Minggu, Januari 31, 2010

Soto Ayam Semarang

Sesudah sempat istirahat beberapa waktu, jumat malam (29/1) aku mulai travelling lagi. Kota pertama yang jadi tujuanku adalah Semarang. Aku naik travel malam dari Surabaya menuju Semarang supaya bisa tidur nyenyak di kendaraan. Adzan Subuh baru saja bergema saat aku sampai penginapan. Setelah sempat istirahat sebentar aku langsung berangkat kerja. Sebelum terjebak seharian dengan pekerjaan di PRPP, kusempatkan dulu sarapan. Kebetulan aku sedang kangen makan soto Semarang makanya aku langsung saja menuju ke warung Soto Ayam Pak Din di jalan Tanjung. Kebetulan beberapa bulan lalu aku sudah pernah makan soto ayam di warung ini dan cocok makanya aku ingin mengulanginya lagi. Jam masih menunjukkan pukul 7 pagi waktu aku masuk ke warung yang berada tepat di belakang kantor PLN jalan Pemuda itu. Tampaknya pak Din baru saja sampai  tetapi beberapa orang pembeli sudah tampak duduk dan menunggu makanan di sajikan. Lalu pak Din pun mulai bertanya berapa mangkuk pada pembeli. Aku langsung pesan "Satu pak tanpa nasi," Tak berselanglama semangkuk kecil soto ayam panas diberikan padaku. Mangkuknya kecil banget. Tapi isinya buanyak. Kelihatan dari luar sudah menggoda selera. Kuahnya tampak mengepul menandakan masih puanas banget. Isinya suun, suwiran ayam ditaburi seledri, rajangan pre, bawang merah goreng dan bawang putih goreng. Kuahnya putih agak keruh. Rasanya mantap, tak terlalu asin, pas dilidah. Tapi jika Anda merasa kurang asin bisa menambah garam yang sudah disediakan di meja.Jika suka kecap, jeruk nipis atau pre juga tinggal nambahin sendiri. Semua pernak pernik itu disiapkan di tiap mejanya. Sambal juga ada buat yang suka pedas. Sambalnya berwarna hijau, sepertinya terbuat dari cabe rawit hijau yang dihaluskan dan ditambah air dan bumbu-bumbu. Sedangkan bila ingin tambah lauk, pak Din sudah siapkan tempe goreng kering yang uenak dan agak asin, dan perkedel kentang yang lezat. Jika ingin tambah ikan ada sate potongan daging ayam dan jerohan serta sate kerang yang jadi khas Semarang. Pokoke uenak deh dan tak terlalu mahal. Setelah kenyang menyantap soto langsung minum teh nasgitel, manis kentel manis tentu tambah uenak. Soto ayam sepertinya memang menu sarapan yang paling banyak di jual di Semarang. Selain Soto ayam pak Din masih banyak warung soto ayam yang ngetop di Semarang seperti Soto ayam Bangkong di Sukun Banyumanik, dan Soto ayam pak No di Jl. Indraprasta. Semua punya ciri khas rasa berbeda. Bila Anda ke Semarang bisa pilih sesuai selera deh.

Kamis, Januari 28, 2010

Es Mbok Boo


Tadi siang aku sengaja pasang foto es mbok boo di album foto campur-campur facebookku.Hasilnya aku langsung dapat jerit cacimaki teman-temanku Kediri yang kini berdomisili di berbagai penjuru tanah air dan jarang bisa mudik ke kediri.Maklum saja es mbok Boo merupakan salah satu ikon kuliner minuman ngetop di kediri. Makanya banyak yang suka kangeningin minum es ini termasuk teman-temanku. Entah sejak kapan warung es mbok bo berdiri,aku tak tahu. Yang jelas pasti sudah lebih dari 30 tahun.Terus terang sejak aku sering mampirdi warung ini pemiliknya alias mbok Bo sudah tiadadan digantikan anaknya sebagai penerus. Lokasi warung es ini berada dijalan Joyoboyo Kediri atau tak jauh dari belakang Kediri Mall. Warungnya tak terlalu luas tapi nyaman.Jika musim libur, siap-siap saja tak mendapat bagian kursi. Bahkan kadang ada pembeli alias pemudik yang rela bawa tikar supaya tetap bisa nikmati minum es mbok Boo meski harus duduk lesehan di tikar. EsmbokBoo ini sebenarnya hanya es degan.Keistimewaannya disajikan bareng agar-agar ,santan dan sirup.Agar-agarnya tidakmanis tapi menggoyang lidah.Sirupnya berwarna merah,manis dan harum sekali baunya.Khas banget deh dan sulit dijumpai di tempat lain. Rasanya sueger dan nikmat minum segelas es degan agar-agar bikinan warung es mbok Boo. Selain itu harganya murah.Segelas es degan itu hanya dipatok harga 3500 rupiah. Jika suka bisa menambah tape ketan yang kadang tersedia dalam bentuk bungkusan. Sedangkan jikalapar,warung ini juga menyediakan rujak cingur yang lezat. Boleh dicoba jika Anda mampir ke Kediri.    

Rabu, Januari 27, 2010

Bakso Barokah 313



Selama aku cuti di Kediri hampir setiap hari turun hujan. Tak perduli siang bolong pun juga sudah turun hujan. Seringnya hujan ini diiringi angin hingga membuat badan kedinginan. Kalau sudah dingin begini pinginnya makan yang panas-panas. Bakso panas sepertinya memang salah satu menu yang cocok untuk dipilih. Untungnya rumahku tak terlalu jauh dengan warung Bakso barokah 313 yang cukup terkenal di Kediri makanya begitu pingin bakso langsung deh aku meluncur kesana. Bakso Barokah ini sudah populer sejak jaman aku sekolah. Dulu warung pertamanya berada tepat di utara SD Burengan kompleks (1,3) tapi kini pindah ke depan SD Burengan 2 meski masih sama-sama berada di jalan Letjen Suprapto Kediri juga. Bila dulu warungnya kecil kini warungnya sangat besar dan bisa menampung sekitar 100 orang. Herannya tak pernah sepi pengunjung apalagi pas hari libur. Saat aku bersama teman masuk ke warung Bakso Barokah ini sempat kebingungan cari tempat duduk karena cukup ramai sekali. Untungnya kami langsung dapat meja dan tempat duduk di pojok belakang. Aku sempat bertanya-tanya bagaimana cara memesan ternyata tak berselang lama sudah hadir salah satu pelayanan dengan seragam kaos hijau muda membawa nampan dengan beberapa mangkuk bakso. Jadi mereka sudah langsung menyuguhkan baksonya berapa mangkuk yang kita mau. Kami pun meminta dua mangkuk bakso. Tak berselanglama datang pelayan berseragam juga dengan membawa berbagai jenis minuman, ada es degan, es dawet, es teh dan es jeruk. Kami pun meminta es degan sebagai teman makan bakso. Sesudah makanan siap kami pun langsung memakannya. Dalam semangkuk bakso ini  mereka menyajikan 5 pentol bakso berukuran cukup besar. Baksonya berwarna coklat keputihan.  Tekstur baksonya halus, tak berserat. Kenyal. Jadi kita bisa menyantapnya dengan nikmat. APalagi rasanya uenak, tak terlalu asin. Sedangkan kuahnya juga tak terlalu banyak. Isi kuahnya ada mihun dan rajangan seledri dan bawang goreng. Rasa kuahnya tidak terlalu asin juga. Perpaduan bakso dan kuah ini benar-benar mantap deh. Apalagi jika dimakan dengan sambal tambah top banget. Sayangnya aku tidak melihat gorengan bakso. Jika ada tentu lebih asyik lagi. Untuk menghilangkan rasa pedas aku langsung meminum es degan yang sudah kupesan. Slurp, segar dan tak terlalu manis. Puas deh. Untuk Seporsi bakso dan segelas es degan kita hanya bayar 10 ribu perak. Mengenyangkan dan Murah deh.

Nasi Gurih


Memenuhi permintaan salah sahabat dan partner jalan-jalanku, Pu, maka kali ini aku ingin coba nulis mengenai Nasi Gurih Kediri. Sebenarnya nasi gurih bukan menu utama sarapan di Kediri. Makanya kurang begitu familiar. Tapi buat penggemar kuliner Kediri sekali tempo mesti mencoba makanan yang cukup menggoda hati ini. Kebetulan aku baru cuti selama 5 hari di Kediri. Makanya aku bisa menyempatkan diri mencoba makan nasi gurih yang dulu jadi langgananku. Jangan membayangkan depot atau warung sebab bukan dua-duanya. Penjual nasi gurih ini menjual dagangannya di emperan rumah atau teras rumah milik warga keturunan China yang berlokasi di Jalan Untung Suropati Kediri. Saat aku dan kakakku kesana sudah takkutemui lagi sosok perempuan tua yang dulu biasa menjual nasi gurih ini. Menurut berita yang kudengar ternyata Mak Sadinem, penjual nasi gurih yang sudah puluhan tahun biasa melayani pelanggannya itu telah tiada. Kini anaknya, mbak Rubiah, yang menggantikannya. Meski begitu tak ada yang berubah dari cara mereka berjualan. Mengikuti jejak ibunya, mbak Rubiah masih tetap mempersiapkan barang dagangannya dalam sebuah rinjing yang ditutupi daun pisang. Ia menjual seporsi nasi gurih dengan harga 8 ribu perak yang disajikan dalam pincuk daun pisang. Isinya nasi gurih sayur sambal goreng pepaya muda, dan ayam. Nasi gurihnya mirip dengan nasi liwet made in Solo tapi rasanya lebih asin. Sayur sambal gorengnya tersedia dalam dua jenis, pedas atau tidak pedas. Warna sayurnya kemerahan, pepayanya dipotong kotak kotak dan dicampuri tahu putih yang tidak digoreng. Dalam sayur tersebut sengaja ditambahi lagi cabe rawit rebus yang bisa dilahap jika Anda merasa sayurnya masih kurang pedas lagi. Menurutku sayur ini rasanya muantap tidak terlalu manis atau asin. Ayamnya tersedia dalam dua bentuk yaitu bumbu opor kuning kering dan goreng. Kita bisa memilih suwiran atau bagian-bagian ayam yang kita sukai misal sayap, paha, dada, rempeloati, kulit dan sebagainya. Memakan perpaduan nasi gurih, sayur sambal goreng kates/pepaya muda dan ayam ini benar-benar uenak. Maknyus. Makanya banyak yang suka. Bila kalian sedang berkunjung ke Kediri dan ingin mencoba sarapan nasi Gurih Kediri ini mesti berangkat pagi-pagi sebab agak siang sedikit sudah habis dan tak terlihat penjualnya lagi. Nasi Gurioh Kediri pancen oke.

Jumat, Januari 22, 2010

Ah Mei Cafe



Seiring dengan semakin berkembangnya kota Jakarta, mulai semakin banyak berdiri mall-mall atau pusat perbelanjaan. Terus terang karena saking banyaknya mall hanya sebagian saja yang sudah pernah aku kunjungi. Malam minggu kemarin (16/1), salah satu sahabatku di Jakarta mengajakku untuk jalan-jalan ke Pejaten Village. Tentunya tawaran tersebut tidak kusia-siakan mengingat aku belum pernah menginjakkan kaki di mall tersebut. Dengan mengendarai kendaraan umum kami langsung menuju ke Pejaten Village yang berada di kawasan Jakarta Selatan. Ternyata mallnya cukup luas dan menyenangkan. Tetapi karena sudah agak malam maka kami hanya sempat berjalan-jalan sebentar di "Matahari" sebelum akhirnya memutuskan untuk segera makan. Tujuan utama kami kesini memang untuk makan malam. Terus terang aku belum punya ide hendak makan apa. Semula kami berniat makan di foodcourt yang berada di lantai atas tetapi saat melintas di lantai 1 kulihat sebuah cafe yang tampaknya ramai. Sekilas kulihat ada tulisan Teh Tarik. Pikiranku langsung teringat Mi tarik yang cukup menggoda lidah di Grand Indonesia. Makanya aku ajak sahabatku untuk masuk ke cafe ini. Beruntung kami langsung mendapat tempat duduk mengingat tampak penuh dari luar. Di depan cafe ini tampak koki yang sedang memasak roti yang ditonton banyak pembeli. Sepertinya menarik.Ternyata setelah kuamati ternyata nama cafe ini adalah Ah Mei Cafe. Sebelum kami memesan, sahabatku mengajakku pindah tempat duduk di luar. Akupun menyetujui. Akhirnya kami dapat duduk di teras. Lebih menyenangkan karena kami bisa menengok lalu lintas jalan raya dari atas teras yang berada di lantai 1 Pejaten Village itu. Kami belum tahu mesti memesan apa. Menu yang mereka tawarkan berbagai jenis  makanan dari Singapore, Malaysia dan Indonesia seperti Laksa, Nasi Briyani, Mi, Kwetiau dan sebagainya.  Akhirnya kami memesan  Mee Siam dan Ipoh Chicken Horfun. Saat disajikan ternyata Mee Siam ini mirip bihun kuah. Isinya selain bihun, 10 potong kecil tahu, dan separo telur rebus. Tak tampak potongan ayam. Warna kuahnya kuning kecoklatan. Rasanya asam banget. Sedangkan Ipoh Chicken Horfun mirip kwetiau siram. Isinya selain kwetiau, jamur, suwiran ayam dan daun seledri. Kuahnya warna kecoklatan dan rasanya agak asin. Terus terang kurang sesuai dengan lidah kami. Untuk makanan penutup kami sengaja memesan menu Roti Prata. Tertulis di daftar menunya bahwa Roti Prata bikinan Ah Mei Cafe ini yang paling istimewa. "We Serve Best Prata Originally From Singapore."  Sebenarnya ada beraneka macam roti prata yang mereka sediakan seperti Roti prata with egg,onion, mushroom, banana, cheese, plain prata set chicken, plain prata set fish curry dan sebagainya. Kami memilih Roti prata with onion & mushroom. Harganya sekitar 18 ribu rupiah. Saat disajikan kami perhatikan bentuknya mirip roti maryam. Digoreng dengan bentuk seperti dadar telur. Rasanya maknyus banget. Isinya jamur kancing dan bawang bombay juga terasa enak di lidah. Roti prata ini dimakan dengan kuah kari. Kuah karinya berwarna kuning kecoklatan dan agak asin. Pokoknya nikmat bila memakan roti prata ini dengan kuah kari. Belakangan aku baru tersadar saat melirik ke sekeliling ternyata para pembeli juga hampir sebagian besar memesan roti prata ini. Jadi taksalah jika dikatakan roti prata ini memang uenak dan favorit banyak orang. Sesudah menyantap habis roti prata, langsung kuminum teh tarik yang sudah kupesan. Teh tarik yang yang merupakan perpaduan teh dan susu ini terasa menyegarkan meski tak terlalu manis tapi uenak. Sepertinya jika kami mampir kesini lagi, lebih baik memesan Roti Prata dan Es Teh Tarik saja deh. Perpaduan keduanya sudah cukup memuaskan rasa lapar dan dahaga. Jika tak percaya, silakan coba sendiri.  

Kamis, Januari 21, 2010

Sambal Cibiuk





SHujan deras mengguyur kota Surabaya sedari siang tadi. Sesudah basahkuyup karena terpaksa hujan-hujan sepulang dari wawancara tadi maka sesampai kantor aku jadi kelaparan. Untunglah hari ini mbak Wiwik, ibu kantinku yang baikhati sudah menyiapkan timlo dan jahe panas untuk kusantap dan minum.Hm langsung kenyang deh. Bicara menu makan siang sebenarnya aku tak rewel-rewel amat. Bahkan jika sedang tak ada sayur dan lauk yang menarik, aku lebih suka makan nasi, tahu dan tempe serta sambal. Asalkan sambalnya pedes dan uenak aku sudah puas. Ngomongin sambal aku jadi ingat sambal Cibiuk, salah satu menu favoritku jika tugas ke Bandung. Kebetulan di Bandung ada salah satu rumah makan yang terkenal dengan sambal cibiuknya ini yaitu rumah makan Sambal Cibiuk. Menurut informasi yang kudapat sebenarnya sambal cibiuk ini khas dari Garut. Karena sudah terkenal kini sudah merambah hingga di kota Bandung. Di Bandung rumah makan sambal Cibiuk berada di jalan Lengkong Besar. Aku pernah lewat di depannya tapi belum pernah makan disana. Biasanya bila aku kangen sambal cibiuk maka aku langsung menuju salah satu counternya di foodcenter Istana Plaza Bandung. Menu utamanya nasi timbel komplit. Lauknya gepuk daging/ayam/usus/babat/ikan goreng/bakar, tahu/tempe goreng, perkedel, dan lalapan. Nasinya bisa milih, nasi putih biasa atau nasi merah. Sambalnya itu yang paling istimewa. Sebenarnya ada 3 jenis sambal yang ditawarkan yaitu sambal hijaunya, sambal merah dan sambal ceurik. Aku paling doyan dengan sambal hijaunya. Sambal hijaunya terbuat dari tomat hijau, cabe rawit hijau, dan kemangi. Bumbunya sepertinya ada bawang putih, kencur, gula, dan garam. Diuleg secara kasar. Pokoke rasanya uenak, puedes. Tapi meski pedas tak bikin panas di perut. Coba saja, pasti ketagihan. Minggu kemarin saat mampir makan di Sambal Cibiuk Bandung aku sengaja pilih menu sambal hijau dan nasi tutug oncom. Nasi Tutug oncom merupakan menu khas Sunda. Warnanya kecoklatan mirip nasi goreng. Isinya nasi dan oncom dengan aneka bumbu. Disajikan dengan kemangi dan taburan bawang goreng. rasanya enak meski tak segurih nasi liwet. Lebih nikmat lagi jika ditaburi emping belinjo. Meski makan nasi tutug oncom dengan lauk tempe dan sambal hijau buatku sudah sangat maknyus dan mengenyangkan. Rasanya ingin nambah makan itu lagi. Upps mana mungkin, mesti menunggu jika tugas ke Bandung lagi dong.hehehe

Rabu, Januari 20, 2010

Laksa


Seminggu lalu (13/1) aku diundang main ke rumah salahsatu relasi di kawasan Caringin Bogor. Dari Jakarta aku sengaja naik kereta api Pakuan jurusan Bogor. Dari stasiun aku naik angkot hijau03 turun terminal Baranangsiang dan lanjut naik kendaraan umum ke Sukabumi. Lokasi Caringin cukup jauh, sesudah Ciawi dan sebelum Cicurug. Jalanannya padat alias sempit sehingga macet. Mobil mesti berjalan pelan-pelan. Sesudah urusan pekerjaan selesai aku kembali ke Jakarta. Tetapi sebelumnya kusempatkan mampir ke Botani Square Bogor. Maklum perut keroncongan karena sedari siang belum diisi. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Aku pun langsung menuju foodcourt di lantai atas. Nama foodcourtnya De'oryza Foodcentre. Aku bingung mau makan apa. Akhirnya aku menuju salah satu stan bernama Dapoer Graha. Mereka menyediakan berbagai menu khas Bogor atau Sunda seperti taoge goreng, soto mi, tutug oncom, nasi timbel dan nasi bakar. Minuman yang dijual ada bandreg, bajigur dan aneka juice. Aku sengaja pilih Laksa. Di menunya tertulis Laksa Cibinong. Entah apa makanan Laksa itu asalnya dari Cibinong atau ada warung laksa yang terkenal di Cibinong dan yang ini cabangnya. Pokoknya aku pingin ngerti seperti apa Laksa Cibinong. Aku ingat dulu semasa aku masih kos di jalan Kalasan Surabaya, ibu kosku sering memasak Laksa dan aku sering dapat bagian. Rasanya lumayan enak. Makanya aku berharap Laksa Cibinong ini akan seperti itu. tak berselanglama pelayan menyajikan menu yang kupesan ini. Semangkuk laksa dengan kuah panas mengepul (maklum sebelumnya aku sudah pesan mesti panas kuahnya pada pemilik stannya). Aku mencoba mengamati isinya sebelum mulai menyantap Laksa Cibinong ini. Isi Laksa ini hanya beberapa iris lontong atau ketupat, beberapa suwir daging ayam, separo telur ayam rebus, dan banyak bihun. Untuk pemanis ditaburi bawang goreng dan daun kemangi. Warna kuahnya kuning. Kuah ini terbuat dari santan yang sangat kental mirip kari. Rasanya agak manis, tidak asin. Sambalnya sambal dari cabe rawit hijau yang dihaluskan dan diberi air sehingga tak terlalu pedas. Menurutku rasanya biasa banget. Maaf lebih enak Laksa bikinan bu kosku. Tapi tak apa, yang penting udah mencicipi dan bisa untuk mengganjal perut yang sedang kelaparan.

Makan malam di Ampera


Setelah lelah seharian jalan-jalan di Bandung, aku lapar banget. Tapi karena hujan mulai turun rintik-rintik maka kuputuskan makan di dekat penginapan saja. Kebetulan di jalan Kebon Kawung ada warung nasi Ampera. Bagi orang Bandung, Warung Nasi Ampera sudah tak asing lagi. Rumah makan ini sudah ada sejak dahulu kala. Awalnya warung nasi Ampera ini berlokasi di jalan Sukarno Hatta Bandung. Tapi kini mereka sudah membuka beberapa cabang di kota Bandung seperti di Kebon Kelapa, Kebon kawung, Buahbatu dan lain-lain. Bicara mengenai warung nasi Ampera jangan dikaitkan dengan rumah makan Ampera di kota-kota lain yang biasanya menyediakan nasi padang. Warung Nasi Ampera ini menyajikan makanan khas Sunda. Bila kita masuk ke warung ini, kita bisa memilih laukpauk yang tersedia seperti daging gepuk, ayam goreng, usus, babat, ikan, dadar jagung, perkedel kentang, cumi-cuimi, udang dan lain-lain. Selain itu mereka juga menjual aneka pepes, pepes ikanmas, pepes tahu, pepes oncom, pepes jamur dan sebagainya. Biasanya mereka akan memanaskan makanan yang kita pesan sebelum menyajikan untuk kita. Rasanya uenak semua. Sepertinya mereka berusaha menjaga standard rasa dimanapun juga. Yang paling menarik kita bisa mengambil lalapan dan sambal sesukahati. Sambalnya maknyus. Ada sambal merah, dan ada juga sambal oncom. Sambal oncomnya terasa suedep, tak terlalu pedas, manis dan asinnya pas. Cocok buat yang tidak terlalu suka pedes. Nasi putihnya pulen dan dibungkus daun pisang. Pokoke uenak deh. Sedangkan untuk minuman selain teh hangat tawar gratis yang diberikan kita bisa memesan aneka jenis jus dan es lilin. Dijamin puas deh. Tak ada salahnya kalian coba jika main ke Bandung. Tetapi buat teman-teman di Jakarta jika ingin mencoba tak perlu jauh-jauh ke Bandung sebab kini Warung Nasi Ampera sudah membuka cabang di Jakarta. Salah satunya adalah di jalan Pesanggrahan Kebun Jeruk. Rasanya tak kalah kok dengan yang di Bandung. Lho kok aku ikut promosiin?hehehe

Selasa, Januari 19, 2010

Rest Area Cikole



Tak puas hanya jalan-jalan ke Lembang saja aku melanjutkan acara piknikku. Sebenarnya aku pingin sekali keluyuran hingga ke Tangkuban Perahu. Aku penasaran ingin melihat secara dekat keindahan pemandangan gunung Tangkuban perahu. Aku coba naik kendaraan umum dari Lembang jurusan Cikole. Aku tak mau punya bayangan kendaraan ini bakal berhenti dimana. Kuikuti saja kemana perginya kendaraan itu. Ternyata sampai semua penumpang lain turun, kendaraan ini masih melaju. Melihatku belum turun sang sopir bertanya padaku, "Mau turun dimana, neng?" Aku bingung dan menjawab, "memangnya angkot ini tak sampai tangkuban perahu ya pak?"  Sang sopir langsung  menjawab, tidak, masih jauh, kalau mau ke tangkuban perahu saya bisa antar neng?" Ternyata aku tak berani nekat, aku putuskan turun di tempat itu saja sebab kendaraannya berbalik arah kembali ke Lembang. Kulihat di tempat pemberhentian itu ada tulisan Rest Area Grafika. Sepertinya ada resto, tempat makan, mushola, toilet  dan toko oleh-oleh. Tempat ini biasa untuk istirahat rombongan pelancong yang hendak atau dari gunung Tangkubanperahu atau Ciater.  Aku putuskan untuk masuk tempat itu. Berjalan menyusuri tangga menuju bagian belakang rumahmakan. Subhanallah, ternyata dibalik itu kulihat pemandangan yang indah. Jajaran hutan cemara yang hijau menyejukkan, ada kebun strawberi dengan pohon dan buah yang banyak, peternakan sapi, penangkaran rusa, rumah pohon, jembatan dengan sungai dan air terjun buatan kecil dan masih banyak lagi. Ternyata tempat ini dikelola oleh Dinas Perhutani. Makanya selain juga menyewakan rumah-rumah unik untuk penginapan, mereka juga menyediakan tempat untuk berkemah, outbond, dan berbagai permainan seperti ATV, paintball dan sebagainya. Yang jelas mengasyikkan sekali. Aku bisa memandangi semua itu secara gratis. Rasanya kerasan berlama-lama beristirahat di sini. Tak rugi meski aku tak jadi ke tangkuban perahu tapi aku bisa memotret pemandangan alam di Cikole. Kusarankan Anda mampir kesini jika lewat dari Bandung ke Ciater atau Tangkuban perahu atau sebaliknya.

Jalan-jalan ke Lembang


Aku heran sekali bagaimana mungkin tulisanku di blog ini mengenai jalan-jalan di Lembang bisa hilang. Rasanya jengkel sudah capek-capek nulis semalam amblas. Ujian kesabaran deh, mesti nulis lagi. Tapi tak apa-apalah, biar aja. Ngomongin soal jalan-jalan ke Lembang memang tidak pernah habisnya. Kawasan  di utara kota Bandung ini punya segudang daya tarik membuat orang tak bosan datang kesana. Buatku Lembang sudah tak asing lagi sejak sekitar 9 tahun lalu bisa dipastikan hampir setiap tahun aku ke Lembang. Hal ini karena ada even pameran yang rutin diadakan di Lembang dan aku selalu mendapat jatah meliputnya. Hari Jumat lalu (15/1) aku sengaja main ke Lembang tanpa ada kaitannya dengan pekerjaan, Aku sengaja refreshing ke Lembang di sela-sela tugasku di Bandung. Pagi-pagi aku berangkat dari penginapan di depan setasiun kebun kawung dan naik angkutan jurusan Lembang. Meski cuaca mendung tapi aku optimis bahwa mendung tak selalu berarti hujan. Hawa dingin menyambutku saat memasuki kawasan Lembang. Di antara jalan yang berkelok kelok tampak pemandangan hijau yang menyegarkan. Cukup banyak pedagang kelinci di tepi jalan. Maklum saja daerah ini memang sentranya peternakan kelinci. Memasuki kota Lembang kulihat banyak warung yang menjual roti/pisang/tape bakar dan ketan bakar serta bandrek. Makanan dan minuman ini memang khas Lembang. Aku sengaja turun di perempatan sesudah alun-alun Lembang dimana itu merupakan persimpangan arah ke Subang, Maribaya dan pasar Lembang. Aku sengaja berjalan kaki menuju ke timur atau arah Maribaya. Meski ada keinginan melihat keindahan air terjun di Maribaya tapi aku tak berani nekat sendiri kesana sebab belum pernah dan tak tahu ada tidak kendaraan kearah sana. Aku hanya berjalankaki meyusuri jalan Seskao AU. Kulihat banyak kendaraan lalulalang. Delman/Andong/Dokar pun juga sering lewat dan mengangkut penumpang. Sepertinya di Lembang andong bukan sekedar kendaraan wisata seperti di Jogya tapi masih berfungsi sebagai alat transportasi umum sehari-hari. Baru sebentar berjalan kulihat disisi kiri jalan ada Warung kedai Teteh Indorasa. Aku ingat pernah diajak makan disini oleh relasiku beberapa tahun yang lalu. Makanannya khas Sunda seperti ikan bakar, ayam goreng, sayur asam dan lain-lain. Tapi aku yang paling suka adalah karedoknya. Karedok bikinan kedai teteh terbuat dari sayuran mentah dengan bumbu yang lezat. Makanya aku ingin kembali mengulang makan itu tapi sayangnya karena masih terlalu pagi jadi belum buka. Aku berjalan menuju The Ranch yang berlokasi takjauh dari kedai teteh. Aku ingat aku pernah mengunjungi tempat ini setahun yang lalu. Kita mesti membayar sekitar 10 ribu (sorry jika harganya sudah berubah), untuk masuk ke tempat ini dan mendapat segelas susu segar aneka rasa. Di dalamnya kita bisa membeli makanan sesuai keinginan seperti sosis aneka rasa, batagor, siomay, steak, gudeg dan lain-lain. Selain itu kita bisa serasa memasuki ranch sesungguhnya sebab ada padang rumput yang luas, dengan kuda-kuda yang ditunggangi oleh cowboy. Jika kita ingin naik kuda mesti membayar sejumlah uang. Tak hanya itu juga arena tempat bermain dan juga danau buatan yang cantik. Sekali lagi aku mesti menelan kekecewaan karena The ranch juga belum buka. Akhirnya aku memutuskan mampir ke Tahu Tauhid2. Tempat ini menjual berbagai oleh-oleh khas Bandung. Disini juga ada kedainya. Ada berbagai makanan yang ditawarkan sebenarnya tapi aku sengaja memilih tahu goreng khas Tahu Tauhid ini. Tahu gorengnya uenak banget. Teksturnya lunak. Rasa asin dan gurih terasa hingga bagian dalam. Apalagi jika dimakan dengan cabe hijau tambah mantap. Selanjutnya untuk minumnya aku memilih susu segar rasa strawberi. Rasanya sueger, manis,dan  asam. Sepulang dari sana kusempatkan mampir ke pasar Lembang dan Pusat Tahu Lembang. Pusat Tahu Lembang memiliki keistimewaan menjual tahu khas Lembang mentah secara drive thru. Mereka juga menyediakan tempat makan dengan menu khas kupat tahu lembang. Disana juga menyediakan arena bermain dan outbond. Serta tersedia pula toko oleh-oleh. Di depan Pusat Tahu Lembang tampak berjajar beberapa penjual buah. Mereka menjual alpukat, nanas, strawberi dan labu kuning. Labu kuning atau orange ini yang khas karena jarang bisa dilihat di daerah lain. Bagaimana rasanya? Silakan Anda beli sendiri jika main ke Lembang. 

Berburu Seafood di kawasan Gunung Sahari


Terus terang selama aku di Jakarta kemarin, tugasku lumayan padat. Kebetulan selama duahari berturut-turut (9-10/1) aku mesti meliput pameran yang digelar di PRJ Kemayoran. Karena eventnya selalu berakhir malam hari maka aku dan teman-teman selalu sudah kelaparan. Oleh karena itu sesudah penutupan acara pameran aku dan kawan-kawan sengaja mencari makanan enak untuk mengisi perut yang sudah keroncongan. Tujuan kami langsung ke wilayah jalan Gunung Sahari. Kami ingat di depan Manggadua Square banyak penjual warung seafood di malam hari. Sesudah menyempatkan mampir sebentar untuk membeli sepatu untuk ganti sepatuku yang rusak di Manggadua Square, kami pun menyebrang jalan dan masuk salah satu warung tenda bertuliskan nama Kedai 49. Warung ini sedang-sedang saja, tak terlalu besar tapi juga tak terlalu kecil. Mereka menyediakan beberapa meja dan bangku untuk pembelinya. Tapi pengunjungnya lumayan banyak. Untung kami bisa langsung dapat tempat duduk. Cukup banyak menu yang tersedia dengan bahan dasar udang, cumi-cumi, kepiting, kerang dan ikan. Kami bertiga sengaja memilih menu udang saus padang, cumi asam manis, kerang hijau rebus, ca kangkung polos, nasi putih dan 3 es jeruk. Begitu pelayannya menyajikan langsung kami menyantapnya rame-rame. Pertama-tama kami mencoba kerang ijo dengan saus sambal. Sebelumnya kami kira akan diberi saus kacang ternyata bukan. Kami mesti menotol cumi dengan saos sambal yang puedas banget. Menurutku sih uenak. Sedangkan Ca kangkung polosnya berisi potongan kangkung beserta tangkainya yang dimasak dengan bumbu bawang, irisan cabe dan saos tauco. Rasanya terlalu asin menurutku. Cumi-cumi asam manisnya lumayan enak. Cumi-cuminya diiris tipis dan dimasak dengan potongan tomat ijo, dan  bawang bombay. Teman-teman paling suka ini karena manis asam asinnya pas dan tidak pedas juga. Selanjutnya kami mulai menyantap udang saus padang. Menu ini yang paling menantang. Udang berukuran sedang dimasak tanpa dikupas kulitnya. Disajikan dalam piring dengan kuah yang lumayan banyak dan terdiri dari bawang bombay yang diiris besar, cabe rawit yang dipotong kecil-kecil, dan dibumbui saus padang. rasanya manis, asin, dan puedas banget. Tapi beneran uenak banget. Porsi makanannya juga lumayan besar dan cukup untuk kami bertiga.  Untuk semua makanan yang kami lahap itu kami mesti membayar 84 ribu rupiah. Termasuk tak terlalu mahal untuk makanan seafood sebanyak itu. Pokoknya bisa Anda coba jika kalian berkunjung ke sekitar kawasan Ancol, Manggadua, Gunungsahari. Tapi pesanku siapkan uang receh yang banyak sebab banyak pengamen, pengemis dan anak jalanan yang berganti-ganti menmghampiri. tak apa-apa kan hitung-hitung makan tapi sekalian sedekah.

Soto Mie



Alhamdulillah aku sudah bisa kembali ke Surabaya setelah sepuluh hari travelling ke beberapa kota. banyak cerita jalan-jalan dan makan-makan yang bisa jadi bahan tulisan. Moga menarik dan bermanfaat untuk para pembaca setia blog kluyuran ini. Waktu di Jakarta kemarin aku sempat mencoba makanan namanya soto mie. Setahuku Soto Mie sebenarnya makanan khas dari kota Bogor. Kita bakal menemui banyak penjual soto mie mulai di pinggir-pinggir jalan hingga foodcourt dan resto. Di Jakarta yang notabene berdekatan dengan Bogor,juga tak sulit mencari penjual soto mie. Salah satu depot Soto Mie yang cukup populer di Jakarta adalah Soto Mi Lautze. Entah kenapa disebut soto mie lautze aku tak tahu. Sebab aku belum pernah langsung datang ke depotnya yang asli. Apa mungkin memang tempat aslinya di sekitar jalan Lautze (dekat kawasan Kartini/Karang Anyar Jakarta). Aku malah pernah makan soto mie lautze ini di foodcourt Golden Truly Gunung Sahari Jakarta. Aku penasaran seperti apa rasa Soto Mie Lautze ini. Aku sudah membayangkan pasti lebih enak daripada soto mie yang kumakan di pedagang kaki lima di Bogor. Sebenarnya stan Soto Mie Lautze di Golden Truly ini menawarkan berbagai menu. Ada soto mie lautze lisol, lisol kuah, bakmi kol, sop daging. Tapi aku sengaja pilih menu lisol kuah. Hal ini karena waktu itu lagi malas makan daging. Waktu mereka sajikan ternyata isinya mi/bihun, potongan tomat, kul/kobis, sledri, bawang goreng, irisan jeruk limau dan lisol yang dipotong-potong. Kuahnya bening tanpa santan dan berwarna kuning kecoklatan karena  sepertinya banyak sekali kecapnya. Rasa kuahnya asin dan asam. Terus terang aku tak begitu suka. Mungkin karena kuahnya terlalu asam dan kurang panas saat disajikan . Lisol yang dimaksud disini sekilas mirip sosis dalam kuah timlo tapi berisi bihun dan sedikit potongan wortel. Rasa lisolnya juga kurang yummy menurut lidahku sebab belum seenak sosis timlo. Harga lisol kuah ini Rp. 12.500,- tapi jika komplit alias dengan daging Rp. 15 ribu. Mungkin kekurangannya bisa ditutupi jika kita memesan emping untuk pelengkapnya deh. Tapi semua itu tergantung selera. Jika Anda penasaran silakan mencoba. Mungkin akan lebih puas jika mencoba membeli di warung soto mie lautze yang asli alias bukan di cabangnya.    

Selasa, Januari 12, 2010

Tahu Gejrot


Tidak terasa udah beberapa hari aku di Jakarta. Kesibukan yang padat  bikin aku jarang nulis blog. Makanya kangen banget. Sekarang di sela-sela waktu luang kusempatkan mampir ke warnet dan menambah tulisan di blogku biar Anda semua tak bosan untuk mengunjungi blogku ini. Kali ini aku sengaja pingin bercerita mengenai tahu gejrot. Awalnya aku tidak mengetahui seperti apa tahu gejrot itu. Setiap kali aku berjalan-jalan di Jakarta aku sering melihat pedagang pikulan yang menjual tahu gejrot. Ada juga yang menjual tahu gejrot ini dengan membawa sepeda. Terus terang aku belum pernah membeli makanan ini di pedagang keliling itu. Mohon maaf agak takut kalau kurang higienis. Yang kutahu Tahu Gejrot ini makanan khas dari Cirebon. Meski sering lewat tapi kan aku belum pernah jalan-jalan ke Cirebon makanya beli tahu gejrot di tempat yang benar masih mimpi. Kebetulan kemarin aku sempat makan siang dengan teman di salah satu foodcourt di Jakarta Pusat. Melihat berbagai menu yang dijual aku bingung milih makan apa. Akhirnya aku sengaja milih makan pempek kulit saja. Tapi karena kurasa masih kurang kenyang aku sengaja beli Tahu Gejrot Cirebon. Aku penasaran pingin memperhatikan seperti apa sih tahu gejrot ini sebenarnya. Saat memesan di stan tahu gejrot, kulihat selain tahu ada bawang merah, bawang putih yang ditempatkan di dalam kotak kacanya. Tak berselanglama mereka pun menyajikan tahu gejrot pesananku. Keunikannya mereka tempatkan tahu gejrot ini dalam cowek (bahasa jawa) jadi lain daripada yang lain. Penampilannya menarik karena ditata secara rapi. Tahu putih goreng (sumedang) yang dipotong tipis-tipis diguyur sausnya dan diberi tusuk gigi untuk memudahkan memakannya. Aku mulai menyantap tahu gejrot ini. Ternyata uenak. Sepertinya bumbunya adalah bawang merah, bawang putih, cabe hijau rawit, gula merah,air asam, kecap manis, dan garam. Semua bumbu itu diuleg kasar jadi serat bawang dan cabenya masih terlihat jelas. Rasanya manis, asin tapi juga asam atau kecut. Selain itu juga puedes. Bumbu/kuahnya banyak jadi puas. Mungkin kalau ada krupuk bisa lebih sip lagi. Tahu gejrot ini cocok sebagai makanan selingan sebab porsinya kecil dan tidak mengenyangkan tapi puas sebab maknyus. Coba belinya di Cirebon pasti rasanya lebih lezat lagi. Wah jadi ingin main ke Cirebon deh.

Rabu, Januari 06, 2010

Soto Air Mancur


Orang sering bilang Januari sama dengan hujan tiap hari. Meski itu cuma sekedar kiasan tetapi kenyataannya memang lebih sering hujan daripada tidak di bulan Januari ini. Tak peduli pagi, siang atau malam kalau mau hujan ya hujan. Kadang pagi-pagi sudah mendung seperti pagi ini. Kalau mendung cuacanya dingin dan jadi pingin sarapan yang panas-panas. Kayaknya enak ya makan soto ayam lamongan panas biar badan agak sedikit hangat. Di Surabaya untungnya bertebaran penjual soto ayam lamongan yang lezat-lezat. Seperti soto pak Sadi di Ambengan, soto pak Jayus di Manyar. Soto cak Pardi di Embong Malang, soto cak Riban di Genteng dan masih banyak lagi. Kalau Anda dari arah Rungkut sedang menuju ke kawasan Bandara atau sebaliknya dan ingin makan soto ayam bisa membelokkan kendaraan masuk ke wilayah perumahan Pondok Candra Indah. Di sana ada salah satu warung soto ayam yang terkenal murah meriah namanya warung soto ayam lamongan Air Mancur. Soto ayam Air Mancur ini sudah ada sejak dulu kala. Sebelum ada proyek pembangunan jalan tol Waru Juanda yang melintasi perumahan Pondok Candra, warung Soto ayam ini berada di kawasan jalan raya Taman Asri atau jalan utama masuk perumahan Pondok Candra. Kini pemiliknya yaitu cak Budi memindahkan tempat jualannya di pojok jalan KH. Zainal Abidin atau tepat di barat kawasan jalan Jeruk Pondok Candra. Walaupun begitu tak membuat pelanggannya kabur. Meski warungnya kecil, tapi selalu penuh  terisi pelanggan. Dalam melayani pembeli cak Budi hanya dibantu oleh istrinya saja. Seporsi nasi soto ayam di warung ini hanya 5000 perak. Kita boleh milih daging, kulit, sayap tetap segitu harganya dan buanyak banget isinya. Jika suka boleh tambah ceker, kepala, atau rempelo ati. Kuahnya bening, ditambah suun dan daun bawang yang yummi, rasanya tak terlalu asin dan gurih. Jika suka poyah bisa menambah poyah sendiri lagi yang sudah disediakan di meja. Bila suka pedes bisa nambah sambal banyak. Lebih sip lagi jika makan dengan krupuk dan minum es teh. Yang jelas maknyus deh.  

Selasa, Januari 05, 2010

Pecel Tumpang Kediri



Rasanya tak ada kata bosen makan pecel tumpang untuk orang asli Kediri. Meski sudah sarapan pecel tumpang, malamnya makan dengan menu yang samapun tak bermasalah. Hal ini karena cukup mudah mencari penjual peceltumpang di Kediri. Lain masalahnya jika kemudian kita tinggal di kota lain. Seorang teman di Jakarta sempat mengaku pingin banget makan tumpang tapi kesulitan mencari penjual nasi tumpang di sekitar tempat tinggalnya. Alhamdulillah di Surabaya aku tak serepot itu. Bila aku lama tak pulang ke Kediri dan kangen makan nasi pecel tumpang maka aku langsung menuju warung nasi pecel tumpang langgananku. Kebetulan di kawasan jalan Kendangsari Industri  ada penjual nasi pecel tumpang khas Kediri. Lokasi tepatnya di seberang kantor BNI Kutisari. Ciri khas dari warung kakilima ini ada spanduknya yang berwarna kuning dan bertuliskan Nasi Pecel Tumpang Kediri. Yang ini tak bohong sebab penjualnya memang asli orang Kediri. Pemilik warung pecel tumpang kediri ini namanya bu As. Perempuan berjilbab ini mengaku berasal dari Bandar Kidul Kediri. Ia sudah membuka warung pecel tumpang ini selama 13 tahun. Wow cukup lama juga ya. Nasi pecel tumpang kediri buatan bu As lumayan enak dan mirip seperti yang biasa di jual di Kediri makanya banyak banget pelanggannya. Terkadang saat makan disana aku sering ketemu dengan orang-orang Kediri yang sama-sama mencari rejeki di Surabaya dan kangen makan pecel tumpang. Warung pecel tumpang bu As yang buka mulai jam setengah enam sore hingga malam ini tidaklah terlalu besar. Ia hanya menyediakan dua meja panjang dengan beberapa bangku plastik untuk pembeli. Sedangkan perlengkapannya seperti tempat nasi, sayur, sambal ia taruh di meja tersendiri. Aku liat setiap waktunya bu As menyediakan nasi dalam termos besar, sambal tumpang dalam panci besar dan sayur-sayuran dalam jumlah banyak dalam tompo rotan. Nasi pecel tumpangnya rasanya maknyus deh. Isi sayurannya boleh milih, ada kangkung, timun rebus/ndoyo, kacang panjang, buah pepaya muda, daun ketela pohon, dan kecambah/capar. Sambalnya selalu dikasih banyak jadi kelihatan lekoh. Sambalnya asin, pedes, uenak. Bila kita beli nasi pecel tumpang mesti diberi rempeyek kacang kedelai dan teri serta kerupuk puli warna kuning. Meski agak keras, tapi peyeknya uenak kok. Jika suka boleh minta lalapan timun dan kemangi. Harga sepiringnya hanya 4 ribu perak, jika tanpa nasi hanya 3 ribu perak.  Bila ingin lauk tambahan bisa memilih, sate telur puyuh, atiampela dan ayam goreng, telur asin,tempe dan tahu bacem, serta dadar jagung. Sedangkan jika kepedesan bisa minum es teh dan es jeruk yang juga dijual disana. Pokoke layak dicoba deh buat kalian yang hobi pecel tumpang tapi belum sempat ke Kediri.

Senin, Januari 04, 2010

Bebek HT


Bicara mengenai makanan-makanan khas Surabaya pastilah nasi bebek termasuk salah satu diantaranya. Cukup banyak warung bebek yang terkenal disini. Ada bebek kayu tangan di bratang, cak yudi di perak, palupi di rungkut dan masih banyak lagi. Kali ini aku pingin membahas mengenai bebek HT. Bebek goreng HT termasuk salah satu warung nasi bebek yang ngetop dan sudah lama ada di Surabaya. Karena lokasinya di kawasan Karang Empat besar yang bisa dibilang amat sangat jauh dari rumah dan kantor maka aku belum pernah kesana. Tetapi sejak beberapa tahun belakangan mereka sudah membuka cabang di beberapa tempat. Gara-gara terprovokasi melihat teman-teman menyantap nasi bebek HT saat kami makan rame-rame di Giant Diponegoro minggu lalu maka kemarin aku memutuskan mampir beli bebek goreng HT di salah satu cabangnya. Kebetulan tempatnya hampir tiap hari kulewati bila pulang kantor yaitu di jalan Tenggilis Barat atau belakang Superindo Jl. Jemur Sari. Warungnya tak terlalu besar. Di spanduk yang terpasang di depannya tertulis Bebek Goreng HT Cabang Asli Karang Empat besar. Apa ada tempat lain yang tidak asli ya? aku tidak tahu. Begitu aku masuk dan duduk, salah seorang pelayan wanita berseragam merah menghampiri dan menyodorkan daftar menu. Aku lihat selain paha, dada, juga ada kepala, hati ampela, jantung, usus dan tahu. Aku sengaja memesan paha bebek super sebab yang biasa tak ada. Kuperhatikan pelayannya menggoreng. Ada dua wajan besar yang disediakan untuk menggoreng bebek. Sebuah kipas angin besar sengaja dipasang menghadap ke arah kompor dan penggorengan. Fungsinya untuk apa tidak jelas, mungkin agar pelayan yang goreng bebek tidak kepanasan. Sembari menunggu salah satu pelayan mengantarkan nasi putih yang diguyur sedikit bumbu kuning dengan lalapan seiris timun, seiris jeruk nipis dan sedikit kemangi. Karena bumbunya dikit banget maka aku meminta tambah. "Boleh tambah bumbunya, mbak," pintaku pada pelatan itu. "Boleh," katanya sambil membawa kembali nasi putih tersebut. Tapi saat balik kulihat tak banyak perubahan alias hanya ditambah sedikit sekali. Tak berselang lama bebek gorengnya disajikan dalam piring. Ukuran bebeknya lumayan besar dan kering. karena aku malas cuci tangan maka aku sengaja menggunakan sendok dan garpu untuk memakannya. Bebek gorengnya lunak dan mudah dipotong dengan sendok dan garpu. Bagian luarnya asin dan gurih. Hanya saja bumbunya kurang meresap ke bagian dalamnya. Sambalnya disajikan dalam wadah kecil. Rasanya uenak, pedes, asin tapi sayangnya sedikit banget. Kulihat di meja mereka hanya menyediakan kecap dan tak menyediakan sambal dan bumbu tambahan yang biasa khusus disediakan cuma-cuma jika orang menginginkan seperti di warung lainnya. Jadi mesti pasrah saja. Sebenarnya jika doyan, mereka juga menjual pete untuk lalap. Tapi karena tak suka aku memilih tak membelinya. Selain es teh, sebetulnya mereka juga menjual minuman es teh susu, es milo, es cao, es milo cao,  es jeruk, soft drink  dan sebagainya. Tetapi aku sengaja memilih es teh tawar untuk menghilang pedas. Sesudah kenyang aku pun membayar dan lanjut pulang. Ternyata untuk nasi bebek dan es teh tawar itu aku mesti membayar 19 ribu perak. Ya lumayan meski tak terlalu murah.hahaha. Bila tertarik silakan mencobanya. Warung ini buka dari jam 10 pagi sampai jam 9 malam. Selain itu kelebihannya, bisa delivery order.

Jumat, Januari 01, 2010

Gado-Gado Arjuno


Menikmati libur tahun baru, aku dan keluarga memilih jalan-jalan ke Tunjungan Plasa. Tempat yang bikin kami betah berlama-lama tentunya hanya Studio Foorcourt yang terletak di lantai 5 TP 1. Sebab disana kami bisa duduk-duduk sembari mencoba makanan yang jadi pilihan kami. Dari beragam tempat yang ada memang Warung TP yang jadi tempat paling oke sebab di tempat ini menjual berbagai makanan khas Surabaya (mirip resto Piring Surabaya). Kali ini aku sengaja memilih makanan yang tidak terlalu mengenyangkan yaitu gado-gado. Kebetulan di sana, yang memiliki stan di warung TP adalah gado-gado Arjuno. Gado-gado Arjuno termasuk salah satu dari beberapa warung gado-gado yang terkenal di Surabaya. Awalmulanya mereka membuka warung gado-gadonya di jalan Arjuno makanya dinamakan gado-gado arjuno. Kinipun warung gado-gado tersebut masih tetap berada di sana bahkan sudah lebih besar tempatnya. Seiring dengan bertambahnya pelanggang, mereka juga melebarkan sayap dengan membuka cabang di beberapa foodcourt yang ada di Surabaya. Salahsatunya di warung TP tersebut. Begitu makanan disajikan, aku langsung perhatikan dulu isinya sebelum menyantapnya. Kulihat ada kentang rebus yang diiris tebal-tebal, kecambah dan kubis rebus, mentimun dan selada mentah serta potongan tahu tempe goreng dan telur rebus. Dibagian atasnya tampak krupuk udang dan belinjo yang menggoda selera untuk segera menyantapnya. Aku mencoba menikmati makan gado-gado ini. Bumbu kuah kacangnya yang sepertinya dari kacang dan santan lumayan meski menurutku kurang halus gerusan kacangnya. Sedangkan menurutku rasanya kurang manis sedikit. Kalau asinnya udah pas. Tapi jika dicampur dan dinikmati pelan-pelan enak juga. Apalagi jika dimakan dengan sambal cabe halus, cukup deh. Bisa jadi makanan pilihan jika berkunjung ke Surabaya.

Jangkang


Sebelumnya kami ucapkan Selamat Tahun Baru 2010. Semoga kebahagiaan, kesehatan dan kesuksesan senantiasa menyertai langkah kita semua. amin. Aku berharap di tahun 2010 ini bisa berbagai lebih banyak cerita yang bermanfaat bagi kita semua. Demi memenuhi permintaan salah satu sahabatku yang ingin aku membahas mengenai Jangkang maka kali ini aku coba untuk menulis soal Jangkang. Apakah Anda sudah pernah tahu seperti apa jangkang dan pernah memakannya? Mungkin sebagian berkata iya tetapi pasti sebagian bilang tidak. Sebab jangkang memang bukan makanan yang umum bisa diperoleh di sembarang kota. Hewan air ini sepertinya ada pada musim-musim tertentu. Bila sedang musim, jangkang ini banyak dijual di pasar-pasar tradisional di Surabaya. Bahkan sesekali tampak pula di beberapa swalayan.  Jangkang ini sebenarnya bentuknya mirip kepiting kecil yang masih muda. Mungkin bisa dibilang seperti yuyu. Warnanya hitam, lunak dan berukuran mini. Jangkang ini bukan binatang laut tetapi sungai. Biasanya jangkang ini dimasak dalam bentuk pepes ataupun digoreng dengan telur/dadar jangkang. Kita bisa membeli pepes atau dadar jangkang ini di beberapa warung makan di Surabaya. Aku biasa makan dadar jangkang dan pepes jangkang ini bila kebetulan sarapan di warung Mejoyo Rungkut. Rasa dadar jangkang gurih dan krius krius. Hal ini karena perpaduan antara telur, jangkang, tepung terigu dan bumbu-bumbu yang meresap membuat dadar jangkang ini terasa sedap. Sedangkan untuk pepes jangkang dimasak dengan menggunakan bumbu seperti kemiri, bawang putih, dan cabe merah. Takkalah rasanya dengan pepes udang. Uenak pol. Kini bila Anda ingin makan jangkang, selain di warung-warung, Anda bisa membeli pepes jangkang di resto Ria Corner yang ada di Studio Foodcourt Tunjungan Plasa. Harganya tak mahal sebungkus pepes jangkang hanya sekitar 4000 rupiah. Untuk penggemar masak memasak, tentu lebih menyenangkan bila membeli jangkang mentah dan memasaknya sendiri. Sebab dengan begitu jangkang ini bisa dikreasikan dalam berbagai bentuk masakan yang lain. Tentunya bakal lebih lezat dan menarik.