. Yang paling istimewa dari sego pecel mbah Darmo ini memang sambal pecelnya. Sambal pecel bikinin warung ini sangat pedas, tak terlalu manis atau asin. Jadi suedep banget. Makanya buat yang taksuka sambal pedas kurang sesuai makan sego pecel mbah Darmo. Tapi buat penggemar makanan pedas, wajib mencobanya. Karena enak banget. Terus terang dibandingkan sambal tumpangnya lebih enak sambal pecelnya.

Selain itu kelebihan dari sego pecel di tempat ini menggunakan rempeyek yang enak. Rempeyeknya bisa pilih kacang atau teri. Meski agak keras tapi nikmat banget.  Bila kita membawa pulang nasi pecel ini, penjualnya membungkus nasi pecel ini dalam daun pisang. Model bungkusnya beda antara untuk nasi pecel dan nasi tumpang. Unik saja menurutku.


Bila kita mau, selain rempeyek kita bisa menambah lauk tahu goreng yang panas. Peh pasti mantap. Trasi dele/mendolnya juga sangat lezat. Tak hanya itu saja kita bisa pilih aneka sate, jajanan dan minuman. Hm pokoke puaslah. Apalagi harga makanannya tak terlalu mahal. Yang pernah kesana biasanya ketagihan. Wow jadi kangen Kediri.

Jumat, Agustus 13, 2010

Ayo Ngopi Ngopi




Kalau bulan puasa begini mata rasanya ngantuk melulu. Pinginnya tidur aja. Meski tidur itu ibadah tapi kalau jam kantor kan gak lucu kan.hehehe. Coba kalau bukan bulan puasa, begitu ngantuk bisa langsung minum kopi. Meski sebenarnya aku bukan penggemar kopi tapi sekali tempo aku mau juga diajak teman-temanku ngopi. Minggu lalu aku juga ngopi bareng teman-temanku di Jakarta. Rencananya sih mau makan malam di cafe dua nyonya milik Dana Iswara dan istrinya Andi Malarangeng tetapi akhirnya malah ngeloyor masuk cafe Bakoel Koffie yang ada di sebelahnya. Cafe ini lokasinya di kawasan Cikini Raya Jakarta Pusat. Tempatnya tak terlalu besar. Tetapi lumayan asyik buat nongkrong. Mereka sengaja memisahkan area buat perokok dan non perokok, jadi gak saling mengganggu.

Bakoel Koffie ini sudah berdiri sejak dulu kala. Sebenarnya yang di Cikini ini bukan tempat satu-satunya karena mereka sudah membuka cabang di beberapa tempat seperti di Bintaro dan Kebayoran. Kami tertarik mencoba masuk ke dalam cafe ini karena sepertinya tampak ramai. Kami pun duduk di kursi kayu yang tersedia. Modelnya jelas kuno. Seperti gaya cafe peninggalan jaman Belanda. Ada mini bar tempat membuat kopi dan etalase tempat kue-kue.

Sembari menunggu pesanan kami disiapkan aku mengamati sekeliling. Kulihat seorang bapak sedang asyik membaca koran sembari sesekali meminum kopi pesanannya. Di ruang lain tampak dua remaja sedang bahu membahu mengerjakan tugas di laptop sedangkan di depan mejanya tampak dua gelas es kopi dan roti bakar. Kulihat di dinding di pasang gambar-gambar pajangan etnik sedangkan lampunya juga agak kuno. Makanya aku langsung ingin memotretnya. Cuma sekali dua kali jepretan saja di dalam, sebab kemudian aku pun melangkah keluar cafe dan langsung memotretnya dari luar. Tapi tak berselang lama seorang pelayan cafe melangkah menemui kami. "Maaf tidak boleh mengambil gambar disini" katanya dengan galak. Ops "Maaf mbak, nggak tau," jawabku. Aku jadi membandingkan dengan cafe Kopi Tiam Oey milik Bondan Winarno. Sepertinya disana aku bebas bolak balik membidikkan kamera. Mungkin kebijakannya beda. Dan disini ingin terkesan lebih eksklusif. Wow sayang banget.

Tak berselanglama pesanan kami datang. Vocado fresh dan Ice Koffie Latte. Vocado fresh ini lebih mirip es kopi dicampur juice avocad dan es cream diatasnya. Bisa bayangin kan gimana rasanya. Sedangkan es koffie latte lebih mirip es kopi susu. Disini susunya lebih banyak. Tapi kalau langsung diminum rasanya jelas agak pahit. Sebab gulanya (gula encer) sengaja dipisahkan di dalam gelas tersendiri. Kita bisa menambahkan gulanya sesuai selera.

Kami menikmati kopi ini sembari menghabiskan macaroni schotel dan mozarella mushroom. Kalau macaroni schotelnya memang enak. Gurih seperti macaroni panggang khas Bogor itu. Sedangkan Mozarela mushroomnya aku tak begitu suka. Bagian isinya memang jamur dan mozarela tetapi roti bagian luarnya mirip kulit panada yang setengah matang. Lidah Jawaku kurang cocok mencobanya. Yang jelas harga makanan dan minuman ini tak murah. Sekelas starbuck. Tetapi buat penggemar kopi sepertinya memang tak ada salahnya mencoba. Mereka punya beragam menu kopi andalan seperti Coffe latte, Cappucino, dan sebagainya.    

Selasa, Agustus 10, 2010

Dawet Telasih Bu Darmi


Saat berbuka puasa paling nikmat tentunya minum es. Dari beragam es yang dijual, aku lumayan suka dengan es dawet telasih. Sayangnya aku cuma menemukan es dawet telasih yang enak dijual di kota Solo. Namanya Dawet Bu Darmi. Bila ingin minum dawet telasih bu Darmi, kita mesti ke Pasar Gede Solo. Dawet Telasih Bu Darmi ini sudah berdiri sejak lama, sekitar tahun 1930-an. Bu Darmi sendiri sekarang sudah tiada dan yang menggantikan jualan sudah keturunannya. Aku mulai mengenal es dawet telasih Bu Darmi sekitar tahun 90-an. Karena suka makanya aku sering mampir membeli es dawet telasih bu Darmi ini bila kebetulan main ke Solo.



Bulan Juli lalu aku minum es dawet telasih lagi saat tugas ke Solo. Sama seperti biasanya kalau aku datang ke warung dawet bu Darmi selalu ramai pembeli. Pembeli yang tak kebagian tempat duduk, rela minum es dawet sambil berdiri. Beruntungnya kemarin aku dapat bangku di belakang penjualnya sehingga bisa minum es dawet telasih ini dengan nyaman. Dalam semangkuk es dawet telasih ini berisi dawet, telasih, bubur, santan dan es. Karena tak suka bubur maka aku memesan tanpa bubur. Sebagai gantinya aku minta tape ketan hijau. Semangkuk es dawet telasih ini benar-benar kunikmati dengan pelan-pelan. Soalnya enak banget. Tak terlalu manis dan agak asam. Rasa asam ini mungkin berasal dari tape ketannya. Yang jelas suegar sekali. Harga semangkuknya cuma 4500 perak. Wah jadi kangen minum es dawet telasih lagi.   

Bakmi Si Bisu


Hari ini pertama kali kita melaksanakan puasa Ramadhan 1431 H. Tentu semua udah tak sabar menunggu bedug Maghrib dan ingin segera berbuka puasa. Biasanya kalau bulan Ramadhan meski sudah buka puasa di rumah tetapi kalau habis pulang terawih masih suka jajan makanan lagi. Jika kita tinggal di Jogya maka tak bakal kesulitan mencari tempat makan di malam hari. Salah satu menu makanan yang kusuka beli di Jogya adalah mi goreng.

Saat main ke Jogya bulan lalu aku sempat makan mi di malam hari. Nama warungnya Bakmi Si Bisu. Awalnya aku agak heran kenapa namanya kok Bakmi Si Bisu. Tetapi setelah aku masuk ke warung kaki lima yang berada di kawasan jalan Bantul Jogyakarta (antara Pojok benteng kulon dengan pasar satwa Dongkelan) ini aku baru tahu alasan mengapa mereka memberi nama warungnya Bakmi Si Bisu. Salah satu karyawan dari warung ini memang memiliki kekurangan atau bisu (maaf). Walaupun begitu si bisu ini rajin membantu melayani pembeli. Dengan ramah dan menggunakan bahasa Isyarat ia menanyakan apa yang ingin kami minum. Kami memesan tape panas dan teh panas. Tetapi karena ia juga memiliki kurang pendengaran maka si pemilik warung membantu menterjemahkan pesanan kami dengan menggunakan bahasa isyarat.

Tak berselang lama ia sudah menyajikan minuman yang kami pesan. Melihat memotret minuman yang kami pesan. Ia langsung menyuruh kami menunggu dan mengambil teko. Rupanya ia ingin kami memotret minumannya secara lengkap. Uniknya baik wedang tape panas dan teh panas yang kami minum sama-sama menggunakan gula batu. Rasanya jelas manis. Tapi enak kok. Kemudian kami pun menunggu pesanan makanan disajikan. Kami duduk santai di bangku yang disediakan sambil ngobrol. Kulihat serombongan pembeli memasuki warung ini. Tetapi karena kursi sudah penuh maka mereka memilih duduk secara lesehan.

Setelah lama menunggu akhirnya makanan siap. Aku memesan mi goreng. Mi goreng yang dijual disini model Magelangan. Mi goreng yang disajikan berwarna kecoklatan. Kecapnya lumayan banyak. Jadi rasanya perpaduan manis dan asin. Mi yang diberikan bukan hanya mi kuning biasa saja tetapi campur bihun. Dimasak dengan irisan ayam dan telur. Dalam penyajiannya ditaburi bawang goreng dan seledri. Hm nikmat. Sedangkan untuk mi rebus (pesenan temanku) terlihat menarik. Kuahnya tampak mengepul. Warnanya agak kekuningan Dengan campuran mi dan bihun yang dimasak dengan menggunakan bumbu-bumbu yang tepat. Dimasak dengan menggunakan telur dan ayam. Disajikan dengan irisan tomat, seledri dan bawang goreng. Rasanya enak.

Sebenarnya selain mi dan nasi goreng, mereka juga menjual rica-rica ayam. Makanya mereka menggantungkan beberapa ekor ayam di dekat mereka memasak. Rica-rica ayam ini dimasak seperti krengsengan ayam dan lebih nikmat dimakan dengan nasi putih. Karena aku belum memesannya maka aku belum bisa ceritakan bagaimana rasa rica-rica ini. Sepertinya enak. Wah ngomongin makanan, jadi tak sabar nunggu buka..hihihi  

Soto Pak Marto


Marhaban Ya Ramadhan. Tak terasa besuk sudah mulai menunaikan ibadah puasa Ramadhan 2010. Oleh karena itu aku ucapkan mohon maaf lahir dan batin buat teman-teman pembaca setia blogku (http ://rachmira.blogspot.com) ini. Selamat menunaikan ibadah puasa juga ya. Karena kesibukan di luarkota sudah agak lama aku tak sempat berbagi cerita di blog. Alhamdulillah selama bulan puasa nantinya aku lebih banyak berada di kantor Surabaya. Jadi bisa sering nulis di blog ini. Kali ini aku mau nulis soal soto lagi. Maklumlah penggemar soto. Bulan lalu saat tugas ke Jogya, aku sempat makan soto daging. Namanya Soto Pak Marto. Lokasinya di jalan S. Parman Jogya atau dekat Tamansari. Warung soto pak Marto ini sudah berdiri sejak tahun 1960-an. Makanya sudah banyak pelanggannya. Saat aku makan di sana jam 8 pagi, kulihat sudah banyak orang yang sarapan disana. Ternyata mereka sudah membuka warungnya sejak pukul setengah 6 pagi dan tutup sekitar pukul 4 sore. Menu utama warung ini jelas nasi soto daging. Porsinya tak terlalu besar. Dalam satu mangkuk sotonya selain nasi, berisi beberapa potong daging sapi, serta irisan kul dan taoge. Kuahnya berwarna bening. Rasa kuahnya sedap. Jika Anda suka makan asin dan manis, tinggal tambahkan garam dan kecap. Bila suka sambel, silakan beri sambel yang banyak. Selain soto, mereka juga menyediakan berbagai lauk seperti tempe goreng dan perkedel. Juga tersedia beragam daging antara lain iso, babat, empal, otak dan sebagainya. Babat tersebut dimasak seperti bacam baru digoreng. Jadi rasanya manis. Dimakan bareng soto mantap deh. Silakan mencobanya jika ke Jogya. Selain di Jl. S. Parman, Soto Pak Marto sudah membuka cabang di beberapa tempat seperti di depan JEC, dekat Kridosono, dekat Jombor dan sebagainya.