Jumat, Januari 23, 2009

Locker


Meski cukup lama mendengar istilah locker tapi aku benar-benar memperhatikan arti dan manfaatnya beberapa tahu belakangan ini. Dulu aku sering melihat di TV, di beberapa sekolah atau kampus di luar negeri selalu ada fasilitas locker atau tempat penyimpanan barang untuk siswa atau mahasiswa. Karena di Indonesia belum musim dan aku juga belum pernah ke luarnegeri jadi masih awam soal locker. Awal mula aku mengenal locker adalah karena saking seringnya aku bertugas ke luarkota. Aku ingat mulai merasa memerlukan locker ini di Jogya karena keberatan dengan barang bawaan yang seabreg. Padahal kereta yang aku perlukan baru akan berangkat beberapa jam sesudahnya. Makanya kemudian aku dan temanku mencoba mencari-cari dimana kami bisa menitipkan barang bawaan kami sementara sehingga kami bisa jalan2 ke Marlboro tanpa beban. Ternyata di setasiun Tugu, lokasi lockernya ada di dekat pintu masuk selatan setasiun Tugu (lewat jl pasar kembang). Keberadaan locker di setasiun Jogya bisa dimaklum karena sering dimanfaatkan oleh turis2 backpacker atau turis lokal yang transit di Jogya seperti kami ini contohnya. Walah ngaku ngaku turis. Kami hanya perlu membayar dengan tarif cukup murah untuk penggunaan beberapa jam. Kuncinya juga kami boleh bawa. Sejak tahu di setasiun biasanya ada jasa locker atau tempat penitipan barang ini, aku kerap memanfaatkannya jika sedang berada di luarkota. Di Bandung tempat penitipan barang ada di setasiun lama (kebon kawung). Lokasinya bareng ama tempat info pariwisata. Biayanya murah banget, untuk 1 tas jika dititipkan dari jam 9 pagi hingga jam 7 malam kita cuma perlu bayar 3000 perak. Hampir sama dengan locker di setasiun baru Gubeng yang posisinya di setasiun gubeng baru (belakang Holland Bakkery). Titip barang dari jam 7 pagi hingga jam 6 sore aku cuma ditarik biaya 7000 perak. Sudah begitu aman pula. Dari beberapa locker setasiun yang ada di Indonesia tentu locker setasiun gambir yang paling sering kusatroni. Bagaimana tidak setiap bulan pasti aku selalu tugas ke Jakarta. Biasanya kalau aku mau pulangdari jkt ke surabaya, pagi hari aku sudah keluar dari rumah saudara sedangkan kereta biasa berangkat malam. Daripada bolakbalik kutitipkan saja barang-barangku di locker setasiun. Aku punya julukan untuk jasa penitipan barang di Gambir ini dengan sebutan locker setasiun termahal. Sebab Locker di setasiun Gambir memang yang mematok harga paling mahal dibanding di tempat lain. Dulu tempatnya di sebelah Twins Fried Chicken, dekat loket selatan. Tapi sekarang pindah, masih tetap di dekat loket selatan, hanya saja tepatnya di depan Holland bakerry. Untuk penitipan satu tas/barang selama satu jam kita mesti bayar 1000 perak. Padahal seringnya kita nitip sekitar 10-12 jam. Selain itu tasnya kadang lebih dari satu. Bisa dihitung berapa rupiah yang mesti dibayarkan. Tapi jika barang menginap kita cuma perlu bayar 15000 permalam. Meski mahal, suka dan tidak suka aku tetap memanfaatkannya. Saking seringnya kesana maka aku kenal semua penjaga locker di sana. Beberapa diantaranya bisa berbicara bahasa jawa, jadi memudahkan dalam berkomunikasi. Bahkan karena di Jakarta aku sering berpindah pindah tempat (dari rumah teman satu atau dua ke saudara) maka barangku kadang suka kuinapkan pula beberapa hari disana. Waduh barang aja bisa nginap bayar pula ya. hehehe. Tapi perlu diakui keberadaan locker ini sangat dibutuhkan. Buktinya locker setasiun Gambir ini tak pernah sepi peminat. Sayangnya jangan coba-coba mau menitipkan barang di hari libur lebaran. Sebab aku pernah mencoba melakukannya di hari libur lebaran haji lalu dan menelan kekecewaan karena tutup. Hingga aku mesti bawa-bawa tas besar keliling Jakarta. Alamak. Makanya harus tahu dan tanya pula jadwal operasional tempat penyimpanan di setasiun supaya tidak kecewa. Bravo locker setasiun.

Pempek Bu Kamto


Semalam kakak laki-lakiku baru pulang dari Jogya. Dua hari kemarin ia memang ikut kunjungan rektornya ke UMS dan UGM. Tentunya ia membawa oleh-oleh khas Jogya untuk kami. Selain bakpia Patok 25 rasa keju ternyata ia membawa pula Pempek Bu Kamto. Tentunya aku senang banget. Buatku pempek Bu Kamto sudah bukan makanan yang asing. Aku mengenal pempek bu Kamto sudah cukup lama sejak kakakku perempuan masih kuliah di Jogya. Kebetulan kami sama-sama penggemar makanan khas Palembang itu. Dulu setiap kali aku main ke tempat kos mbakku di Jogya, ia selalu mengajakku jajan di Pempek Bu Kamto ini. Dulu warungnya masih sederhana sekali. Lokasinya di jalan samping Ramai Swalayan (Jl. Marlboro). Tetapi seiring waktu berjalan kini warungnya sudah diperbarui dan menjadi lebih luas dan lebih bagus tapi tempatnya tetap di situ. Makanan yang disajikan tentunya sama seperti warung pempek lainnya yaitu pempek kapal selam, lenggang, lenjer, tekwan, model dan sebagainya. Jika di Pempek Bungamas Jakarta aku ngefans ama pindang ikan patinnya, di tempat ini sayangnya tidak menyediakan pindang ikan patin. Tapi aku masih punya menu favorit disini yaitu Pempek Kulit. Pempek Kulit bikinan warung pempek Bu Kamto Jogya sangat enak. Kalau dulu lebih enak lagi sebab kulit ikannya banyak jadi benar-benar teras yummi. Pempek Kulit ini penyajiannya dalam bentuk goreng dan biasa dimakan juga saos (campuran asam kecap) dan acar. Bisa pilih saos yang pedas jika suka. Tetapi dimakan tanpa saos pun juga enak. Harganya juga standard satu bijinya kalau belum berubah masih dibawah Rp. 10.000,00. Jika ingin membawanya sebagai buah tangan keluarkota lebih baik beli dalam bentuk mentah saja. Jadi begitu sampai di tempat,baru digoreng. Sebab pempek kulit ini lebih asyik jika dimakan panas-panas. Pokoke enak pol. Makanya jika sedang berada di Jogya aku jarang melewatkan diri mampir ke warung pempek Bu Kamto ini. Tertarik, coba aja.

Kamis, Januari 15, 2009

Hotel Topas Galeria

Beberapa hari yang lalu aku kembali bertugas ke Bandung. Berkunjung ke Bandung sudah bukan hal yang wah buatku karena setiap tahun bisa 3-5 kali aku mesti tugas ke kota ini. Hanya saja ada yang istimewa dari kunjunganku ke Bandung kali ini. Sebab aku bisa merasakan nikmatnya menginap di salah satu hotel yang cukup populer di Bandung yaitu Hotel Topas Galeria. Hotel Topas Galeria merupakan hotel berbintang yang sangat representatif. Lokasinya di pusat kota yaitu di  jalan Djunjunan dekat pintu tol Pasteur dan memiliki akses mudah kemana-mana. Hotel Galeria ini memiliki sekitar103 kamar. Fasilitas kamarnya mewah, dilengkapi AC, TV dengan channel TV Kabel, koneksi internet, telepon, dan minibar. Toiletnya jelas bersih dan bagus. Dengan slogan Hotel Kita Rumah Kita, mereka berusaha memberikan pelayanan yang terbaik. "Dari luar kelihatan mewah tapi didalam terasa nyaman seperti di rumah," ungkap seorang teman yang juga menginap di hotel ini. Sebagai hotel yang juga merupakan galeri maka kita bisa melihat berbagai barang-barang etnik asal Indonesia dan berbagai handicraft diberbagai pojok hotel. Setiap tamu mendapat jatah breakfast buffet dengan berbagai macam menu dari Indonesia seperti nasi goreng, mi goreng, ayam goreng, soto, lontongkari dan bubur ayam serta makanan model western seperti salad, roti, wafle,omelet, aneka juice, cofee dan sebagainya di Art Deco Coffe House. Tempatnya juga menyenangkan sebab berada di dekat kolam renang. Sehingga sembari makan bisa melihat birunya air kolam renang. Bagi yang ingin menikmati layanan makan dikamar (room service (24 jam)) juga bisa. Makanannya lebih bervariasi lagi, sebab ada sup buntut, sate hingga beef teriyaki, chicken katsu juga ada. Hotel ini juga menyediakan berbagai fasilitas seperti laundry, pencucian mobil, safe defosit box. Tak hanya itu juga bisa sewa mobil dan mengikuti paket tour. Selain itu ada drugstore yang menjual berbagai kebutuhan dan toko handicraft yang bisa kita manfaatkan bila ingin membeli oleh-oleh. Selain itu bila malam hari Anda ingin nongkrong dan mendengarkan musik bisa ke The Rock Cafe (dikelola pemilik hotel bareng Dani Dewa) yang berada di lokasi yang sama. Di hotel ini juga menyediakan beberapa ruangan yang bisa disewa untuk meeting dan konferensi. Pokoknya lengkap deh. Makanya bila Anda berkunjung ke kota Bandung tak ada salahnya sekali tempo mencoba menginap di hotel Topas Galeria ini. Dan nikmati sensasinya. Terimakasih buat pak Hari Triyuono, dirut Hotel Topas Galeria yang telah memberi kesempatan untuk bisa menikmati menginap selama dua hari di Hotel Topas Galeria dengan free compliement. Moga makin sukses saja.

Kamis, Januari 08, 2009

Pasar Baru Jakarta


Bagi warga Ibu Kota, nama Pasar Baru tentu sudah tidak asing lagi. Pasar Baru merupakan salah satu pusat perbelanjaan tertua yang masih bertahan hingga saat ini. Keberadaan tempat ini memang sudah sejak jaman VOC dan Belanda sekitar tahun 1820-an. Nama aslinya adalah Passer Baroe. Meski kini lebih populer dengan nama Pasar Baru tapi nama Passer Baroe tetap diabadikan di pintu gerbang masuk kawasan Pasar Baru hingga sekarang. Meski saat ini sudah berdiri cukup banyak pusat perbelanjaan megah di Jakarta tapi Pasar Baru masih bisa bertahan hingga sekarang. Menyusuri kawasan Pasar Baru memang mengasyikan. Kita bisa bebas berjalan tanpa khawatir dengan arus lalu lintas sebab jalanannya dibuat bebas kendaraan umum. Bahkan kini selain jalan berpaving, pemda DKI sengaja memasang atap sehingga pengunjung tidak kepanasan atau kehujanan saat berbelanja dari satu toko ke toko lainnya. Dari jaman dulu kawasan Pasar Baru dikenal sebagai tempat berburu sepatu sebab di tempat ini memang terdapat berderet toko yang menjual berbagai macam sepatu dan sandal. Sebagian dari toko-toko tersebut sudah ada sejak dulu. Kalau sedang beruntung maka kita bisa membeli sepatu berkualitas dengan harga miring di tempat ini. Selain sepatu, deretan penjual kain/tekstil juga masih bertahan. Penjualnya kebanyakan warga keturunan India. Mereka sebagian besar masih tetap tinggal atau memiliki rumah di kawasan Pasar Baru ini.Memang benar sekali jika di daerah Pasar Baru memang banyak tinggal warga keturunan India selain Cina dan Arab dan warga betawi dan pendatang pada umumnya. Oleh karena itu di Pasar Baru Selatan terdapat sekolah Gandi dan tempat peribadatan warga keturunan India ini.Di pintu masuk kawasan Pasar Baru bagian selatan kita bakal menemui beberapa orang penjual mata uang asing kaki lima. Beberapa toko peralatan olah raga dan alat musik tampak ada beberapa pula. Tapi sepanjang jalan kawasan Pasar Baru ini memang toko sepatu dan tekstil yang terbanyak. Di ujung utara atau pintu gerbang utara Pasar Baru ada gedung Metro Atom Pasar Baru. Selain baju, arloji, tempat ini dikenal sebagai pusatnya toko kamera di Jakarta. Selain toko kamera yang menjual merk kamera, baterai dan sebagainya juga banyak yang membuka layanan servis kamera. Aku sendiri pernah memanfaatkan layanan servis kamera ini saat kamera digital kantor tiba-tiba ngadat. Untung bisa segera diperbaiki dengan harga tidak terlalu mahal. Di samping Metro Atom ada gedung Harco Pasar Baru. Harco Pasar Baru merupakan tempat yang populer untuk berbelanja perlengkapan salon. Segala macam alat-alat salon maupun bermacam produk kosmetik dijual di tempat ini dengan harga lumayan miring. Bahkan ada pula sekolah untuk jadi pegawai salon atau ahli potong rambut dan sebagainya. Terus terang aku agak lumayan paham kawasan Pasar Baru karena Sekitar 3 tahun yang lalu aku pernah sempat tinggal atau indekos di salah satu rumah di sekitar Pasar Baru atau tepatnya pasar baru timur dalam ini selama setahun. Jadi dulunya hampir setiap hari aku menyusuri wilayah ini. Tinggal di kawasan Pasar Baru memang mengasyikkan. Bayangkan hanya dengan berjalan kaki saja kita bisa membeli berbagai kebutuhan kita. Pingin belanja barang bermerk seperti di mall,bisa belanja di Matahari, Rimo atau Ramayana yang juga ada di tempat ini. Pingin belanja buku, ada Gramedia. Mau beli sepatu atau kain tinggal pilih. Pokoknya asal ada uang gampang. Tanpa perlu uang transport. Hahaha. Tinggal di tempat ini sangat strategis sebab mau naik kendaraan umum ke arah mana saja gampang. Seperti pintu kemana sajanya Doraemon aja. Selain itu berburu makanan di tempat ini jg mudah. Banyak warung prasmanan (gaya Semarangan) yang menjual berbagai menu makanan dengan harga murah. Selain itu juga ada warung pecel lele dan soto Lamongan dan masih banyak lagi. Pokoknya tak perlu khawatir soal makanan di daerah Pasar Baru.
Karena mengandung nilai sejarah Batavia tempo dulu maka di tempat ini setiap ini setiap tahun selalu diadakan peringatan Festival Pasar Baru bertepatan dengan hari ulang tahun Jakarta.

Pindang Ikan Patin

Salah satu kebiasaanku jika berada di Jakarta adalah makan di foodcourt. Bukan nyombong tapi terpaksa. Sebab di tempat ini aku bisa duduk lama mengusir capek setelah berjalan kesana kemari, dan tanpa takut bakal diusir. Meski doyan tapi aku agak malas jika mestSi makan fast food. Biasanya menu yang sering kupilih jika makan di foodcourt adalah makanan khas palembang.Terus terang aku bukan orang asal Palembang dan sama sekali tidak punya darah keturunan Palembang.Bahkan mengunjungi kota Palembang saja belum pernah. Tetapi entah mengapa aku ngefans berat makanan asal Palembang yang berbau ikan-ikanan itu. Mulai dari empek-empek, lenggang, tekwan, model sampai sejenis pindang. Hari ini aku juga nongkrong di foodcourt lagi. Kebetulan ibu sohibku titip minta dibelikan celana panjang. Menurutku tempat belanja celana murah adalah ITC Cempaka Mas. Alasannya aku ke sana adalah barang, modenya banyak plus harganya murah dan tak perlu nawar. Jadilah aku ke ITC Cempaka Mas. Setelah selesai belanja kuputuskan makan sebab cacing-cacing di perutku minta diisi sebab memang udah jam makan siang. Meski sudah beberapa kali ke ITC Cempaka Mas, tadi aku sempat kebingungan waktu nyari foodcourt yang berada di lantai 5. Tapi sesudah sempat nyasar di tempat parkir mobil dan bertanya pada bapak satpam yang baik hati, akhirnya sampai pulalah aku di foodcourt ITC Cempaka Mas. Di Foodcourt ini banyak banget stan yang menjajakan makanan dari makanan tradisional sampai fastfood juga ada. Dari model nasi uduk, soto hingga steak juga tersedia. Tinggal pilih. Saat aku memasuki area foodcourt beberapa pelayan menawarkan aku berbagai menu dari stan mereka masing-masing. " Paket ayam bakar, Bu, murah." "Mau donat panas, enak mbak" Tapi aku cuma tersenyum dan tetap melenggang menuju tempat favoritku. Di foodcourt ITC Cempaka aku memang cuma ngefans satu tempat yaitu stan Pempek Bunga Mas. Sebenarnya Pempek Bunga Mas disini cuma cabang dari Pempek Bunga Mas 18. Setahuku memang di Jakarta ada beberapa tempat yang berlabel Pempek Bunga Mas, seperti di Kelapa Gading Mall, Boulevard Raya Kelapa Gading, Mall Taman Anggrek dan banyak lagi. Tapi terus terang aku ga tahu sebenarnya kantor pusate dimana. Di Jakarta aku yang biasa beli ya di ITC Cempaka Mas. Menurut catatan yang tertera di notanya, Pempek Bunga Mas ini sudah berdiri sejak 1981. Menu yang ditawarkan hampir sama dengan warung Pempek yang lain semacam, pempek kapal selam, Lenjer, Lenggang, Tekwan, Model, Pindang Udang, Pindang Iga sapi. Dari berbagai menu yang dijual, aku paling ngefans ama yang namanya Pindang Ikan Patin. Pindang Ikan Patin ini semacam sop ikan. Dimana tampilannya terdiri dari Sepotong Ikan Patin, tomat hijau, kemangi, dan nanas yang tercampur dalam kuah berwarna kuning kemerahan dengan rasa asam dan pedas. Sekilas merupakan perpaduan dari asam-asam dengan tomyam. Rasanya menurutku enak banget. Ikan patinnya tidak digoreng dulu. Meski begitu tidak amis. Jika merasa kurang pedas sudah disediakan sambal nanas (campuran cacahan cabe dan nanas) yang sewaktu-waktu bisa ditambahkan. Sedang bagi yang gila makanan lebih asam lagi, tinggal menambah peresan jeruk nipis yang sudah disiapkan saat penyajian. Paling enak tentunya dimakan bareng nasi. Pokoke enak banget. Apalagi harganya juga tidak terlalu mahal untuk ukuran kelas foodcourt. Aku hanya mengeluarkan uang Rp. 20000,- untuk menu yang kupesan sudah termasuk nasi dan sebotol teh sosro. Bagi penggemar makanan serba ikan, Rugi jika tidak mencoba. Sayangnya aku belum pernah menemukan makanan model begini di Surabaya, jika ada tentu lebih sip. Semoga aja Pempek Bunga Mas mau membuka cabang di Surabaya. Jadi aku bisa makan Pindang Ikan Patinnya sewaktu waktu tanpa nunggu ke Jakarta dulu. Dasar kemaruk ya.hehehe

Rabu, Januari 07, 2009

Berburu DVD murah


Setiap kali aku bertugas di Jakarta salah sohibku di Kediri sering nitip aku membelikannya kaset DVD. Maklum saja di Kediri hanya ada satu gedung bioskop dan lebih seringnya memutar film Indonesia. Meski sekarang sudah punya lima studio tapi tetaplah film film barat terbaru belakangan diputar. Alias ketinggalan banget. berhubung sohibku suka banget nonton film maka ia minta bantuanku buat mencarikan kaset-kaset DVD seperti yang diinginkannya. Awalnya aku bingung kemana aku mesti berburu kaset DVD film barat (mohon maaf bajakan). Aku sempat mencarikannya di pasar atom Surabaya tapi tidak menemukannya. Sesudah mendapat info bahwa biasanya orang-orang berburu kaset DVD di kawasan Glodok, maka suatu waktu saat sedang berada di Jakarta aku beranikan diri ke Glodok. Dulu aku memang pernah pergi ke daerah ini bersama seorang teman kantor untuk beli MP3. Tapi aku ga ngerti dimana tempat penjual kaset DVD. Semula kukira penjual kaset DVD ada di dalam pertokoan Glodok ternyata tak ada. Akhirnya aku nekat cari di pinggiran Glodok yang ternyata memang banyak banget penjual kaki lima yang menjajakan kaset DVD ini. Temanku cuma ngomong carikan film-film baru, yang dapat Oscar tahun 2007-2008, seperti Le Viere, Golden Compass dan sebagainya. Saat aku tanya pada penjual-penjual itu mereka menjawab tak ada. Ia malah menawariku DVD Ayat-Ayat Cinta yang waktu itu sedang booming. Tak mau menerima penolakanku ia kembali nekat. "Kalau Bokep banyak, mbak." Ha? bokep. Aku sempat bingung apa sih bokep. Tapi begitu liat gambar2 gambar di sampulnya aku langsung tanggap aduh pasti itu film porno. Apalagi penjualnya juga seram banget aku langsung ngacir deh. Aku nekat cari di pedagang lainnya, melihat tampang penjualnya yang rata2 agak preman itu aku jadi takut dan pilih pulang tanpa hasil. Tak sengaja suatu waktu aku lewat di ITC Roxy Mas ternyata ada satu counter yang menjual berbagai film DVD dan berada di depan pintu masuk. Aku awalnya sekedar coba-coba saat bertanya tetapi ternyata berbagai judul film peraih Oscar yang kusebutkan sebagian besar dia sediakan. harganya cukup murah hanya Rp. 6000,00 satu kepingnya. Jika beli 10 bonus 1. Jika juga bisa memintanya memutar sebentar di TV yang disediakannya supaya memastikan ada gambar dan suaranya. Sayangnya jangan bermimpi dapat film Indonesia bajakan disini, ga bakal nemu. Kalau yang asli dia sediakan. Dia cuma sediakan film bajakan dari luar, entah versi barat atau Korea. Plus koleksi lagu2 MP3. Sejak tahu tempat ini, setiap aku ke Jakarta sohibku sudah sodorin beberapa judul film yang dipesannya. Karena aku ga mengikuti yang namanya film kadang bingung juga menjelaskan ke mbak penjaganya kalau infonya kurang lengkap. Pernah nyari film kuno macam Erin Brokovic, American Beauty tapi udah tak ada. Tapi jika tanya film baru pasti ada. Ternyata selain di Roxy, di Point Square Lebak Bulus atau di ITC Cempaka Mas juga banyak penjual kaset DVD film bajakan ini. Tapi aku tetap lebih suka belanja yang di Roxy mas karena gampang transportnya. Mengetahui aku sering dititipin sohibku kaset DVD, sekarang teman-temanku kantor jadi ikut-ikutan titip juga.Tak hanya film barat baru semacam Twilight, Hulk, serial drama korea pun disuruh nyariin. Aku sempat kerepotan soale dia minta film Boys Before Flower alias Meteor Garden versi Korea. Ternyata belum edar. Sedang film serial korea kuno seperti Hotelier, Lavender sudah tak ada. Ya udah sebagai alternatif beliin Full House aja. Waduh lama-lama aku jadi apal judul-judul film deh. Sepertinya dari jasa titip menitip ini bisa dibisnisin juga kali. Lumayan nambah uang saku. Hahaha. Ga lah. Menyenangkan teman kan termasuk ibadah.

Sabtu, Januari 03, 2009

Cafe Batavia

Bila aku sedang berada di Jakarta, salah satu sohibku suka mengajakku jalan-jalan sekaligus makan pastinya. Kami suka hunting makanan dan tempat baru. Mulai kelas warung kaki lima sampai yang sekelas resto kadang nekat dicobain. Suatu waktu tiba-tiba ia ngajak aku ke Cafe Batavia. Meski udah pernah dengar tapi seperti apa Cafe Batavia itu aku belum punya bayangan. Dalam gambaranku mungkin seperti Starbuck atau Excelso. Tapi saat ia membawaku ke daerah setasiun kota aku jadi bingung. Perasaan di sekitar setasiun kota tidak ada tempat yang cocok buat nongkrong. Ternyata temanku juga belum tahu seperti apa Cafe Batavia ia cuma tahu ada Cafe Batavia di daerah setasiun kota yang cukup terkenal. Kami lalu sama-sama mengira jika Cafe Batavia itu ada di Museum Sejarah Jakarta ternyata saat kami bertanya pada orang-orang di sekitar situ ternyata bukan. Cafe Batavia terletak di depan Museum Sejarah Jakarta. Saat melihat bangunan Cafe Batavia yang didominasi jendela kaca dan kanopi warna hijau serta jendela kaca dibagian atas, maka saat melihat dari bagian luar aku sempat bertanya-tanya seperti apa ya isinya, mahal gak ya harga menunya. Tapi karena sama-sama suka tantangan maka kami pun nekat masuk ke bagian dalam. Cafe Catavia ini memiliki bangunan dengan gaya kolonial Belanda. Bangunannya terdiri dari dua lantai. Sebenarnya bangunan ini sudah didirikan antara tahun 1805 hingga 1830. Tapi baru berfungsi sebagai cafe ini sejak tahun 1992-1993. Di lantai dasar atau pertama kita bakal menemui cafe bar dan kursi meja yang ditata dengan bagus.Interiornya unik.Apalagi di lantai dua, tatanan kursi, meja dan hiasan lampunya sangat cantik dan mewah tapi tidak meninggalkan kesan kuno. Dari lantai atas dengan melihat ke jendela maka bakal bisa melihat bangunan Museum Sejarah Jakarta dan Taman Fatahillah. Satu lagi yang membuat lebih menarik mulai dari lantai bawah hingga atas banyak sekali dipajang foto-foto. Bahkan di toiletnya pun dipajang foto-foto. Kami sengaja memilih duduk di bawah dengan pertimbangan lebih banyak pengunjungnya dibandingkan dilantai atas yang kebetulan siang itu agak sepi. Cafe Batavia ini memang biasa buka dari jam 8 pagi hingga 1 malam. Tamunya kebanyakan wisatawan mancanegara yang ingin merasakan nostalgia Jakarta tempo dulu. Saat pelayannya menawarkan daftar menu pada kami, kami coba baca satu persatu.Menu yang ditawarkan umumnya chinese food macam capcai seafood hingga model Eropa semacam tenderloin steak hingga lobster. Minuman yang ditawarkan kebanyakan berlabel beralkohol. Bayangkan dari daftar menu aku sempat mencatat berbagai macam wine, bourbon whiski, cognac, yang hargaya mulai puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Tapi tak perlu khawatir disini kita bisa memilih minuman halal seperti juice, teh coffe hingga caffucino dan soft drink. Akhirnya kami juga hanya memutuskan membeli minuman juice dan cappucino. Sebenarnya selain fresh juice (tomat,apel, jeruk atau semangka) adapula berbagai jenis cocktail dengan nama unik macam batavia punch, fatahilah punch, si Jagur Punch. Sayang karena tidak memesannya maka tidak tahu seperti apa wujudnya. Yang jelas untuk minuman cofe dan juice harganya rata-rata masih sekitar 17500 hingga 25.000 rupoah. Tapi jangan salah kita masih bakal dikenai charge service dan tax masing2 10 %. Alias mahal banget.Harganya benar-benar bintang lima.Sebenarnya kami ingin memotret bagian dalam museum tapi perijinannya agak sulit. Jadi cuma bisa motret pakai camera handphone doang.Tapi tak apalah sekali-sekali merasakan bagaimana nikmatnya nongkrong di Cafe Batavia. Jika tertarik, coba aja.

Jumat, Januari 02, 2009

Museum Sejarah Jakarta

Sekitar dua tahun lalu aku pernah mengunjungi Museum Sejarah Jakarta dan hendak menuliskannya sebagai artikel di sebuah media bernuansa travelling.Sayang berhubung majalah tersebut vakum maka batal deh.Karena aku udah terlanjur janji pada pemandu wisatanya maka aku ingin menulis ceritanya di blog saja. Yang namanya Museum Sejarah Jakarta mungkin udah banyak yang tahu. Lokasinya ada di jalan Taman Fatahilah atau dekat setasiun Kota Jakarta.Awalnya aku kesana hari Senin tapi ternyata tutup.Museum Sejarah Jakarta hanya beroperasi dari hari Selasa hingga Minggu. Memandang dari depan Museum Sejarah Jakarta maka kita bakal melihat bangunan bergaya arsitektur Eropa. Di bagian depannya ada halaman atau taman luas yang dikenal sebagai Taman Fatahilah. Di tempat itu ada beberapa meriam yang sengaja dibiarkan terletak disitu sebagai bukti warisan jaman perang dulu. Bila ingin memasuki Museum Sejarah Jakarta kita bakal dikenai tarif sebesar 2000 perak, murah banget kan.Tapi mohon maaf jika ternyata sekarang harganya sudah naik. Sebenarnya Museum Sejarah Jakarta dipelopori pembangunannya oleh pemerintah VOC, Jan Pieterzon Coen, tapi baru diresmikan saat dipimpin Gubernur Jenderal Abraham pada tahun 1710. Bangunan Museum Sejarah Jakarta ini merupakan gedung Balaikota Batavia yang ketiga yang digunakan hingga akhir Abad ke 19.Sebelum jaman penjajahanJepang, gedung ini berfungsi sebagai kantor Gubernur Jawa Barat. Mulai tahun 1963 hingga 1972 dimanfaatkan sebagai markas TNI dan Kodim 0503 dan pada tahun 1973 dipugar dan pada tahun 1974 dijadikan Museum Sejarah Jakarta hingga sekarang. Jika kita berkunjung ke Museum Sejarah Jakarta maka Di lantai atas, Kita bakal bisa melihat peninggalan jaman dulu seperti meja,kursi, cermin dan lain-lain.Juga ada balkon yang dulunya biasa digunakan penguasa VOC menyaksikan para narapidana dihukum di lapangan depan gedung ini (taman Fatahilah sekarang). Selain itu terdapat perpustakaan yang menyimpan ribuan judul buku peninggalan jaman dulu kala. Di bagian bawah ada dua buah penjara bawah tanah. Penjara bawah tanah ini memiliki atap yang rendah dengan jendela dan pintu berteralis dengan bentuk melengkung. Di dalam penjara bawah tanah terdapat beberapa rantai bola besi yang dulu biasa digunakan mengikat narapidana. Dulunya penjara bawah tanah ini sering terisi sesak para narapidana yang menunggu hukuman mati.Cukup banyak yang mati didalam penjara ini karena penyakit tipus,kolera dan disentri.Makanya waktu aku diminta memotret penjara ini dari bagian dalam oleh pemandu langsung merasa merinding.Habis masih terasa sisa mistisnya. Selain itu di taman belakang ada beberapa meriam yang tampak terawat. Yang paling populer tentu Meriam Si Jagur. Meriam Si Jagur ini dibuat oleh NT Bacarro di Maccau untuk benteng Pertugis di Malaka namun karena Malaka jatuh ke tangan VOC maka meriam ini dibawa ke Batavia. Dulunya meriam yang memiliki berat 3,5 ton ini letaknya di bawah jembatan setasiun kota tapi sejak beberapa tahun lalu dipindahkan ke museum sejarah Jakarta. Meriam yang pada bagian buntutnya terdapat pahatan jari jempol yang diapit jari telunjuk dan jari tengah ini yang menunjukkan lambang kesuburan ini dulu sering dikunjungi orang dengan membawa sesaji tapi sekarang sudah jarang lagi. Selain itu masih banyak prasasti yang terdapat di dedung museum Sejarah jakarta ini. Jadi jika Anda pingin piknik sembari mempelajari sejarah Jakarta tidak ada salahnya mampir ke MUSEJA.

Kamis, Januari 01, 2009

Malang Batu Selorejo


Hari libur peringatan tahun baru Islam/Hijrah 1430 kemarin jatuh pada hari Senin. Kebetulan ada salah seorang teman dari Jakarta yang memutuskan cuti tahunannya dengan berlibur ke Surabaya maka aku sengaja mengajaknya jalan-jalan ke malang pada hari senin itu. Kami berangkat bertiga dari surabaya dan sesampainya di Malang kami berkumpul jadi 5 orang. Tentunya kami tak mau hanya jalan-jalan di dalam kota Malang saja.Sebab ga ada tantangannya. Kami pun memutuskan keluar kota. Dengan mengenai Expass milik salah satu dari kami maka kami melaju menuju Batu. Perjalanan dari Malang ke Batu sangat mengasyikkan karena kami mulai pelototi tempat-tempat makan yang biasa ramai dikunjungi. Salah satu sohibku yang sudah lama tinggal di malang tentu cukup mengenal dimana warung atau resto yang patut dikunjungi jika orang berlibur ke Batu. Di sepanjang jalan Mojorejo, selain penjual buah-buahan ada Warung Rujak Sawo yang menjual berbagai rujak mulai rujak cingur hingga rujak buah. Menurut temanku sebenarnya warung itu cuma cabangnya saja sebab warung pusatnya ada di jalan sawo malang makanya biasa dinamakan rujak sawo. Katanya memang enak tapi sekarang sudah tidak seheboh dulu lagi. Sesudah itu ia mengatakan biasanya rekan-rekannya biasa berburu makanan sate kelinci di dekat daerah ini pula. Ada 2 tempat yang dikenal laris menjual sate kelinci, warung lesehan sate kelinci, dan sate hotplate. Tapi keduanya disajikan dalam bentuk hotplate alias dalam pinggan panas kayak chicken hotplate.Menurut dia untuk sate kelinci lebih enak yang di warung lesehan sedang di sate hotplate lebih enak sate ayam dan sapinya. Selain itu ada bandeng bakar pak Naim. Warung bandeng bakar ini ternyata cabang dari Bangil Pasuruan.Berhubung temanku tak begitu suka bandeng jadi tidak bisa mendiskripsikan bentuknya mungkin hampir mirip bandeng asap. Oya di sepanjang jalan Mojorejo ini jangan kaget bila melihat banyak rumah yang berubah peran sebagai tempat pijat/massage. Dengar-dengar sih ada layanan plus-plusnya. Benar atau tidaknya, tak taulah. Memasuki kota batu ia menjelaskan ada 2 rumah makan yang populer disini yaitu Warung Bethany dan warung jawa. Bethany menjual berbagai masakan tapi yang populer model ayam bakar atau seafood. Selain itu sambal pencitnya katanya layak dicoba.Kalau warung jawa yang lokasinya berdekatan dengan bethany menunya seperti nasi campur dan krengsengan. Dan ada angslenya yang enak. Tapi sekali lagi mohon maaf karena aku belum mencoba semuanya. Selama ini jika ke Batu memang hanya ada satu tempat makan favoritku yaituPasar Senggol. Lokasinya di dekat Patung Apel atau sebrang Plasa Batu. Jika siang hingga sore di tempat ini berjajar penjual makanan dan minuman. Yang paling banyak adalah menu gado-gado, bakso malang plus pansitmi.Tapi kalau ingin tahu campur, soto dll juga ada. Puasa kemarin aku sempat jadi penonton teman-temanku makan gadogado, sekarang aku ga mau. Aku mesti milih makan gado-gado batu. kami makan di warung gado-gado dik untung.Yang namanya gado-gado di jawa timur kan beda. Campuran bumbu kacang dan santannya terasa enak. Apalagi jika disajikan dengan sayuran, kubis, taoge dan timun plus potongan telur,kerupuk, dan sambal piuh enak tenan.aku tak begitu tertarik saat mencicipi bakso yang dimakan teman-temanku di dekat situ, terusterang tidak terlalu istimewa menurutku. Aku malah puas banget dengan es campur yang kupesan di warung es disitu. pokoknya 2 tempat di kanan Gado-gado Dik Untung.penjualnya mbak-mbak berjilbab. Es campurnya tuh beda, isinya buah apokat, gudir, agar-agar, cao dan pakai santan tanpa susu. Sirupnya terasa enak,ga terlalu manis. Pokoke enak banget, berbeda ama es oyen ataupun es rumput laut yang biasa dijual di surabaya. mau deh minum es campur itu lagi. sebelum melanjutkan perjalanan, sohib-sohibku sengaja membeli minuman di depat susu segar ganecha yang ada di tempat itu pula untuk bekal perjalanan lagi. Depot Susu Segar Ganeca ini sudah terkenal sejak dulu, pelanggannya dari berbagai kota. Selain minuman susu segar yang dikemas dalam gelas dan beranekarasa seperti coklat stroberi dll juga ada yogurt berbagai rasa. Rasanya segar dan tidak terlalu enek.Puas makan di batu kami meneruskan perjalanan ke Selorejo. Kami sempat memberi penjelasan pada teman dari jakarta tempat wisata yang top di batu seperti Selekta, Agrowisata serta Songgoriti. Kata teman-teman Songgoriti lebih dikenal dengan nama Lembah Nista, kenapa alasannya?pikir sendiri.hehehe.Kemudian kami lewat kawasan berbelok belok yang dikenal dengan Wisata Payung. disini tepat disisi jurang banyak warung jagung bakar. Biasanya kaum muda dari Malang suka nongkrong di warung-warung ini.sebab dari sini sangat mengasyikkan melihat pemandangan. Selanjutnya kami melewati Pujon dan Mantung yang dikenal sebagai sentra petani sayur mayurnya, dan sempat melihat penunjuk arah ke Cobanrondo. Aku ga terlalu tertarik ke tempat berbau air terjun begitu soalnya bayangin naik turun tangganya saja sudah capek.dasar malas.hehehe. Akhirnya kami sampai juga ke Selorejo. Waduk Selorejo cukup terkenal.Meski terhitung dekat dari Kediri (tempat asalku) karena posisinya antara kediri dan malang tapi baru pertama kali ini aku tempat ini. Di tempat ini ternyata cukup ramai karena saat hari libur. Sesudah puas potret -potret pemandangan kami bingung mau ngapain. banyak tukang perahu yang menawari kami naik perahu. "Murah mbak hanya dua puluh ribu saja". Sebenarnya aku inginnya naik perahu boat sebab kalau perahu boat dulu sekali aku pernah naik saat piknik di Bedugul, Sarangan dan waduk Gajah Mungkur.Tapi karena sohib-sohibku ingin naik perahu dayung akhirnya kami berlima naiklah perahu dayung yang dikemudikan dua orang tukang dayung. Terus terang aku agak ngeri juga. Tapi tukang dayung meyakinkan aman-aman saja.Meski bisa berenang tapi kalau sampai jatuh gimana.pokoke berdoa saja. Kami saksikan selain pengunjung2 lain yang berperahu banyak pula nelayan yang cari ikan.Aku jadi ingatpernah liat di TV ada nelayan yang bawa anjing saat menangkap ikan di tempat ini. Aku tanyakan pada tukang perahu apa kenal dengan orang itu ternyata tidak.sayang sekali.Kan seharusnya bisa jadi bahan berita bagus tuh. Aku sempat diledeki sohib-sohibku, "Katanya piknik masih sempat-sempatnya mikirin pekerjaan." hehehe, dasar.Suasana waduk selorejo lumayan bagus.sebenarnya kalau sedang musim jambu, kami bisa naik perahu ke kebun jambu dengan tarif 50 ribu saja tapi karena ga musim ngapain lama-lama di atas perahu. Sesekali kami ceburkan tangan di dalam air. Terus terang aku agak ngeri juga makanya begitu sampai di tepi aku senang banget. Teman-teman ajak kami ke jembatan gantung. jembatan gantung ini menghubungkan lokasi ini dengan kolam renang. Terang aja kami ga berani coba, wong jembatannya ngeri banget.Aku jadi ingat musibah ambruknya jembatan gantung di Batu Raden Purwokerto beberapa tahun lalu. Mana ini tanggal 1 suro, nggak deh.Makasih.Jadi kami cuma berani berfoto di tepi jembatan.Cuma temanku yang dari Jakarta yang memang badannya kecil berani berpose di atas jembatan gantung.Lainnya, hahaha nolak mentah-mentah. Meski banyak warung makan yang menyajikan menu berbagai macam ikan, mujaer, wader dll tapi karena kami sudah kenyang maka tak mau mncicipinya. Pulang dari selorejo kami sempat berfoto di pinggir jalan antara Ngantang Pujon yang dialiri sungai nan deras dan bagus. Pingin sih main air di sungai tapi parkirnya susah. ya udah agak jauhan ga apaapa deh. Selanjutnya kami mampir di Dewi Sri. Bukannya mau masuk ke tempat pemandiannya tapi berbelanja oleh-oleh.Beli sayur mayur di tempat ini murah sekali, sop-sopan 5000 bisa dapat sekeresek besar.Isinya sudah wortel, daun pre,buncis dan bunga kol.Padahal di sby aku beli wortel 4 biji aja sudah 2500. selain itu kami beli apel, apel manalagi dan rombeauty kan memang terkenal dan asli dari tempat ini.Lagi-lagi aku puji pedagangnya yang pintar marketingnya.Tau kami datang berombongan ia langsung menyodorkan apel yang langsung dipotongnya jadi beberapa bagian.Ga cuma satu tapi dua.Karena manis dan murah so pasti kami jadi membelinya.
Sebenarnya pingin beli jamur merang tapi kayaknya sedang ga musim, ada tapi ga menarik.Sempat pula beli keripik ketela merah yang khas malang.Ehn enak.Ada juga yang pingin beli tanaman dan bunga yang banyak dijual disana tapi tau sendiri, kebanyakan sampai di sby bisa ga tumbuh.hahaha rugi.Kamipun langsung. Malamnya kami sempat makan dimalang.Sohibku ajak kami makan di warung bakmi yang berada di kawasan jalan Coklat Malang.Kalau ga salah namanya Karya Tani.Dulu tempatnya bukan disini, baru pindah.Yang kuingat dari warung ini adalah lamanya antri. Beneran kami berlima pesan 3 menu.Aku sengaja pilih menu yang banyak dipesan orang karena biasanya warung begini masaknya masal. Alamak jadi kayak serasa kondangan makan model meja seperti pesta kawinan chinese.Gimana tidak sekian lama nunggu, menu pertama datang tami capcai.Langsung kami serrbu ramai-ramai setelah meminta 5 piring untuk kami.Tami habis, menu kedua belum datang, nunggu lama lagi, baru dapat nasi goreng. Nasi goreng habis menu ketiga beum muncuk.Saat kami sduah hampir putus as baru datanglah mi goreng. Padahal meski ramai tidaklah terlalu ramai banget tapi kenapa pelayannya lama amat. Kami akui rasanya lumayan dan murah banget. Mungkin itu yang bikin ramai. Apalagi ia bisa jual minum teh seharga 500 perah.Hari gini 500 perak.alamak.Yang jelas kami cuma ketawa-ketawa nonton cara penyajian makanan di tempat ini.Ga bakalan mau balik kalau cuma berdua. Kalau ramai-ramai sih no problem,itung-itung pinjam tempat nongkrong.dasar. hahaha.Yang jelas libur yang menyenangkan deh