Minggu, April 25, 2010

Rujak Cingur BBM

Teman-teman lamaku di SMA yang sama-sama berdomisili di Surabaya hobi banget reuni. Hampir tiap bulan ada acara kumpul2 dan berujung dengan makan-makan. Kebetulan di Surabaya cukup banyak tempat makan murah meriah dengan menu khas Suroboyoan yang bisa jadi tempat ngobrol lama. Setelah sebelumnya mencoba makan nasi bebek, lontong kikil dan tahu campur, agenda bulan ini adalah makan rujak cingur. Kebetulan salah seorang teman, Puguh, merekomendasikan salah satu warung rujak cingur yang sudah jadi langganannya sejak 15 tahun yang lalu. Makanya Sabtu siang kemarin kami rame-rame meluncur ke arah Tenggilis Timur Gg VII no HH1 untuk menyatroni warung rujak yang katanya terkenal uenak itu. Nama warungnya adalah BBM yang berarti Bersih Berkualitas Muantab. Tempatnya tak terlalu luas tapi menyenangkan. Dekorasinya lebih didominasi oleh warna merah. Jadi terkesan berani. Pemiliknya menyambut kehadiran kami dengan senyum. Namanya bu Sukma. Ia mengaku sudah membuka warung BBM ini sejak tahun 1995. Warungnya bisa bertahan lama karena punya banyak penggemar. Teman saya, Puguh termasuk salah satu pelanggan setianya. Sebenarnya bu Sukma menjual beraneka menu seperti sayur sop/asem/lodeh, empal, ayam goreng dll tetapi rujak cingur yang jadi menu andalannya. Rujak cingur buatan bu Sukma ternyata memang uenak. Pembeli boleh memesan mentahan, matengan atau campur. Yang dimaksud mentahan artine hanya menggunakan buah atau sayur mentah/timun. Matengan berarti hanya menggunakan sayur matang seperti kangkung dan taoge. Sedangkan campur menggunakan sayur mateng dan buah. Kemarin aku sengaja memesan rujak cingur campur dengan cabe 3. Dalam seporsi rujak cingur campur ini berisi kangkung dan taoge rebus, irisan  ketimun, belimbing, mangga muda dan bengkoang, serta tahu dan tempe goreng. Tak lupa menggunakan cingur. Cingurnya sengaja dipotong kecil kecil jadi tidak terasa neg. Bumbu rujaknya yang top abis. Terasa banget perpaduan petis udang, kacang goreng, dan pisang batu/klutuknya. Petisnya istimewa, tak terlalu asin. Secara keseluruhan manis, asin dan pedasnya pas. Dimakan dengan kerupuk tambah uenak lagi. Semua langsung angkat jempol alias puas dengan rujak cingur bikinan bu Sukma. Apalagi harga seporsinya pas yaitu 10 ribu rupiah. Kapan-kapan mesti kesini lagi deh. Thanks buat Puguh yang sudah memperkenalkan dan mentraktir teman-teman Arvet7 makan rujak cingur Bu Sukma. Promosimu benar. BBM, benar-benar muantap. Buat Teman-teman yang pingin mencoba silakan datng sendiri ke warung ini. Tapi ingat tiap hari Minggu dan libur hari besar warung ini tutup lho.

Selasa, April 20, 2010

Nasi Bambu Nyam Nyam

Mencoba makanan yang baru memang merupakan keasyikan tersendiri. Buatku itu sudah jadi hobi. Seperti Minggu lalu saat aku diajak Ira, salah sohibku di Jakarta makan malam di kawasan Kalibata Jakarta Selatan, aku tertantang mencoba makan nasi bambu. Terus terang baru sekali itu aku dengar nama nasi bambu. Membayangkan bentuknya jelas tak berani. Tetapi itu menu andalan dari resto Nyam Nyam di Kalibata Timur I Jakarta. Sebenarnya mereka menyediakan aneka menu seperti capcai, ca sawi, cumi goreng, bakmi goreng, nasi goreng, sapo tahu dan sebagainya. Tetapi nasi bambu yang banyak dicari orang bila makan di tempat tersebut. Ada beragam jenis nasi bambu yang dijual yaitu nasi bambu kemangi, nasi bambu tuna, nasi bambu jamur, nasi bambu dan ayam kremes. Kemarin kami mencoba nasi bambu kemangi dan nasi bambu jamur. Tak lupa dua gelas teh panas. Karena kami memang sedang ingin minum yang panas-panas mengingat cuaca malam itu gerimis. Sembari menghirup teh yang disajikan lebih dulu, aku amati resto Nyam-Nyam ini. Tempatnya lumayan luas. Kita bisa pilih duduk di meja kursi yang tersedia atau lesehan. Meski dalam ruangan tetapi suasananya asri. Rumah makan ini sebenarnya paling ramai dikunjungi pelanggannya di siang hari karena dekat kantor Rekayasa Industri. Selain itu sering digunakan untuk rapat dan pesta reuni. Mulai dari pegawai hingga pelajar SMP. Maklum saja lokasinya strategis dan dekat gedung salah satu SMP Negeri di Jakarta Selatan. Setelah menunggu beberapa saat nasi bambunya pun siap dihidangkan. Kulihat hanya bambu sepanjang 12 cm berisi nasi dengan lalapan dan sambal saja di piring. Kok tak kelihatan lauknya. Makanya aku langsung memesan lagi omelet atau dadar telur untuk tambahan lauk. Selanjutnya kami bersiap untuk makan. Kutiru cara temanku mengeluarkan nasi dari bambu tersebut. Kami harus menggunakan kayu dengan panjang sekitar 10 cm untuk menyorong/mengeluarkan nasi dari bambu itu. Setelah dikeluarkan baru keliatan bentuk aslinya yang panjang mirip lontong atau arem-arem. Hm tampak menarik. Aku pun langsung mencoba nasi bambu kemangi pesenanku. Wow ternyata dalam nasi bambu itu ada isinya yaitu campuran kemangi dan ayam. Rasanya maknyus. Beneran mirip arem-arem. Nasinya gurih seperti nasi liwet Solo atau nasi uduk. Kayaknya nasi bambu ini menggunakan beragam rempah-rempah seperti daun salam, daun jeruk purut, sere, garam dan dicampur santan. Ayam dan kemangi yang ada di bagian tengahnya juga gurih. Mungkin karena berpadu dengan nasi. Dimakan dengan sambal dan lalapan terasa lebih maknyus lagi. Ops lupa, aku sudah terlanjur pesan dadar telur. Tambah menarik lagi dimakan dengan dadar ini. Pokoke bisa diulang deh kalau ke Kalibata lagi. Seporsi nasi bambu kemangi atau nasi bambu jamur hanya seharga Rp. 9000,- . Murah kan. Anda bisa mencobanya kalau melintas di kawasan Kalibata. Tapi jangan kesana hari Sabtu dan Minggu sebab mereka tidak menyediakan menu nasi bambu untuk hari Sabtu dan Minggu.  

Senin, April 19, 2010

Yamin Dorodok

Sebenarnya sekarang masih belum menunjukkan pukul 11 siang tetapi entah mengapa perut udah terasa keroncongan. Mungkin karena tadi aku sarapan terlalu pagi. Makanya barusan aku langsung angkat telepon dan memesan semangkuk mi ayam ke mbak Wiwik, bu kantinku. Sambil menunggu pesanan dikirim aku sudah membayangkan semangkuk mi ayam panas mengepul. Hm pasti enak. Aku jadi ingat waktu ke Bandung minggu lalu aku juga sempat makan mi. Tapi agak beda versi dengan yang biasa aku makan di Surabaya. Kebetulan waktu itu aku mampir makan di foodcourt milik Toserba Jogya yang berada di kawasan Kepatihan Bandung. Sebenarnya disana cukup banyak stan penjual makanan. Tapi entah mengapa tiba-tiba aku tertarik memilik stan Mi Baso Afat. Mi Baso Afat ini menjual beragam jenis makanan mulai mi baso, mi pangsit, baso campur, lomie, yamin dan sebagainya. Kemarin itu aku coba memesan yamin manis dorodok. Namanya lucu ya. Terasa kurang familiar buat kita kaum pendatang. Tetapi sebenarnya yamin ini merupakan salah satu menu kuliner andalan kota Kembang. Saat pesenanku disajikan aku amati dulu sebelum melahapnya. Mereka memberiku 2 mangkuk. Yang satu yaminnya sedangkan yang semangkuk lagi kuahnya. Yamin ini sebenarnya sama dengan mi tetapi ukurannya kecil sekali. Mereka menyajikan semangkuk yamin ini dengan taburan ayam cincang dan daun bawang. Karena aku memesan yamin manis maka warnanya kecoklatan alias sudah dicampur kecap. Rasanya jelas manis dan enak. Biasanya ada yang suka langsung mencampur dengan kuahnya. Tetapi aku lebih suka memakannya sendiri-sendiri. Kuahnya rasanya asin. Isinya kuah kaldu ayam, dengan irisan sawi dan daun pre serta beberapa dorodok. Dorodok itu seperti rambak kulit sapi. Gurih sekali. Lebih nikmat jika dimakan dengan kuah. Pokoke perpaduan yamin manis dan dorodok kuah ini lezat sekali. Layak Anda coba jika ke Bandung. Selain di foodcourt ini Anda bisa menyantap mi baso Afat ini di restonya yang berada di jalan Lengkong Kecil Bandung.

Minggu, April 18, 2010

Menikmati Kupat Tahu Bu Elis

Jogging memang merupakan olahraga yang menyenangkan. Di Bandung kita bisa memilih banyak tempat untuk olah raga jalan-jalan ini seperti di GOR Gasibu, Gor Tegalega, GOR Pajajaran dan lain-lain. Selama ini aku lebih seringnya jalan-jalan ke GOR Pajajaran jika ke Bandung. Alasannya klise dengan dengan penginapanku yang lebih seringnya berada di sekitar Pasar Kaliki atau Kebon Kawung. Saat tugas ke Bandung mninggu lalu aku menyempatkan diri lagi jalan ke GOR Pajajaran. GOR yang sebenarnya bernama Tri Lomba Juang ini tampak lebih bagus daripada dulu. Tetapi kita mesti bayar 10 ribu perak sebelum masuk dan berolahraga ke dalam GOR. Tentunya ini untuk biaya perawatan mengingat sekarang arena lintasan lari dan jogging sudah menggunakan karpet merah. Lapar sesudah berolahraga kita tak perlu khawatir. Di sekitar halaman parkir cukup banyak penjual makanan. Beragam jenis makanan bisa dipilih. Kemarin aku coba makan kupat tahu. Kebetulan ada salah satu warung kupat tahu yang cukup ngetop disana yaitu Kupat tahu Bu Elis. Warung kupat tahu bu Elis sudah permanen. Warung ini sudah berdiri sejak sekitar 12 tahun lalu. Sebelumnya bu Elis mengaku sudah berpindah tempat beberapa kali dari garut hingga Jakarta. Tetapi akhirnya memilih menetap di Bandung atau GOR Pajajaran ini. Sebenarnya ada dua jenis kupat tahu yang dijual di sini yaitu Kupat Tahu Padalarang dan Kupat Tahu Bumbu Kacang. Sebenarnya Kupat Tahu Bumbu Kacang atau kupat tahu singaparna ini lebih gampang dijumpai di kota Bandung. Isinya kupat dan tahu goreng yang dipotong-potong dan diberi taoge lalu diguyur bumbu kacang. Tetapi untuk Kupat Tahu Padalarangnya yang sepertinya jarang ditemui alias khas. Aku sengaja memesan seporsi Kupat Tahu Padalarang Istimewa. Maksudku menggunakan telur. Sebab disana tertulis tersedia kupat tahu istimewa khusus untuk hari Sabtu dan Minggu. Meski waktu aku datang kesana hari Minggu ternyata mereka juga tidak menyediakan telur. Jadi aku hanya bisa memesan Kupat Tahu Padalarang yang biasa. Setelah menunggu sebentar akhirnya bu Elis menyajikan makanan yang kupesan. Wow sekilas mirip ketupat sayur Jakarta. Isinya ketupat dan tahu kuning yang dipotong-potong, diberi suun/mihun dan diguyur kuah bersantan berwarna kuning kecoklatan. Rasanya sedap. Manis dan asinnya pas banget. Apalagi diatasnya ditaburi bawang merah goreng dan sambal. Tambah maknyus. Kuahnya yang panas bikin kita semangat menikmatinya. Ingin tambah kerupuk tinggal pilih sendiri. Mereka menjual kerupuk emping melinjo dan sejenis krupuk ikan. Yang penting uenak deh. Jika Anda ingin mampir kesana ingat kalau warung Bu Elis ini hanya buka dari jam 6 pagi hingga 10 siang. Lewat itu nggak janji ya.hehehe. 

Kamis, April 15, 2010

Soto Bandung

Sudah pernahkah Anda mencoba makan soto Bandung? Sepertinya itu salah satu menu wajib yang perlu Anda coba jika berkunjung ke Bandung. Bila Anda baru turun dari kereta api di setasiun Kebun Kawung Bandung dan merasa kelaparan maka Anda bisa memilih makan soto Bandung di samping setasiun Bandung. Lokasi tepatnya di pangkalan taxi Bluebird jalan Kebun Kawung Bandung. Warung kakilima tersebut namanya Sarimulyo. Sebenarnya ia menjual beragam jenis makanan mulai ayam bakar, ayam goreng, tahu,tempe, ati ampela , pepes ikan, jamur, dan tahu hingga perkedel jagung dan kentang. Biasanya jika Anda memesan menu tersebut, penjualnya bakal memanaskan makanan yang kita pesan dulu. Rasanya lumayan enak kok. Tetapi jika ingin makanan berkuah, silakan coba Soto Bandungnya. Soto Bandung ini ternyata terdiri dari daging sandung lamur, dan irisan lobak dan tomat. Kemudian ditaburi bawang goreng, irisan seledri dan kacang kedelai goreng. Kuahnya bening dan rasanya segar. Hampir mirip sop tetapi bumbu rempah-rempahnya lebih komplit. Enak dimakan dengan sambal. Hm lezat. Apalagi jika ditambah perkedel tentu lebih enak lagi. Semangkuk soto Bandung ini cuma dipatok harga sekitar 6000-7000 ribuan.  

Saung Pengkolan



Jalan-jalan ke Bandung sepertinya tidak lengkap bila tidak sampai mengunjungi kawasan Lembang. Lembang memang sudah seperti daerah Puncak. Di tempat yang memiliki hawa sejuk ini cukup banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi. Bila Anda sedang berkendara dari Bandung menuju Lembang atau sebaliknya dan merasa lapar maka Anda bisa mampir sekali tempo ke Saung Pengkolan. Saung Pengkolan merupakan salah satu rumah makan khas Sunda yang berada di jalan Raya Lembang Km 12,3 Bandung. Sesuai namanya memang lokasinya berada di pengkolan atau belokan. Saung Pengkolan ini sudah berdiri sejak tahun 1978 makanya sudah terkenal dan banyak penggemarnya. Beberapa waktu yang lalu aku sempat diajak relasi mampir makan malam di Saung Pengkolan ini dalam perjalan pulang dari Ciater menuju Bandung. Karena malam Minggu jadi cukup banyak pengunjung yang makan disini. Tamunya boleh memilih duduk di kursi atau lesehan saat makan. Suasana sekitarnya lumayan sejuk. Meski rumah makannnya dalam ruangan tetapi disetting sedemikian rupa terkesan alami. Bangunannya memang terbuat dari bambu. Ada kolam ikan koi yang menyenangkan untuk dilihat. Lalu juga ada sepeda onthel kuno yang asyik dipakai unuk berpoto dan masih banyak lagi. Harga makanan yang ditawarkan mauk akal dari yang murah hingga mahal ada. Menunya juga makanan khas Bandung mulai bermacam jenis ikan bakar/goreng, gepuk, pepes ikan, pepes peda, soto Bandung hingga sayur asem. Kami sengaja memesan pepes ikan mas, pepes peda, gepuk daging, babat goreng, sambal cabe hijau, sate kelinci, ayam bakar dan karedok. Rasanya uenak semua. Umumnya masakannya tidak terlalu asin. Sambalnya juga pedas. Jadi mantap. Karedoknya yang terdiri dari berbagai sayuran mentah yang diguyur bumbu kacang uleg enak banget. Sate kelincinya empuk dimakan dengan bumbu kacang dan kecap terasa nendang dilidah. Hanya pepes ikan masnya yang menurutku kurang cocok denganku. Semua itu tetap kembali pada selera masing-masing. Tak ada salahnya jika sekali-sekali Anda mencobanya.    

Rabu, April 14, 2010

Oseng-Oseng Mercon

Di Jogyakarta ada makanan yang cukup ngetop. Namanya oseng-oseng mercon. Jangan mengaku penggemar sambel jika Anda tak berani mencoba makan oseng-oseng mercon ini. Oseng-oseng mercon ini sebenarnya sekilas mirip daging bumbu bali. Jadi isinya daging berlemak/(sandung lamur) atau iga-iga dimasak dengan kecap dengan menggunakan aneka ragam bumbu, cabe rawit, cabe merah dan kecap. Makanya warnanya kecoklatan dan sedikit berkuah. Rasanya manis dan pedas. Malah bisa dibilang pedas banget hingga bikin badan berkeringat. Mulut dan lidah pun ikut kepedesan. Mungkin dinamakan oseng-oseng mercon karena bikin lidah dan mulut serasa meledak seperti bunyi mercon atau petasan. hehehe ngarang. Makanya oseng-oseng mercon ini lebih cocok disantap dengan nasi panas untuk mengurangi rasa pedas. Siapkan pula lalap timun dan es teh di samping Anda sehingga siap disahut dan diminum jika tetap kepedesan. Tapi beneran uenak banget. Bikin ketagihan untuk mencoba dan mencoba lagi. Jika tertarik ikut mencoba Anda bisa datang ke warung kaki lima lesehan bu Narti. Lesehan bu Narti yang berada di kawasan jalan Achmad Dahlan Jogyakarta ini mengaku pelopor no 1 oseng-oseng mercon di Jogyakarta. Selain oseng-oseng mercon mereka juga menjual aneka ragam makanan seperti ayam/burung puyuh/lele/ati ampela goreng dan bakar. Rasanya juga lumayan enak. Tentunya dimakan juga dengan sambal dan lalap. Bisa dicoba lagi deh jika main ke Jogya.    

Selasa, April 13, 2010

Timbul Roso

Bertemu dengan sahabat yang sudah sekian tahun tak bersua memang merupakan hal yang menyenangkan. Makanya minggu lalu aku menyempatkan diri meluangkan sedikit waktu untuk reuni dengan "Kunti"  salah satu sobat lamaku di Jogya. Selama ini kukira dia masih tinggal di Makasar ternyata sejak dua tahun ini ia sudah pindah ke Jogya. Hari Senin (5/4) Kunti menjemputku di setasiun Tugu Jogya dan membawaku menuju ke rumahnya. Kami mesti menempuh perjalanan agak jauh sebab ternyata ia tinggal di kawasan jalan Kaliurang Km 13-14. Suasana rumahnya sangat asri sebab berada di sekitar persawahan. Hijau nian jadi indah dan sejuk di mata. Setelah kami berbagi cerita dan bercanda maka kami pun jadi kelaparan dan mencari makanan untuk makan siang. Aku diajak wisata kuliner ke daerah Cangkringan Kaliurang. Wow menyenangkan.Di daerah Cangkringan Kaliurang memang dikenal merupakan sentra ikan air tawar makanya banyak yang membuka usaha pemancingan dan rumah makan. Kali ini kami memilih ke Timbul Roso. Timbul Roso merupakan sebuah rumah makan yang sudah berdiri sejak 12 tahun yang lalu. Lokasi tepatnya di jalan Cangkringan Km3,5 Brayut Wukirsari Cangkringan Sleman. Rumah makan ini terdiri dari beberapa pondok dengan nama buah-buahan. Di sekitar pondok terasa segar sebab dikelilingi pepohonan nan rimbun. Kita bisa makan sembari lesehan di pondok/gasebo sembari melihat ikan-ikan di kolam. Saat melihat daftar menu yang diberikan, aku melihat berbagai menu seperti ikan gurami/lele/nila/tombro/bawal goreng atau bakar, cumi-cumi, udang, dan sebagainya. Beragam sayur seperti sayur asem, ca sawi dan lain-lain. Menu yang kami pesan adalah mangut wader,ca kangkung, ayam bakar, dan sambal tempe. Mungkin jika wader goreng, Anda pun juga sudah biasa makan. Tapi kalau mangut wader baru kali ini aku menemukannya. Mangut wader ini wader digoreng kering dan dimasak dengan bumbu mangut yang terdiri dari santan, bawang , kunir dan sebagainya. Dimasak dengan irisan cabe hijau dan tomat. Warnanya kekuningan. Rasanya gurih, dan asin. Ayam bakarnya berwarna kecoklatan. Sepertinya dibakar dengan kecap manis. Tentunya rasanya manis dan enak. Ca kangkungnya terdiri dari kangkung, irisan ayam dan tomat. Rasanya agak asin juga. Sambel tempenya terdiri dari tempe goreng yang diuleg dengan bawang putih dan cabe rawit. Sekali lagi meski enak tapi kurang pedas juga. Makanya kami memesan sambal bawang lagi. Tapi akhirnya kami malah kepedesan sebab sambal bawangnya puedes banget. Pokoke mantap deh. Untuk minuman kita bisa memilih beragam juice, es jeruk, es teh dan sebagainya. Jika pingin yang khas bisa coba wedang sere dan wedang jahe. Terus terang saya tak berani pesan wedang sere khawatir rasanya mirip jamu, makanya pilih wedang jahe yang lebih segar. Silakan coba wedang sere jika Anda suka.

Selasa, April 06, 2010

Soto Pak Gareng

Soto merupakan salah satu makanan yang paling kucari-cari bila berkunjung ke sebuah kota. Seperti di Jogya aku punya sebuah warung soto favorit. Aku biasa menyebutnya soto tugu. Tapi sebenarnya namanya Soto Ayam Pak Gareng. Lokasinya di seberang pintu gerbang setasiun Tugu/jalan Mangkubumi Jogyakarta. Soto pak gareng ini top menurutku. Hampir setiap berkunjung ke Jogya kusempatkan mampir kesini. Dulunya orang biasa makan soto ini secara lesehan tetapi sejak beberapa tahun belakangan ini pak Gareng sudah menyiapkan meja dan kursi yang lumayan banyak jadi seringnya sudah tak lesehan lagi kecuali terpaksa jika sudah tak ada jatah kursi. Bila kita datang maka kita lihat Ia sudah menyiapkan beberapa mangkuk soto yang tinggal mengguyur kuahnya. Dalam semangkuk soto ini terisi nasi, dengan suun,kubis, daun bawang, suwiran ayam. Kuahnya berwarna kuning , bening tanpa santan. Biasanya orang menambahi peresan jeruk nipis dan sambal. Rasanya lebih mantap. Asin dan pedas. Jika suka bisa mengambil tambahan daging ayam dan ati tempela yang ditata dengan tusukan sate atau biasa disebuk sate ampela. Atau bisa minta tambah kepala ayam atau ceker. Terserah saksenenge. Aku suka memesan semangkuk soto tanpa nasi.Sebagai gantinya tinggal ambil lentho atau perkedal ketela. Soto ayam dengan perkedal ketela seperti ini uenak. Karena umumnya soto dengan perkedel kentang. Harganya juga masih miring. Pokoke soal makanan, Jogya pancen beda  deh. 

Senin, April 05, 2010

Mi Kopyok

Seringkali aku tugas ke Semarang tetapi sayangnya hingga kini belum bisa menemukan hotel dan penginapan yang cocok. Hal ini ditinjau dari segi harga dan kenyamanan. Entah mengapa tak semudah di Solo atau Jogya ya. Makanya terkadang aku memilih menginap di Solo meski tugas di Semarang. Tapi konsekwensinya aku mesti pulang pergi Solo Semarang selama dua hari berturut-turut. Resikonya jelas capek. Ya sudahlah yang penting nyaman. Sabtu minggu kemarin aku kembali melakukan aksiku jadi anggota bis mania Solo Semarang PP. Berangkat pagi dan pulang sore. Sebenarnya tak masalah karena lokasi pameran yang mesti kuliput ada di kawasan banyumanik yang notabene dilewati bis patas Solo Semarang PP. Tapi karena ada titipan ke suatu tempat di dalam kota Semarang maka aku tetap mesti ke pusat kota Semarang juga. Karena harus berangkat pagi-pagi maka aku melewatkan jadwal sarapan gratis hotel. Makanya begitu sampai di tengah kota Semarang aku langsung kelaparan. Rencana mau makan soto pak Din lagi tapi kok makan itu itu lagi. Kulihat disebrang warung soto pak Din jalan tanjung ada warung mi kopyok. Aku langsung bayangin makan mi telur rebus panas. Hm pasti nikmat nih. Makanya aku langsung masuk ke warung mi kopyok ini. "Mi kopyok satu pak" pesanku pada penjualnya. Tak berselang lama makanan siap dihidangkan. Dan aku kaget sebab jauh di luar bayanganku. Sebab yang muncul ternyata bukan mi telur rebus. Mi kopyok di Semarang mirip tahu kupat atau lontong balap Surabaya. Wah terkecoh aku. Tapi karena lapar aku pun langsung menyantapnya. Mi kopyok khas Semarang ini isinya mi kuning, kecambah, rajangan seledri, bawang merah goreng, irisan tahu goreng dan kuah panas yang sepertinya terdiri dari bawang putih , kecap dan entah apalagi. Jika suka sambal kita tinggal nambahkan sambal yang sudah tersedia di meja. Ohya ada remesan krupuknya juga. Kerupuknya mirip krupuk puli atau karak. Rasa mi kopyok ini perpaduan manis, asin. Lezat juga kok. Yang bikin nikmat karena menggunakan kuah panas. Kupikir menggunakan kaldu ayam ternyata tidak. Hanya air panas biasa yang juga digunakan untuk merebus kecambah sebentar. Biasanya bila merasa kurang kenyang, pembeli suka memesan tambah lontong. Jadi beneran mirip lontong balap. Bila Anda tertarik bisa coba ke warung Mi Kopyok pak Dhuwur yang berada di jalan Tanjung Semarang. Warung ini sudah buka dari pagi hari. 

Kamis, April 01, 2010

Warung Bu Topo

Sebenarnya sekarang masih jam 3 sore tapi perutku kok udah lapar lagi ya. Mungkin faktor hujan yang menyebabkan perut cepat lapar. Apa hubungannya?hahaha. Ngomongin lapar aku jadi ingin cerita soal makanan lagi. Kali ini aku mau nulis mengenai gado-gado. Di Surabaya cukup banyak warung gado-gado. Sebut saja gado-gado Arjuno, Jolotundo dan sebagainya. Kini aku mau nulis warung gado-gado di selatan Surabay tepatnya di pasar wisata Juanda. Namanya warung bu Topo. Tempatnya di dalam halaman pasar wisata Juanda. Warung bu Topo ini menjual beranekaragam makanan tradisional khas Surabaya macam rujak cingur dan gado-gado. Harganya tak terlalu mahal alias masih dibawah 10 ribu perak. Seporsi gado-gado isinya lontong, kentang, sayuran, tahu, tempe dan diguyur bumbu kacang plus ditaburi krupuk belinjo dan udang. Manis , asin, gurih bercampur pedasnya sambal cabe. Hm uenak jika dimakan saat perut lapar begini. Sambil makan gado-gado bisa memilih minum es kelapa muda. Wah tentu tambah uenak lagi. Jika tak suka gado-gado atau rujak bisa pesan nasi pecel tumpang maka bu Topo dan staffnya akan siap melayani.