Selasa, Desember 23, 2008

Terkenang Hotel Selekta Permai

Sejak pertama kali aku bertugas ke Bandung, hanya satu hotel yang jadi langgananku. Namanya Hotel Selekta Permai. Aku mengetahui nama Hotel ini dari teman-temanku yang lebih dulu biasa tugas ke Bandung. Hotel ini sengaja dipilih karena lokasinya di jalan Pasir Kaliki yang berarti dekat dari Setasiun Kebon Kawung. Jangan bayangin hotel mewah dan berbintang. Hotel Selekta Permai ini hanya merupakan hotel melati 3. Aku suka menginap di hotel ini karena selain harganya murah, transportasinya juga gampang. Dari depan hotel aku bisa naik angkutan umum jurusan kemana saja. Dulunya jalan ini kan terdiri dari dua arah tetapi mulai beberapa tahun belakangan ini hanya searah saja. Meski begitu transport tetap lebih gampang. Selain itu enaknya lagi guampang banget cari makan. Jika bosan dengan sarapan pagi hotel yang hanya menyajikan nasi goreng dan teh panas atau roti dan telur dengan kopi, aku bisa makan gudeg bu Ratna yang berada tepat di sebrang jalan hotel Selekta. Kalau malam, wah di sepanjang jalan pasir kaliki banyak warung kaki lima yang menyajikan berbagai menu mulai sate blora, warung seafood parahyangan, hingga mi surabaya dan nasi uduk juga ada. Mau lebih mahalan ada warung Cepot yang cuma berjarak beberapa rumah saja. Tetapi warung favoritku adalah ayam bakar Semar yang berada di pojokan jalan Semar alias depan hotel Selekta pula. Ayam bakarnya uenak, bisa pilih bagian, dada, paha atau kepala selain itu juga bisa makan berbagai macam pepes (jamur, tahu, ) dan sayur asem or sop ceker. Satu lagi yang lebih mantap sambalnya. Meski ada sambal dadak atau sambal merah aku paling suka sambal hijaunya. Pokoke enak tenan. Jika menginap di hotel Selekta dan pingin jalan2 malam hari ga perlu bingung angkot, cukup jalan kaki sudah sampai Istana Plasa, salah satu mall yang ngetop di Bandung. Beli oleh-oleh juga gampang, cukup di toko oleh2 kerupuk2 khas Bandung di gang Sumanta sebelah hotel atau jalan sedikit ke Kartika Sari di jl. H.Akbar yang terkenal dengan bolennya itu. Makanya aku kerasan banget menginap di hotel Selekta Permai. Apalagi hotelnya juga cukup bersih, meski ga ber AC ada kamar mandi dalam dan air panas. Pelayannya juga baik-baik. Meski ga kenal nama tapi aku hapal satu persatu pada pelayan hotelnya yang umumnya sudah setengah baya. Bisa dimaklumi dalam setahun aku bisa 3-5 kali menginap disini. Keberadaan mereka membuatku nyaman meski harus menginap sendirian di hotel yang terdiri dari puluhan kamar ini. Mereka pun juga selalu menyapa jika tahu aku sudah tampak di sana. " Kapan datang, Neng," begitu selalu sapa mereka dengan logat Sunda yang kental. Bahkan jika aku malas naik angkot sering minta bantuan pegawai hotel untuk mengantarku dengan motor, jadi bisa dijadikan tukang ojek sementara. hehehe. Tak hanya itu saja, belakangan anak pemilik hotel itu jadi salah satu relasiku. Sejak kenal baik dengannya aku jadi sering diberi diskon olehnya. Meski saat week end atau hari libur hotel penuh, kalo udah aku yang pesan pasti deh diberi jatah. Wis tambah krasan. Pokoknya Hotel Selekta itu sudah seperti rumahku sendiri di Bandung deh. Sayang seribu sayang kini semua tinggal cerita. Sejak sekitar setahun yang lalu, hotel ini sudah ditutup. Menurut pemiliknya terpaksa dijual karena mau dibagi warisan. Pegawai-pegawainya semua diPHK dan diberi pesangon. Sungguh menyedihkan. Aku terpaksa mencari hotel lain jika menginap di Bandung. Dan sampai kini aku belum menemukan lagi suasana hotel yang seperti Selekta Permai lagi.

Selat Solo


Jika semua anggota keluarga berkumpul di rumah, mamaku biasa memasakkan makanan kegemaran kami. Salah satu menu yang jadi andalan mama adalah Selada. Yang dimaksud selada ini adalah masakan yang terdiri dari selada segar, potongan wortel dan buncis rebus, kentang goreng, putih telur rebus dan disajikan dengan daging masak kecap dan acar mentimun. Ada tambahannya lagi saus kuning telur. Rasanya? uenak banget. Bikin kami semua ketagihan. Bahkan teman2 yang sudah pernah mencobanya pun sangat menggemarinya. Pokoke jempolan deh. hehehe. Sebenarnya Selada ini mirip bistik atau Selat Solo. Pernah dengar Selat Solo kan? Selat Solo itu adalah salah satu makanan khas Solo. Aku mengenal masakan ini sejak aku mulai kulia diSolo dulu. Makanan Selat Solo ini dijual diberbagai tempat. Dari mulai penjual makanan keliling yang suka lewat di depan kos-kosan, warung kaki lima hingga rumah makan. Rumah makan yang sangat ngetop kayak RM Adem Ayem aja juga menyebutkan Selat Solo sebagai salah satu menu yang dijualnya. Meski cukup banyak warung atau rumah makan yang menjual Selat Solo tapi hanya satu yang jadi favoritku tiap datang ke Solo. Namanya Warung Mekar Sari. Letaknya di jalan RM Rajiman atau tepatnya sebelah barat Singosaren Plasa. Dari singosaren plasa cukup berjalan kaki sebentar saja sudah sampe warung ini. Meski juga menjual gudeg, lontong opor maupun gado2, tapi menurutku Selat Solonya yang kelihatan paling amoy. Sebenarnya penyajiannya hampir mirip selada bikinan mamaku, tapi rasa kuahnya beda, mungkin karena dimasak dengan daging lebih banyak jadi kaldunya lebih meresap. selain itu sausnya pakai saus mayoneis. Pokoke lezat banget. Apalagi bila sesudahnya minum es asem yang juga dijual disana, wis segar. Sebenarnya selain di warung Mekar Sari, masih banyak lagi warung dan rumah makan yang terkenal dengan selat Solonya. Di antaranya adalah Rumah makan Kusumasari. Rumah makan Kusumasari termasuk sangat terkenal dan sudah berdiri sejak puluhan tahun yang lalu. Pendirinya bernama bu Menggung. Sepertinya kini sudah diteruskan oleh anak-anaknya. Lokasinya ada di Nonongan atau jalan Yos Sudarso. Di Sepanjang djalan itu ada 3 rumah makan kusumasari. Menunya serupa. Selain selat Solo, mereka menyajikan pula berbagai macam steak dengan harga terjangkau mulai, sirloin steak, chicken steak, tenderloin steak, dan lain-lain. mereka juga menjual berbagai sop seperti sop gelantin hingga sop bunga matahari. Menu lainnya yang juga enak adalah kroket mayoneis ama risolesnya. apalagi jika disajikan panas-panas. Peh muantap.Bikin kepingin aja. Aduh jadi kangen ingin ke Solo nih.

Senin, Desember 22, 2008

Ciater


Hujan terus menerus dan hawa dingin seperti sekarang ini membuat aku malas mandi. Biasanya kalau lagi malas-malasan begini, aku jadi ingin mandi air hangat. Sepertinya berendam air hangat jauh lebih enak lagi. Biasanya kalau lagi kangen berendam air hangat begini aku memilih sekalian berenang di Atlas Sport Club salah satu kolam renang di Surabaya yang juga mempunyai fasilitas jaccuzi air hangat.Ngomongin berendam air hangat aku jadi ingat Ciater. Ciater adalah salah satu tempat di kawasan Subang Jawa Barat yang terkenal dengan pemandian kolam air panasnya. Bagiku Ciater sudah tidak asing lagi sebab sudah beberapa kali aku pergi ke daerah ini. Kebetulan aku mesti menghadiri pameran yang digelar di Riung Rangga Ciater highland yang berada dekat daerah itu. Biasanya jika hendak pergi ke Ciater aku berangkat dari Bandung. Dari Bandung aku memilih kendaraan umum yang menuju Lembang dan nantinya dari Lembang baru naik kendaraan umum lagi yang ke arah Subang. Posisi Ciater antara Lembang dan kota Subang. Jika berangkat dari Lembang menuju Ciater maka bakal menemui jalan yang berkelok kelok dan hutan disana sini. Di sisi jalan banyak warung yang menjual sate kelinci, sate kuda dan jadah bakar. Aku pernah beberapa kali diajak kawan-kawanku makan di salah satu warung di daerah tersebut tapi menu ayam goreng dan empal daging yang kupilih. Rasanya juga tidak kalah seperti empal kuda yang dimakan kawanku. Di tengah jalan antara Lembang dan Ciater bakal menemui penunjuk arah menuju gunung tangkuban perahu. Tapi jangan tanya seperti apa keindahan gunung tangkuban perahu dari dekat sebab aku belum pernah ke sana. Memasuki daerah Ciater kita bakal menemui banyak penjual nanas di pinggir jalan. Maklum Ciater dikenal sebagai sentra petani nanas. Walaupun beberapa kali ke Ciater tapi baru sekali aku pernah ke tempat pemandian air panasnya. Itupun juga tidak sengaja. Kebetulan suatu waktu aku pernah diminta menginap bareng relasi-relasiku di salah satu vila yang mereka sewa dekat lokasi pameran. Malamnya aku diajak ikut pergi beramai ramai ke tempat pemandian air panas itu. Cuaca di Ciater memang sangat dingin apalagi saat malam hari jadi tidak salah jika ingin mencoba berendam air panas. Kupikir yang namanya pemandian air panas itu cuma satu ternyata tidak. Ada beberapa tempat yang membuka usaha pemandian air hangat ini. Salah satu yang terkenal adalah Sari Ater. Terus terang aku sudah lupa apakah benar Sari ater atau bukan yang aku kunjungi. Yang jelas tempatnya lumayan bagus, dikelola dengan baik. Orang mesti membayar tiket sebelum masuk. Jangan tanya harganya karena aku tidak ikut membayar alias gratis, hehehe. Jika kita tidak membawa peralatan mandi macam handuk, celana pendek bisa membeli di tempat tersebut. Jika lapar ada cafe yang menjual berbagai makanan dan minuman. Meski malam, suasana pemandian air panas cukup ramai dan cukup terang pencahayaannya. Awalnya orang bakal kepanasan saat mencoba masuk ke kolam air panas itu tapi lama kelamaan akan terbiasa juga dengan suhunya. Bentuk kolamnya seperti kolam renang biasa. Hanya orang-orang yang tahan panas saja yang berani berenang di kolam seperti itu. Kalau aku meski bisa berenang tak bakal senekat itu. Habis berendam air panas bisa dibilas dengan mandi air dingin sepuasnya di kamar mandi yang disediakan. Pokoknya bisa langsung segar dan fresh. Berendam air hangat seperti ini memang bisa menghilang capek-capek. Bahkan ada yang bilang bisa sembuhkan sakit kulit karena airnya mengandung belerang. Waduh jika ada yang sakit panuan berendam disitu bisa tertular dong. hehehe.Jika udah terlanjur, biarin aja deh. Toh tidak tiap hari ke situ. hahaha.

Dari Kediri ke Blitar

Liburan 3 hari kemarin sebenarnya aku tidak berencana kemana-mana, hanya ingin melepas kangen ama mama dan kota kediri tercinta. Tapi diluar rencana kakakku yang juga mudik tiba-tiba mengajak kami menemani dia dan istrinya menghadiri resepsi salah satu temannya di blitar maka jadilah kami sekeluarga beramai-ramai piknik ke Blitar. Kami sengaja berangkat jam 9 pagi dari rumah.Mulai keluar dari kota kediri kami sering mengomentari suasana dan tempat-tempat yang mengingatkan kami pada masa lalu.Seperti saat lewat daerah Jimbun (antara Blabak dan Kandat), kami jadi ingat penjual sayur gendong yang dulu biasa lewat di depan rumah kami dan perempuan itu berasal dari daerah ini.Padahal daerahnya lumayan jauh tapi dulu ia biasa berjualan dengan berjalan kaki.Bagaimana kabar perempuan itu saat ini terus terang kami sudah ga mengerti karena sudah tidak pernah lewat lagi.Memasuki wilayah Sambi, kami juga mengomentari becak motor yang tampaknya mulai populer digunakan sebagai transportasi umum di daerah tersebut.Sepertinya udah niru daerah kertosono nih dimana keberadaan becak motor sudah lebih mendominasi dibanding becak biasa. Sebelum pasar Sambi aku melihat di kiri jalan ada lesehan mbok Sri.Seingatku aku pernah diajak om dan tanteku makan di tempat ini bertahun-tahun yang lalu.Sepertinya tempatnya tidak berubah masih mirip yang dulu dimana orang-orang bisa makan lesehan tapi ada beberapa meja kecil yang disediakan untuk pembeli menempatkan makanan.Jika belum berubah, menu andalannya adalah nasi pecel.tapi ia menawarkan berbagai lauk pauk sebagai pelengkapnya, pokoke komplit plit. Kalau dulu sih rasanya enak, sekarang aku tidak tahu. Lepas dari Kediri kami memasuki wilayah Udan awu yang berarti sudah memasuki kabupaten Blitar.Bicara udanawu yang berarti hujan abu maka mau tak mau biasa dikait-kaitkan dengan gunung kelud.Daerah ini termasuk wilayah yang biasa jadi korban jika gunung kelud meletus, tak hanya hujan abu saja seringnya jadi jalan lahar pula. Selanjutnya kami memasuki wilayah Srengat.Kalau ngomongi Srengat pasti orang bakal ingat dengan bakso kikilnya.Bakso Kikil khas Srengat memang terkenal dan sudah banyak membuka cabang di berbagai kota. Meski di Srengat kelihatan banyak penjual bakso kikil tapi aku belum tahu yang paling ngetop yang mana. Aku pernah makan bakso kikil Srengat di Kediri dan di Blitar. Isinya bakso dan potongan kikil yang buanyak. Jika ditambah mi, hampir mirip deh ama mi kocok Bandung.Rasanya lumayan enak. Tapi jika punya tensi tinggi jangan coba-coba makan kalau ga pingin pusing. Sepanjang jalan antara Srengat dan Blitar, cukup banyak warung yang menjual es dawet serabi. Harga yang ditawarkan cukup murah Rp.1500,00. Menurut info yang kuterima es dawet serabi ini isinya dawet, potongan serabi dan agar-agar. Bagaimana rasanya, mohon maaf aku belum coba.Memasuki kota Blitar kami sibuk mengamati penunjuk arah. Ternyata tempat yang kami tuju bukan di dalam kota tapi harus jalan lagi ke daerah Lodoyo. Kami sempat melewati alun-alun yang jadi kebanggaan warga Blitar. Seperti kota-kota keci lainnya, di dekat alun-alun pasti ada masjid agung dan kantor pemerintahan. Untuk kota Blitar, dalam alun-alunnya cukup bersih, rumputnya kelihatan hijau terawat. Pohon beringinnya masih banyak dan kokoh berdiri. Di sisi luar alun-alun, banyak penjual makan dan minuman. Di kota Blitar makanan yang jadi andalannya adalah pecel. Pecel Blitar cukup dikenal sampai kemana-mana.Yang membedakan adalah disini teman makan pecel bukan saja nasi tetapi orang biasa memakannya dengan punten. Jadi namanya pecel punten. Punten ini hampir mirip getuk, warnanya putih dan rasanya asin. Biasanya jika makan pecel ini dengan menggunakan berbagai macam sayuran macam kecambah, bunga turi, ndoyo (ketimun rebus), dan kangkung atau bayam dan dengan lauk rempeyek. Terus terang dimana tempat warung makan pecel punten yang enak di Blitar saya belum tahu. Menu pecel punten bisa kujelaskan sebab di kediri ada beberapa penjual keliling yang juga menjual pecel punten seperti itu. Sedangkan minuman yang tampak banyak dijual di Blitar adalah es pleret. Sekali lagi aku mengaku belum sempat mencicipi es pleret di Blitar. Mungkin bentuknya sama seperti es pleret yang pernah kuminum di Solo yaitu seperti bola-bola bakso tapi kopong tidak ada isinya, berwarna merah dan putih dan disajikan dengan santan dan sirup gula merah. Kami sempat melewati pusat pertokoan di dalam kota Blitar. Sepertinya kota ini masih belum punya pusat perbelanjaan besar seperti Sri Ratu atau Matahari. Jadi mereka hanya mengandalkan toko-toko kecil dan beberapa toserba yang agak besar. Suasana dalam kota ini masih tenang, belum tampak kemacetan.Cocok bila dijuluki kota pensiunan.hehehe. Kami pun melaju menuju Lodoyo.Ternyata lokasinya masih agak jauh dari kota Blitar.Bahkan lebih mendekati arah laut selatan. Menuju lodoyo, kami sempat melihat penunjuk arah PLTA Jegu dan pantai Serang.Untungnya kami memperoleh info terpercaya sehingga tidak nyasar dan sampai ke tempat kondangan.Setelah sempat menikmati jamuan makan prasmanan, kami pun langsung pulang. Kami sempat mampir ke sebuah toko kerajinan yang ada di Lodoyo karena kakak iparku ingin membeli dua buah bola sepak takraw untuk oleh-oleh buat keponakannya di Jakarta. Ternyata harganya juga standard alias tidak murah untuk ukuran pelosok desa. Dalam perjalanan pulang kami sempat hampir salah mengambil jalan dari Blitar yang ke arah Tulung Agung. Untungnya kami segera menyadari dan memutar balik dan kembali ke arah menuju kediri. Alhamdulillah pukul 2 siang kami sudah bisa sampai dengan selamat di rumah.

Kamis, Desember 18, 2008

Bakso pak sari

Liburan di kediri tentu tidak asyik jika tidak dilengkapi dengan acara berburu makanan. Salahsatu menu yang kujadwalkan pingin dimakan adalah baksonya pak sari. Warung bakso pak sari memang lumayan ngetop di kediri. Warung bakso ini sudah ada sejak jaman bahuela. Dulu letaknya di timur SMA 1 kediri depan taman sekartaji. Kalau sekarang lokasinya sudah pindah, masih tetap di jalan veteran juga tapi di depan SMA 1.sejak masih SMA aku sudah ngefan baksonya pak Sari.Dulu penjualnya pak Sari sendiri bersama istrinya tetapi sekarang pak Sari sudah tiada sehingga istri dan anaknya yang meneruskan usaha baksonya.Tetapi jangan khawatir soal rasa masih tetap seenak yang dulu, pokoknya beda banget dengan bakso-bakso lainnya di kediri deh. Kuahnya itu rasanya enak banget, apalagi jika diberi tambahan jeruk nipis. Baksonya kecil-kecil, tapi tetap lezat rasanya. Salah satu menu andalan warung bakso pak sari lainnya adalah gorengan bakso. Jangan bayangin kayak gorengan bakso biasa. Beda banget. Sepertinya bahan dasarnya ada campuran sayur-sayuran dan daging. Murah dan enak.Aku paling suka gorengannya ini.Seringnya aku makan gorengan bakso ini dengan kuah saja, sip nikmat.Gorengan ini enak juga dibawa pulang buat camilan di rumah.Pokoe rasanya ngangeni deh. Aduh lapar. mau makan bakso pak Sari deh, moga aja ga lagi libur.

Becak


Aku sedang menikmati liburan di kota asalku, kediri. Setelah hampir dua bulan disibukkan dengan berbagai pekerjaan dan menghadapi ruwetnya kota besar macam surabaya dan Jakarta, rasanya senang banget melihat suasana kediri yang aman tentram dan damai.Jalan-jalan di kota kediri memang menyenangkan.Meski sekarang sudah ada angkot yang melintasi dalam kota tetapi becak tetap jadi kendaraan favoritku di kediri.Sejak kecil aku terbiasa naik becak jika bepergiaan kemana-mana.Bahkan saat aku masih duduk di bangku sekolah dasar aku pernah langganan becak untuk pulang pergi ke sekolah.Bagiku Becak merupakan salah satu kendaraan beroda tiga yang paling menyenangkan.Yang jelas ga bikin polusi udara.Selain diJakarta, di berbagai kota becak masih tetap dipertahankan sebagai transortasi umum dalam kota. Tiap kota biasanya memiliki tipe atau model becak sendiri-sendiri. Tapi menurutku becak di kediri yang bentuknya paling pas sebab longgar tempat duduknya.Makanya aku sangat menikmati duduk diatas becak dan berjalan pelan-pelan.Pernah suatu waktu seorang teman dari luarkota berkunjung ke kediri dan mengaku sebenarnya agak keberatan ketika akan aku ajak bepergian dengan menggunakan kendaraan becak. Alasannya bisa dimengerti, katanya kasihan melihat pengemudi becak yang harus mengayuh becaknya dengan susah payah.Sebab terkadang memang ada seorang pria yang sudah sangat tua tapi masih berprofesi sebagai pengayuh becak. Tetapi bukankah lebih kasihan lagi jika dia tidak bisa memperoleh penumpang hingga tak bisa mendapat penghasilan untuk menafkahi keluarganya.Bagaimanapun sudah resiko dari suatu pekerjaan, mesti berpeluh keringat demi mendapat penghasilan.Meski sering dipandang sebelah mata tetapi profesi tukang becak tidaklah seburuk yang dibayangkan.Cukup banyak tukang becak yang bercerita dengan bangga bahwa ia telah sukses menyekolahkan anaknya hingga bergelar sarjana dari hasil jerihpayahnya mengayuh becak seharian.Suatu prestasi yang patut dipuji.asalkan halal suatu profesi pekerjaan layak dihargai.

Selasa, Desember 16, 2008

Tulung Agung


Kemarin siang salah seorang sahabat menelpon dan mengatakan bahwa ia habis makan siang. Menu yang dipamerkannya adalah ayam lodo. Katanya ayam lodoh yang dimakannya enak banget.Bikin kepingin saja. Ngomongin ayam lodo tak bisa dilepaskan dari kota Tulung Agung. Sebab ayam lodo memang salah satu makanan khas dari kota tersebut. Aku jadi ingat libur lebaran Idul Fitri lalu aku bersama 3 orang sohibku sempat menghabiskan waktu dengan jalan-jalan ke Tulung Agung. Kami berempat yang notabene cewek semua pingin pelesir ke daerah yang jarang kami kunjungi. Kebetulan semuanya terbiasa tinggal di kota besar, jadi bisa melihat pedesaan memang hiburan tersendiri. Di hari raya ketiga itu kami memutuskan berangkat pagi dari Kediri yang merupakan basecamp kami,dengan mengendarai mobil Avanza milik kakak salah satu dari kami. Sengaja kami memilih jalan berbeda antara berangkat dan pulang supaya melihat view yang berbeda. Yang jelas bisa melihat sawah nan hijau sudah bikin kami senang. Sepanjang perjalanan, acaranya diisi makan camilan sambil nyanyi ngikutin lagu2 yang diputar dari MP3 mobil.Memasuki kota Tulung Agung, perhatian kami langsung tertuju pada Kunjang atau Ngunjang. Ngunjang merupakan salah satu makam yang terkenal dan keramat di Tulung Agung. Biasanya bila orang bicara mengenai Ngunjang sering dihubung-hubungkan dengan mitos kera jadi-jadian yang terjadi karena orang mencari berkah. Sampai saat ini pun masih ada juga orang yang ngalab berkah di tempat ini. Suasana kota Tulung Agung hampir sama dengan kota-kota kecil lainnya di Jawa Timur. Tidak seramai kota Kediri meski letaknya tidak terlalu jauh. Tujuan kami ke Tulung Agung sebenarnya menemani teman ziarah ke makam leluhurnya. Lokasi makamnya sudah diluar kota Tulung Agung. Kami mesti memilih ke arah Ngunut dan naik lagi ke daerah Pucang laban.Dari Ngunut sampai daerah Demuk Pucanglaban ini kami mesti melewati daerah perbukitan, hutan yang naik turun. Yang jelas butuh ekstra hati-hati karena banyak jurang di kanan kiri. Untungnya kemampuan mengemudi temanku sudah tak diragukan lagi jadi kami bisa agak tenang.Sepanjang jalan kami sempat mengomentari beberapa rumah bagus yang berada di kanan kiri jalan.Ciri khasnya adalah memiliki tembok tegel berwarna warni. Kata teman itu merupakan ciri khas rumah TKI, BMI. Memang Tulung Agung terkena sebagai salah satu sentra TKI di jatim. Tapi apa hubungannya rumah bertegel dengan TKI sampai sekrang kami belum ketemu jawabannya. Saat hampir memasuki daerah yang dituju ternyata jembatannya diperbaiki jadi kami mesti mengambil arah memutar. Ini yang lebih mengerikan sebab jalannya makadam, alias setengah aspal. Jalannya mobil mesti pelan jika tidak ingin ban meletus. Untungnya meski sempat mesti tanya orang berkali-kali kami bisa sampai tempat tujuan. Sebenarnya makam yang kami kunjungi ini bukan makam umum. Sebab termasuk salah satu tempat keramat pula yaitu makam Ki Jayengkusumo, salah satu pendiri kota Tulung Agung beserta kerabatnya. Salah satu teman saya termasuk keturunan langsung dan kalau tidak salah masih terhitung canggahnya.Makam ini cukup terawat dengan baik. Suasananya mistis pula.Untuk memasuki lokasi itu mesti ijin dulu pada juru kuncinya yang juga merupakan saudara jauh temanku itu. Dari beliau pula kami sempat mendapat cerita panjang lebar tentang almarhumn Ki Jayeng dan silsilah keluarganya.Bisa dibilang Ki Jayeng ini juga termasuk salah satu pahlawan. Sebab dia ikut berperang melawan penjajah dan Ia pula yang membuka hutan dan menjadi daerah Demuk ini.(Istilah Demuk berarti Demit Ngamuk).Sampai sekarang makam ini masih sering dikunjungi orang. Tapi diberlakukan jam berkunjung hingga pukul 9 malam supaya tidak digunakan orang tanpa ijin.Pulang dari tempat ini sebenarnya kami ingin plesir ke pantai popoh atau waduk wonorejo yang jadi andalan tulung agung tapi sayangnya cuaca tidak mendukung. Akhirnya memilih pulang saja tapi sebelumnya kami sempatkan untuk mampir membeli beberapa perlengkapan rumah macam keset ,sapu di sentra home industri yang berada di antara Ngunut dan Tulung Agung.Kalau ga pintar menawar harganya bisa lebih mahal dibanding beli di pasar Surabaya. Selanjutnya kami juga mampir makan ayam lodo di warung makan ayam lodo yang terlihat ramai milik bu haji siapa gitu.Dalam bayanganku ayam lodo pasti berwarna kuning seperti opor tapi ternyata berbeda. Yang namanya ayam lodo itu ternyata warnanya malah agak kecoklatan. Meski jenis ayam kampung tapi lunak banget.Dan uenak banget. Biasanya rasanya ga pedas.Bagi yang suka pedas tinggal menghancurkan rebusan cabe yang sudah tersedia bareng ayam lodo. Biasanya ayam lodo ini disajikan bareng nasi, urap dan sambalgoreng kentang hati. Tapi terus terang hanya ayam lodonya saja yang lezat.Sesudahnya kami sempat mampir membeli oleh-oleh lagi. Temanku membelikan kakaknya tahu lontong. Aku sempat bingung kalau cuma tahu lontong di kediri juga banyak. Ternyata beda. Kami sempat bingung dan putar-putar cari tempat penjual tahu lontong yang terkenal di Tulung agung. Seingat temanku berada di dekat setasiun tulung agung. Saat kami datangi memang ada banyak berjejer penjual mi,sop dan hanya ada satu penjual tahu lontong. temanku agak ragu sebab seingatnya penjualnya sudah tua tapi sekarang perempuan masih setengah baya. tetapi saat bertanya pada sesama pembeli ternyata memang benar itu.jangan bayangin tahu lontongnya macam tahu tek surabaya yang banyak bumbu petisnya atau tahu lontong kediri yang rasa petis dan kecapnya terasa. Tahu lontong Tulung Agung itu cuma terdiri dari tahu digoreng kecil-kecil. Bumbunya hanya cabe dan kecap doang sedangkan kacangnya hanya untuk taburan. Rasanya menurut aku sih biasa saja,bikin sendiri juga bisa. hehehe maaf ya orang Tulung Agung.Kami sempat pula membeli oleh-oleh khas Tulung Agung di dekat setasiun pula. Di kota ini ternyata rambak sapi dan rambak kerbau yang biasa dibawa untuk buah tangan. Rasanya lumayan enak dan tidak terlalu mahal. Cocok buat oleh-oleh.Bagaimanapun Tulung Agung memang layak dikunjungi

Minggu, Desember 14, 2008

Midnight Sale

Sekarang jaman sudah maju. Orang tidak perlu repot jika membutuhkan barang keperluan sehari-hari di waktu malam. Kini sudah banyak supermaket yang buka 24 jam, seperti K Circle 24. Di Surabaya, ada sebuah supermarket yang terkenal buka 24 jam sejak jaman dahulu kala. Supermaket yang berada di pusat kota yaitu kawasan bintoro itu tetap bertahan hingga saat ini meski sekarang ada banyak supermarket baru. hal ini karena mereka bisa memberikan sesuatu yang berbeda untuk konsumennya. Produk yang dijualnya juga berkualitas, selain barang kebutuhan sehari-hari,berbagai sayur atau buah yang berkelas hingga lokalan ada juga disana. apalagi ada cafe sehingga orang yang butuh ngopi malam bisa kesana.beberapa waktu belakangan ini lagi ngetren istilah midnight sale. beberapa supermarket besar semacam giant dan hipermarket sering menggelar acara midnight sale, dimana pengunjung bisa membeli barang dengan harga lebih murah tapi pada jam yang ditentukan yaitu diatas jam 10 malam.Umumnya memang supermarket yang demen bikin acara seperti ini supaya barangnya cepat habis. tapi kemarin aku dengar salah satu pertokoan besar di Surabaya yaitu Tunjungan Plaza juga menyelenggarakan acara midnight sale. beberapa toko dan butik ikut berpartisipasi membuka tokonya hingga larut malam dengan menggelar diskon gede-gedean. Kebetulan malam minggu kemarin salah satu rekan menemani salah seorang relasi (juri asing berjenis kelamin wanita) asal Australia untuk berbelanja di TP saat midnightsale ini. mereka bisa melakukannya karena kebetulan menginap di hotel tunjungan yang notabene berdampingan dengan tunjungan plasa. Satu kata yang mereka katakan, ramai. Yang namanya sale tetap jadi incaran para penggemar shopping. apalagi bukan barang kebutuhan pokok yang disale tapi juga barang-barang bermerk seperti tas, baju dan sebagainya.tentu akan menjadi kebanggaan bila bisa membeli barang bermerk dengan harga jauh lebih murah daripada biasanya.Hal ini pula yang terjadi pada Mrs.Glennys. Dengan semangat wanita asal Australia itu menceritakan kesuksesannya berbelanja saat midnight sale. ia mengaku puas bisa membeli tiga handbag untuk dibawa pulang ke Australia. Menurutnya harganya murah. Tapi murah menurut bule belum tentu menurut kita kan? hehehe.

Soto kediri


Salah seorang teman lama yang sedang bertugas di Chennai India menulis pesan singkat lewat facebook bila ia sangat ingin bisa makan makanan khas kediri. Ia menyebut soto sebagai salah satu makanan yang ingin dimakannya. Bicara mengenai soto, sudah tentu termasuk salah satu menu favoritku. Bisa dimaklumi sedari kukecil soto menjadi menuku sehari-hari. Kebetulan nenekku punya depot soto yang lumayan laris di jalan doho  kediri dan sudah berdiri sejak jaman perang. saat aku masih anak-anak setiap hari aku mesti makan soto ceker. Soto ceker buatan nenekku uenak tenan. cekernya benar-benar empuk dan bumbunya meresap banget. Soto ceker seperti ini sulit bisa didapat lagi. Sejak nenekku tiada, om dan tanteku (salah satu adik mama) yang meneruskan usahanya, tapi jangan tanya soto ceker lagi sebab mereka sudah tidak menjual yang seperti itu. kalau soto ayamnya masih tetap ada dan jadi salah satu tempat wisata kuliner di kediri. Di kediri yang namanya penjual soto memang banyak. mereka punya ciri khas sendiri sendiri. Jika di depot soto ayam "pojok" milik omku menyajikan yang khas dan beda, dimana kuahnya agak kental, dengan potongan ayam suwir. Jika mau bisa ditambah bagian ayam yang dinginkan semacam rempelo ati atau uritan. Selain itu yang lain daripada yang lain adalah bisa dimacam bareng tahu goreng. tahu goreng di tempat ini beda sebab guede banget dan enak. jadi orang sering ketagihan makan tahu panas di tempat ini. kalau banyak-banyak ngomongin tempat itu entar dibilang promosi. Sudah mending ngomongin tempat yang lain saja. Selain depot soto omku, di kediri ada satu depot soto lagi yang lumayan negtop di untung suropati. enak juga sih, cuma jelas modele agak berbeda.Kalau dibilang depot pasti harganya sudah gak terlalu murah untuk orang kediri. Jika mau berburu soto murah, di kediri ada tempat yang namanya bok ijo. Soto bok ijo itu bukan nama satu warung aja. tapi nama pusatnya soto ayam di kediri. Di tempat ini beberapa penjual soto ayam berjejer membuka stan dengan menu yang sama. Sebenarnya dulunya lokasinya di sekitar bisterminal bis tamanan kediri, tetapi lama kelamaan lokasinya ada yang masuk juga ke pelataran halaman terminal tamanan kediri. Varian soto di tempat ini lebih ringan. Kuahnya tidak terlalu kental.Biasanya orang bisa memesan pula ayam bakar entah sayap, atau kepala sebagai teman makan soto.Yang menarik dari soto bok ijo adalah murahnya. harga perporsinya masih murah, cocok untuk ukuran anak sekolah.makanya banyak pelajar yang suka juga jajan di sana.Sampai saat ini aku belum menemukan sebenarnya penjual yang mana yang sotonya paling enak di tempat ini sebab menurutku, mirip-mirip aja.Selain bok ijo, di kawasan branggahan, (antara ngadiluwih -keras), ada pula tempat pedagang-pedagang soto ayam hampir sama seperti ini.Bedanya di tempat ini ada yang mangkuknya lebih kecil.jadi orang bisa makan lebih dari satu porsi. Yang jelas bicara soto ayam, kediri tidak akan kalah.

Pantai kenjeran

Meskipun sudah hampir 10 tahun aku berdomisili di Surabaya tapi jika ditanya sudah berapa kali pernah ke pantai kenjeran pasti belum bisa lengkap jika dihitung dengan menggunakan sepuluh jari tangan. Beberapa kali aku pergi ke kenjeran biasanya berhubungan dengan pekerjaan. Dua hari kemarin aku juga kembali mendapat tugas ke kenjeran lagi. Kebetulan ada pameran lagi yang diselenggarakan di convention hall atau kenjeran edutainment park pantai kenjeran baru. Suasana pantai kenjeran saat ini tidak jau berbeda dengan beberapa waktu yang lalu. Semenjak pintu masuk hingga menuju ke gedung convention hall, aku menemui hamparan rumput yang dulunya biasa digunakan untuk pacuan kuda. Di tepi pantai sebelah selatan  sengaja dibuat warung-warung semi permanen yang dilengkapi kursi-kursi dimana di atas tempat duduk tersebut sudah dipasang atap sehingga pengunjung tidak kehujanan. Disediakan pula mainan untuk anak-anak sehingga pengunjung bisa membiarkan anak-anaknya bersenang-senang dengan bermain-main. Di tepi pantai sebelah utara, ada bangunan tempat beribadah untuk orang-orang tionghwa. Di sini pengunjung bisa lihat pula patung dewi kwan im yang besar dan bagus. Di sekitar gedung convetion hall yang biasanya disewa untuk berbagai kegiatan olahraga maupun pameran, cukup banyak penjual makanan dan minuman yang membuka stan. Umumnya makanan yang dijajakan adalah lontong kupang, sate kerang dan es degan. Jika tidak mau jengkel lebih baik tanya dulu harganya. Sebab kadang pedagang suka seenaknya patok harga.Kalau mau beli oleh-oleh, di dalam lingkungan pantai kenjeran banyak penjual kerupuk-kerupuk ikan laut macam lorjuk, teripang belinjo udang, kimo dan sebagainya.Dari tepi pantai pengunjung bisa melihat hamparan laut luas. Tampak kapal-kapal perahu berlayar tak jauh dari lokasi pantai. terkadang ada pula kapal-kapal besar yang terlihat jelas dari tepi pantai. Jangan tanya bagaimana suasana sekitar pantai saat malam apalagi hujan. Yang jelas gelap dan banyak kubangan air di sana sini. Keadaan inilah yang biasa dimanfaatkan orang-orang untuk memadu kasih di tempat ini. Bahkan yang merasa punya duit lebih ada pula yang menyewa di penginapan yang tersedia di dalam pantai ini untuk short time atau check ini istilah umumnya. Seharusnya pemerintah tidak membiarkan keadaan seperti ini mengotori keindahan pantai kenjeran. mereka mesti menertibkan sehingga nantinya orang yang mau datang ke pantai kenjeran tidak punya bayangan negatif. Bukankan dengan begitu akan semakin banyak orang yang mau datang ke kenjeran.

telemarketing

Istilah marketing tentu sudah tidak asing. Untuk orang awam marketing berarti pemasaran. Agar orang ahli di bidang marketing mesti mempelajarinya secara khusus. tak heran bila sekarang banyak orang sengaja mengambil pendidikan khusus untuk mendalami masalah marketing ini. Tak hanya di dalam negeri kadang hingga manca negara. Seseorang ingin memasarkan produk ataupun jasa memang mesti mengerti dan memahami bagaimana melakukannya dengan benar. Dunia marketing buatku bukan hal yang baru. Meski pekerjaan utamaku sebagai jurnalis tetapi merangkap jabatan juga sebagai marketing iklan. Mau tak mau cara menawarkan produk sudah biasa buatku. Kali ini aku ga bakal membahas soal pekerjaan sampinganku sebagai marketing iklan, tapi aku mau ngomongin soal telemarketing. Aku sedang jengkel dengan istilah telemarketing. Tahu kan telemarketing, pemasaran produk lewat telepon. berhubung aku pengguna setia kartu kredit maka aku biasa ditawari berbagai produk baru lewat telepon. Awalnya sih biasa saja. tetapi sekitar beberapa bulan belakangan ini aku benar-benar merasa terganggu. Kebetulan aku memegang dua jenis kartu kredit dari satu perusahaan penerbit kartu kredit yang sama.Sekarang-sekarang ini mereka sedang gencar-gencarnya memasarkan produknya by phone alias lewat telemarketing ini. Mulai produk asuransi sampai hutang tanpa bunga mereka tawarkan. Yang bikin jengkel frekuensinya yang terlalu sering dengan penawaran yang sama. Lama-lama aku sampai hapal nomor telepon yang mereka gunakan untuk menelponku, 0212xxxx00. Jika ada nomer itu menelpon ke hpku, so pasti ga kuangkat. Jika nelponnya ke kantor, semua temanku sudah kompakan bilang aku tugas luarkota, ga perduli saat itu posisiku ada dimana.Tak puas nyatrono hp ama kantorku, kapanhari mereka nelpon ke rumah kosku yang lama, karena dulu memang aku menggunakan alamat itu saat membuka kartu kredit. terang aja bu kosku ikut dibuat bingung mesti jawab bagaimana. melihat situasi seperti ini aku jadi tambah sebel. aku tahu mereka cari uang tapi tidak adakah koordinasi hingga bergonta ganti orang menelpon dengan penawaran sama. saat kemarahanku sudah tidak terbendung kutelpon saja, layanan customer servicenya dan kukatakan aku keberatan dengan gaya telemarketing ini. Kuminta mereka menawarkan produknya lewat surat penagihan saja. Jika mereka tetap melakukannya, kuancam aku bakal menutup kartu kreditku dan memindahkannya ke bank lainnya. Akhirnya mereka berjanji bakal membantu dan efektif per januari nanti akan menghentikan berbagai penawaran via jasa telemarketing buatku. Benarkah ini akan terealisasi atau sekedar janji. kita lihat saja nanti

Kamis, Desember 11, 2008

Kangen sambal tumpang


Udah hampir 1,5 bukan aku gak mudik ke kediri.Selain kangen ak ama mamaku tentu ada lagi yang aku kangenin yaitu sambal tumpang. Semenjak aku balita yang namanya makan nasi tumpang adalah sudah jadi menu wajibku.Dulu tetangga dekat rumahku ada yang biasa jual nasi tumpang.namanya mbah jam. nasi tumpangnya ciamik banget. biasanya disajikan dalam pincuk daun pisang sebagai piringnya dan dengan suru daun sebagai sendoknya.Sambel tumpangnya
enak banget, apalagi juga dicampuri terik tahu campur mi dan peyek kacang.wis pokoke top abis. Sayang mbah jam sudah lama pindah dan dengar-dengar juga sudah tiada. Untungnya sebagai gantinya ada mbak jah. nasi tumpang mbak jah nggak kalah dari mbah jam.cocok bila dikatakan sebagai pengganti mbah jam.apalagi rumahnya juga berdekatan. cukup jalan kaki dari rumah dua ratus meter udah sampai. Aku dan kakak-kakakku paling ngefans dengan sambal tumpangnya mbak jah.Mbak jah ini sebenarnya usianya udah tidak muda, anak-anaknya saja sepantaran kami tapi kami udah terbiasa memanggilnya begitu sejak aku kecil.
Meski sekarang sudah pada bekerja diluar kota tapi kalau mudik pasti nasi tumpang mbak jah yang dicari.Biasanya sambal tumpangnya benar-benar pedas.bahan dasarnya tempe bosok,cabe,santan,jerukpurut.Penyuguhannya biasanya dengan sayur buah pepaya muda dan
tewel atau nangka muda dan kecambah. ditambah tempeyek dan kerupuk.hm enak banget.
Selain nasi tumpangaku juga demen banget dengan kerupuknya yang diguyur sambel tumpang.piuh bikin tambah yyumi aja.Dijamin bisa habis lebih dari satu porsi jika memakannya. Apalagi selain enak,harganya murah banget. Walaupun sekarang ini di kediri sudah ada cukup banyak penjual nasi tumpang laris seperti warung bu tin di patimura, nasi tumpang bu wandi di panglima polim, tapi nasi tumpang mbak jah tetap jadi favoritku. aduh jadi lapar, pingin makan tumpang nih.

busway

Kendaraan umum adalah salah satu sarana yang sangat membantuku bila bertugas ke luarkota. Maklum di surabaya aku terbiasa menggunakan sepeda motor susuki shogun kesayangan bila kemana-mana. Di jakarta, beragam kendaraan umum udah aku coba mulai dari ojek, bemo, bajaj, bbg, angkot, hingga bis kota semuanya udah jadi langganan buatku. Semenjak pemda DKI menyediakan angkutan transjakarta maka angkutan ini yang paling digemari smua orang.
Dengan tarif hanya 3500 perak kita sudah bisa meluncur kemana-mana. Bahkan jika kita berangkat sebelum jam 7 pagi hanya perlu bayar 2000 perak saja.Bayangkan aja dari blok M hingga kota yang jauhnya minta ampun bisa ditempuh dalam waktu relatif cepat karena jarang terhalang macet sebab punya jalur sendiri. Sekarang ini selain jalur blok m kota udah ada
berbagai jalur beragam mulai pulogadung-harmoni, pulogadung-kalideres, pulogadung-dukuh
atas, ancol- kp.melayu, kp.melayu-kp.rambutan, ragunan-halimun. Tentunya kalo dari dari ragunan pingin ke kota jelas ga bisa langsung, atau dari blok m mau ke ancol jelas juga mesti transit.Pokoknya kadang mesti bolak balik transit.Keberadaan setasiun transit macam senin, dukuh atas, matraman dan harmoni jelas dibutuhkan sekali.Diantara setasiun transit itu jelas harmoni yang paling besar. Disini ada empat jurusan, ke kota, blok M, kalideres dan pulogadung.Jika pagi hari atau sore hari, sudah dipastikan banyak orang antri dan berdesak-desakan supaya bisa masuk dan naik busway yang diinginkan.Terkadang sampai tergencet ga
bisa gerak saking banyaknya orang. Meski bus sudah lumayan besar dan ber-AC tapi kalau udah berdesak-desakan tetap gerah juga.Sebab pada jam-jam sibuk jelas lebih banyak yang berdiri dibandingkan yang duduk.Paling repot jika salah satu halte ditutup, orang pasti kelabakan sebab mesti berhenti bukan pada tujuan yang diinginkan. Saat liburan lebaran haji kemarin, beberapa halte sempat ditutup karena perbaikan jalan. Termasuk diantaranya harmoni, penumpang yang menuju kota dan blok m mesti transit di halte
pecenengon sedang yang ke arah pulo gadung kalideres mesti transit di juanda. terang banyak orang yang
salah jalur.Kebetulan saat itu aku mesti tugas ke daanmogot. bersama teman aku naik dari
pasar baru menuju kalideres.berhubung hari sabtu dan banyak yang libur, jadi bus lumayan
longgar.Aku dan teman bisa duduk santai. di halte juanda naik juga seorang perempuan muda bersama laki-laki yang kupikir suaminya. mereka membawa kardus-kardus lumayan banyak, mungkin mau mudik. Beruntung mereka berdua bisa duduk. tapi baru sampai daerah grogol mereka sudah ribut mau turun. padahal busway sudah terlanjur jalan. Tentunya sama orang-orang ditanyain mau kemana sebenarnya tujuannya. Si ibu menjawab jika mereka mau ke kalideres. tapi karena si laki-laki yang ternyata adiknya itu mabuk makanya mau turun disini aja. Terang orang-orang di sekitarnya melarang dan malah memberinya tas kresek untuk muntahannya dan menyarankan membuang kotoran itu di bak sampah yang disediakan di busway. Kalideres masih jauh. Lagipula lebih baik naik busway lebih cepat sampai daripada naik bis biasa. Apalagi nantinya mereka masih mau naik bis lagi menuju Serang. Tapi perempuan itu menjelaskan adiknya malu karena mabuk dan muntah-muntah.Biasanya ia pergi kemana-mana naik motor, ga kuat naik bis. Sontak orang-orang di sekitarnya berkata. "Ini Jakarta bu, ga usah malu. Rugi kalau malu,". Memang benar juga. kenapa mesti malu.Di Jakarta asalkan halal tak perlu malu melakukan sesuatu. Bagaimanapun sikap cuek
orang di Jakarta ada benarnya jadi tak membuat orang terlalu malu jika mesti mabuk di jalan.
Yang jelas apakah kejadian melihat orang mabuk akan membuat orang tak mau lagi naik busway
jelas tidak kan.Seberapa sebalnya kita dengan antrean atau berdesak desakan,  capek naik tangga menuju halte busway tak membuat kita jadi tak mau lagi naik
busway. sebab kita tetap butuh kendaraan murah dan cepat seperti ini. Apalagi sesudah ini
bakal diluncurkan jalur baru, cawang grogol, dan pluit serta pondok indah daan mogot.
Ini bakal lebih membantui lagi. Terimakasih transjakarta.


Rabu, Desember 10, 2008

Uniknya naik kereta api


Selama ini aku hampir selalu mengandalkan jasa kereta api jika mesti tugas ke jakarta ataupun bandung. Aku sudah familiar dengan seluk beluk dan suasana dalam kereta api eksekutif semacam argo anggrek, sembrani, turangga hingga argowilis. Yang jelas kita bakal menikmati pelayanan, dijamu makan, duduk di kursi yang bisa diubah-ubah posisi, hingga tidak takut kepanasan karena selalu full AC.Selain itu suasananya juga enak, dengan penumpang kelas menengah keatas yang lumayan lebih tahu tata krama dan sedikit cuek. TAPI kalau dibilang aman juga tidak. NAik kereta api sksekutif juga rawan. Beberapa bulan lalu, ketika naik kereta api turangga dari surabaya menuju bandung, seorang teman sesama jurnalis tapi media lain terpaksa merelakan kameranya yang berharga belasan juta ke tangan orang yang tak diketahui alias maling.Untungnya aksi itu tidak menimpaku meski aku berada dalam gerbong yang sama saat kejadian itu berlangsung.Selain itu tradisi kereta api telat juga sering terjadi pada kereta api eksekutif. jadi meski mahal tidak jaminan datang tepat waktu. Kondisi krisis global berimbas naiknya harga tiket kereta api. Mahalnya harga tiket membuatku mau mencoba naik kereta api bisnis. Sengaja aku pilih kereta api bisnis yang juga mengandeng elsekutif yaitu gumarang. Hasilnya tidak terlalu buruk. Aku menemui banyak pengalaman baru. Mulai dari merasakan tidak nyamannya duduk, resiko basah jika jendela kereta tidak bisa ditutup dengan pas. Tak hanya itu saja, kita mesti melihat suasana yang tidak mengenakkan dimana orang-orang tidur berlimpangan di bawah bangku en jalan sehingga kit akan berpikir panjang jika mau ke toilet. Yang jelas lebih jorok itu pasti. Sebab karena tidak berAC, asap merokok bakal menyebar kemanamana. Berhubung Penumpangnya kebanyakan dari kalangan menengah ke bawah jadi umumnya lebih familiar. Karena tak dapat jatah makan so pasti kita mesti bawa bekal supaya tidak kelaparan. Tapi bisa juga andalin penjual makanan en jajan plus minuman yang sering masuk jika kereta berhenti di salah satu setasiun. Tak hanya penjual makanan, penjual pakaian pun ada yang berdagang di atas kereta.Yang jelas penumpang meski waspada karena seringnya orang lalu lalang seperti itu. sebab yang namanya copet en maling pasti lebih banyak lagi. Tapi percayalah semua itu tetap jadi keunikan tersendiri.Asalkan kau menikmati semua itu jadi hiburan tersendiri

Selasa, Desember 09, 2008

tradisi haji

Mendengar istilah lebaran haji, semua orang tentu sudah tidak asing. Di madura, perayaan lebaran haji lebih meriah dibandingkan idul fitri. Para perantauan asal madura malah memilih mudik saat lebaran haji tiba. Bicara mengenai lebaran haji aku jadi ingat ibu aisiyah, teman dudukku di kereta api gumarang tadi. Ia bercerita salah satu kakak ipar dan suaminya berangkat haji tahun ini. Mereka sudah berangkat tanggal 8 November lalu jadi sekitar tanggal 12 ini mereka sudah pulang dari haji. Seperti umumnya kebiasaan di bojonegoro, kemarin sebelum kakanya berangkat haji, berbagai kegiatan sudah direncanakan. Selama tiga minggu sebelum berangkat mereka mesti menyiapkan makanan untuk orang-orang yang datang ke rumahnya. Tak hanya tetangga kanan kiri rumah tapi juga dari berbagai pelosok tempat. Jadi mereka seperti orang punya gawe tiap hari. Yang paling besar adalah 3 hari sebelum keberangkatan, makanan dan tamunya bisa lebih banyak lagi. Yang berhaji bisa sampai kelelahan menerima tamu. Selama mereka di tanah suci. tiap hari keluarganya mesti menyediakan makan untuk beberapa orang sebagai ganti makan mereka di sana. Setiap malam jumat juga ada acara selamatan kirim doa yang mesti menyiapkan makanan ayam ingkung beberapa biji. Istilahnya sedekah wajib untuk orang haji di bojonegoro. Nanti jika mereka datang mereka harus sediakan pula makanan berikut oleh-oleh bagi semua yang datang ke rumahnya. Orang-orang masih berkeyakinan orang yang baru datang haji doanya makbul sehingga mereka mesti mengunjuginya dan berharap selain bisa dapat berkah juga dapat oleh 2. Lebih dari 300 bingkisan mesti disiapkan keluarganya saat kakak aisiyah pulang. Aisiyah pergi ke surabaya kali ini pun dalam rangka membeli bingkisan tersebut. Biasanya untuk tamu-tamu jauh diberikan kerudung dan kurma sedang tetangga dekat mendapat bagian sajadah dan kurma. Air zam-zam pun mesti dibeli dari ampel sebab persedian dari makah tidak mungkin mencukupi untuk orang sebanyak itu. Yang jelas selama berminggu-minggu sesudah mereka pulang haji tetap harus menyediakan makan dan bingkisan. Tradisi bahwa orang yang berangkat haji dipandang mampu jika mesti merogoh kocek besar lagi hanya untuk memberi makan dan hadiah untuk semua orang sekampung. Tradisi seperti ini sudah banyak ditinggalkan orang-orang yang tinggal di kota besar. Bagaimana tidak biayanya sangat besar mungkin melebihi biaya haji yang hanya sekitar 35 juta.Bukankah biayanya bisa dialihkan untuk menghajikan orang yang belum mampu. Tapi sekali lagi yang namanya adat sulit untuk ditinggalkan.

banjir o banjir

Dalam perjalanan kereta api dari jakarta ke surabaya tadi, aku mendapat teman duduk seorang ibu bersama seorang anak laki2-lakinya. Perempuan itu baru naik di setasiun bojonegoro dan duduk menggantikan cewek teman dudukku dari jakarta yang memang turun di bojonegoro. Awalnya aku cuek waktu dia duduk di sampingku. Tapi entah kenapa aku lihat sepertinya orangnya baik maka kuputuskan mengajaknya mengobrol. Dari obrolan basabasi seputar asal rumah dan tujuan kami jadi bercerita kesana kemari. Salah satu topik yang membuatku tertarik adalah masalah banjir. Aku ingat setahun yang lalu memang di bojonegoro dilanda banjir yang cukup hebat. Tentunya bu Aisiyah pun juga ikut sebagai korbannya.Wanita berusia 39 tahun ini tinggal di kawasan kauman Bojonegoro yang termasuk salah satu lokasi terberat terkena banjir. Ia mengisahkan baru pertama kalinya ia melihat banjir yang sedemikian mengerikannya. Semenjak menikah dengan suaminya M.Showab, perempuan asal Tuban ini sudah tinggal di Bojonegoro.Selama sepuluh tahun ini memang di bojonegoro sering dilanda banjir tapi kejadian di bulan desember 2007 merupakan yang terparah. Aisiyah mengisahkan malam itu saat air sudah mulai menggenangi rumahnya ia buru-buru menyelamatkan barang barangnya. Berhubung suaminya adalah pengurus mushola dekat rumahnya, mereka pun juga membereskan karpet2 di mushola. Banjir yang cukup tinggi membuat semua mesti mengungsi. Kedua anaknya safira dan zizin lebih dulu diselamatkan tetangganya, seorang perempuan yang berani berenang mendorong anaknya sendiri bersama kedua anak aisiyah dengan perahu dari gedebok pisang. Saat sedang membereskan mushola listrik padam. airpun makin tinggi. Aisiyah dan suaminya panik. Showab langsung adzan. Saat ditanya aisiyah kenapa adzan, kata suaminya jika mereka mesti pergi untuk selamanya maka sudah dalam keadaan adzan. Hidup mereka seperti merenggang maut. Mereka ingat bencana tsunami di aceh. Untungnya showab bisa berenang, dengan berenang ia mendorong aisiyah yang masuk ke dalam ember hitam yang biasa digunakan untuk mencuci baju.Dengan susah payah mereka berenang hingga menuju masjid yang merupakan tempat pengungsian. Saat itu mereka sama sekali tak ingat anaknya, bagaimana tidak hampir dua jam mereka berenang. Padahal lokasinya dekat antara rumahnya dan masjid besar bojonegoro. Begitu bisa bertemu anak-anak dan tetangganya ia merasa lega. Selama sebulan mereka mesti berada di tempat penampungan. Rumah mereka terendam air hingga 3 m hingga hanya kelihatan sedikit atapnya. Selama sebulan itu ia lebih banyak puasa.Bantuan makanan tidak bisa diandalkan. Kalaupun ia mengantri jatah mi rebus lebih sering diberikannya pada nenek-nenek jompo tetangganya. Baju yang ada hanya dipakai saat mengungsi. Untung aisiyah mendapat bantuan sebuah daster hingga bisa digunakannya saat sholat.Seminggu di penampungan, anak-anaknya diungsikan dengan perahu boat ke tempat neneknya di Tuban. Jika Aisiyah egois ia bisa ikut mengungsi. Tapi ia tidak tega meninggalkan tetangga-tetangganya yang juga masih mengungsi di masjid. jadi ia tetap sebulan di tempat pengungsian. Sesudah banjir surut, ia kembali melihat rumahnya. Apa yang terjadi, dalam rumahnya hancur berantakan.Semua peralatan rumah tangganya hanyut entah kemana. Baju-baju yang ada dilemari kotor tak karuan. Dengan dibantu keluarganya ia membersihkan lumpur yang tertinggal di dalam rumah hingga menghabiskan uang jutaan. Walaupun begitu rumah itu tetap belum bisa ditempati dan sekarang ia tinggal di rumah kakaknya yang berada di dekat rumahnya yang lama. Aisiyah seperti memulai keluarga baru, sebab semuanya serba baru. Tapi ia masih merasa beruntung sebab setiap bulan ia masih bisa mengandalkan gaji pegawai yang diterima suaminya sebagai guru. Ia pu n masih bisa meneruskan usahanya berjualan baju di pasar. Anak-anaknya bisa bersekolah seperti biasa. Sedangkan tetangganya yang lain banyak yang masih menderita berkepanjangan hingga sekarang. Sehabis bencana banjir akhir tahun 2007, sepanjang tahun 2008 ini sudah 7 kali bojonegoro banjir lagi meski tak sehebat bencana saat itu. Doa mereka hanya semoga takkan ada lagi bencana seperti itu lagi. Hingga mereka bisa hidup damai dan tentram

Minggu, Desember 07, 2008

sholat iedul adha di istiqal

berhubung 2 hari jelang lebaran haji aku mesti tugas di jakarta maka tahun ini aku sholat ied di jakarta. bersama teman-temanku aku sengaja sholat di masjid istiqal yang jadi kebanggaan bangsa Indonesia.Pertimbangannya lokasi dekat pasar baru, basecamp kami. Tentu senang bisa sholat ied bareng puluhan ribu orang di masjid berlantai 5 itu. yang bikin aku tercengang masuk masjid mesti lewat screening kayak di bandara sebab presiden dan wapres sholat di sini. barisan pengamannya alias ajudan dari berbagai angkatan bersenjata tak hanya cowok tapi juga cewek ikut berjaga en sholat mendampingi presiden.Yang bertindak sebagai khotib saja menteri infokom.Lebih dari 7 saluran TV tampak meliput.suasananya beda, meski banyak orang tapi tetap khusyuk.Juru foto amatir, ratusan pengemis, tukang jual koran, penjual makanan juga tampak di luar berharap bisa mengais rejeki. sisi lain yang mungkin takkan ada di masjid-masjid di kotaku, kediri maupun surabaya.  Sungguh pengalaman yang berkesan.